Mohon tunggu...
Ikhlas Prasongko
Ikhlas Prasongko Mohon Tunggu... Administrasi - IT/Pendaki/Fotografer

Penikmat kata/gambar/nada

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gunung Rinjani buat Pendaki Junior

25 Oktober 2022   06:25 Diperbarui: 28 Oktober 2022   10:40 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 12:30 sampai di POS 2. Syafiq sudah menunggu di shelter ojek yang jaraknya dengan POS 2 cuma terpisah oleh jembatan. POS 2 berupa shelter bangunan panggung dan beberapa gazebo. Saat istirahat ada petugas yang mengecek para pendaki yang baru tiba. Petugas minta ditunjukkan hasil print out regristrasi saat tadi di POS Sembalun. Setelah itu kami dipersilahkan melanjutkan perjalanan.

Sempat mengobrol dengan rombongan pendaki lain. Ternyata pendaki lokal dari Lombok, salah satu diantaranya ada yang sama-sama pakai decker. Ternyata juga pernah cidera di lutut. Salah satu ototnya ada yang putus. Tapi masih nekad juga melakukan pendakian. Ternyata ada yang lebih parah dari saya.

Rombongan mereka nanti malam juga akan ngecamp di Plawangan Sembalun di Point 5. Lokasi yang paling dekat dengan sumber air. Karena akan ngecamp di lokasi yang sama, saya minta tolong jika besok nitip 1 anggota yang mungkin tinggal di tenda karena tidak ikut summit. Dengan senang hati, mereka bersedia membantu.

Menyenangkan bisa interaksi dengan orang lain saat pendakian. Bukan hanya dengan sesama pendaki, tapi juga dengan yang lainnya siapapun orangnya. Akan banyak informasi yang bisa didapat dan mungkin nanti bisa bermanfaat. Ini adalah pelajaran ketiga dalam pendakian ini.

Sirhan & Zaidan masih jalan di depan, Syafiq di belakang dengan saya. Sepertinya Syafiq memang salah bawa keril. Di pendakian sebelumnya ke Gunung Butak Malang dipinjami kerilnya Sirhan. Di pendakian ini tidak tahu pinjam siapa. Padahal saat dicoba di rumah katanya sudah ok. Sepatu yang dikenakan ternyata juga kurang ok, memang bukan sepatu outdoor dan agak kebesaran.

Satu jam kemudian sudah tiba di POS 3. Seperti halnya di POS 1 & POS 2, di sini juga ada penduduk lokal yang menjajakan minuman, snack, gorengan, nanas, pisang dan semangka. Istirahat agak lama untuk makan nasi bungkus dan sholat. Beli 1 buah nanas seharga Rp 25.000 dan minta kepada ibu yang jualan untuk sekalian dikupas kulitnya. Aroma dan rasa buah nanas yang kuat ini memang bisa meningkatkan energi saat stamina sudah mulai turun. Di POS 3 ini sempat ngobrol dengan pendaki dari India, rombongan 1 keluarga, pasangan orang tua dan 3 anaknya yang sudah dewasa semua.

Sebelum melanjutkan pendakian, saya memikirkan Syafiq. Bagaimana caranya agar bisa sampai di Plawangan. Trek POS 3 ke Sembalun cukup berat bagi pendaki pemula. Paling cepat 4 jam pendakian normal. Jarak dengan Sirhan dan Zaidan nanti bisa makin jauh. Ada kemungkinan hari sudah gelap tapi belum sampai di Plawangan. Tidak mau menanggung resiko ini, untuk mengurangi beban akhirnya cari ojek yang bisa membawa keril sampai ke Plawangan. Dua rombongan porter yang ditawari tidak ada yang bersedia karena bawaan sudah berat. Beruntung porter yang berikutnya bersedia membawa kerilnya Syafiq dengan biaya Rp 150.000. Janjian nanti ketemuan di Plawangan Sembalun Point 5.

Sirhan dan Zaidan jalan duluan karena stamina masih ok. Tidak masalah jika sudah sampai di Plawangan duluan dan menunggu disana. Tidak perlu kawatir tersesat karena trek sudah jelas dan banyak pendaki lain. Jarak masing-masing jangan terlalu jauh apalagi tidak sampai terlihat. Yang paling penting jangan tinggalkan temanmu sendirian. Ini adalah pelajaran keempat di pendakian ini.

Di treking ini, saya & Syafiq barengan dengan rombongan pendaki lokal. Diantaranya ada pendaki cilik yang umurnya masih 8 tahun. Semangat pendaki cilik ini luar biasa, tidak terlihat raut wajah yang kecapekan. Benar-benar menikmati pendakian yang mulai berkabut dan beranjak senja. Sengaja memilih beriringan dengan rombongan pendaki ini. Berharap semangat dari pendaki cilik ini menular ke Syafiq.

Tanjakan demi tanjakan dan berkali-kali kabut datang dan pergi di sela-sela pohon pinus yang tidak begitu lebat. Angin masih bersahabat dan udara belum begitu dingin. Tapi hari sudah mulai gelap, headlamp segera dipakai untuk membantu menerangi jalan. Sepertinya sudah akan sampai di Plawangan Sembalun. Beberapa menit kemudian ada persimpanan dan ada penunjuk arah ke kiri. Rombongan dengan pendaki cilik mengambil jalur yang lurus. Saya hanya mengikuti saja, toh nanti juga akan sampai di Plawangan. Diberitakan sejak Gempa Lombok tahun 2018, banyak jalur yang tertutup kena longsoran dan akhirnya dibuatkan jalur baru.

Jalur lurus ini memang lebih pendek tapi tidak ada pijakan kaki karena habis longsor. Tanah berpasir dan tanjakannya cukup terjal. Waktu tempuhnya jadi lebih lama. Setelah ketemu lagi dengan jalur yang dari arah kiri, ternyata Sirhan datang menjemput. Mungkin kawatir karena saya & Syafiq tidak juga sampai di Plawangan. Menurut Sirhan jaraknya 30 menit. Jadi cukup lama dia menunggu di Plawangan Point 1 bersama Zaidan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun