Mohon tunggu...
Ikhlash Hasan
Ikhlash Hasan Mohon Tunggu... lainnya -

Dare to dream

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Petani Kecil vs Tengkulak

28 April 2014   02:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:07 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Indonesia adalah negara agraris (katanya), dimana sebagian besar masyarakatnya adalah petani. Rata-rata petani di Indonesia boleh dikatakan adalah petani kecil (kepemilikan lahan kurang dari 1 ha). Petani-petani di indonesia saat ini sudah menjadi petani komersil (petani yang berusaha tani dengan tujuan untuk konsumsi sendiri dan dijual ke pasaran untuk mendapatkan keuntungan), hanya sedikit sekali pada saat ini ditemui petani subsisten (petani yang tujuan usaha taninya hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau keluarga).

Defenisi tengkulak menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia “pedagang perantara (yang membeli hasil bumi dsb dari petani atau pemilik pertama) sedangkan menurut wikipedia tengkulak adalah orang yang memberi pinjaman uang tidak resmi atau resmi dengan bunga tinggi.

Dalam memasarkan hasil pertanian banyak sekali petani kecil yang kesulitan dalam memasarkan hasil pertaniannya, hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Sebagaimana kita tahu indonesia adalah negara kepulauan yang luas, masih banyak daerah-daerah sentra pertanian yang belum terjangkau sarana dan prasarana yang memadai yang mengakibatkan hasil pertanian daerah-daerah sentra menemui kesulitan untuk dipasarkan bahkan mungkin tidak bisa di pasarkan. Produk-produk pertanian adalah produk yang cepat busuk, jadi tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama sebelum dipasarkan.

Petani-petani kecil juga dihadapkan pada persoalan permodalan, masih banyak dari para petani yang belum terjangkau oleh lembaga keuangan dan kalaupun sudah tersentuh lembaga keuangan, kebanyakan petani enggan berhubungan dengan lembaga keungan seperti perbankan yang bunganya cukup tinggi untuk petani kecil. Pada akhirnya petani mengandalkan jasa tengkulak yang dapat memberikan pinjaman tanpa bunga dengan catatan hasil tani mereka dijual pada si tengkulak.

Dengan bekerjasama dengan tengkulak maka banyak sekali kerugian yang akan didapatkan oleh petani kecil. Keuntungan yang didapat tidak seberapa, seperti tersedianya permodalan, sudah ada penampung hasil taninya. Tapi kerugian petani kecil dengan bekerjasama dengan tengkulak adalah :

1. Keuntungan hasil usahatani akan terbagi dengan tengkulak, bahkan lebih sering tengkulak mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan petani.

2. Tengkulak sering menjadi orang yang menetukan harga, terkadang sangat jauh dari harga pasar dengan alasan adanya biaya penyimpanan, pengangkutan dan lain-lain.

3. Ketika usahatani yang dijalankan petani berhasil tentu mereka tidak akan kesulitan membayar hutang yang sudah ada pada perjanjian di awal tapi apabila usahatani mereka gagal maka yang tertinggal menumpuknya hutang si petani.

Itulah beberapa kerugian yang akan ditanggung oleh petani kecil apabila bekerjasama dengan tengkulak. Kita juga tidak dapat menyalahkan si petaninya, saya yakin mereka juga tak mempunyai pilihan lain meski pilihan tersebut sangat merugikan mereka. Hal lain yang dapat merugikan petani adalah saluran tataniaga yang terlalu panjang seperti (Petani - pedagang perantara - pedagang pengumpul - Konsumen akhir) tapi ini tidak mutlak karena terkadang dengan saluran tataniaga yang pendek pun petani malah mendapatkan untung yang lebih kecil dibandingkan dengan saluran tataniaga yang lebih panjang.

Selain masalah permodalan dalam usahatani, seringkali hasil usahatani tidak memuaskan yang biasa disebabkan penggunaan pupuk yang tidak sesuai standar, serangan hama penyakit. Kita tahu, kehidupan petani kecil di Indonesia masih jauh dari kata cukup. Seringkali mereka para petani menggunakan modal yang sudah didapat untuk keperluan keluarga diluar usahatani sehingga modal untuk berusahatani menjadi berkurang. Beberapa komoditas hasil pertanian yang sering jadi makanan empuk para tengkulak adalah komoditi hortikultura terutama sayur-sayuran dan beberapa komoditi hasil perkebunan seperti getah karet dan sawit.

Harapan saya kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait.

1. Pertanian adalah penghasil devisa negara yang sangat tinggi, tapi pada kenyataannya masih sangat banyak petani di indonesia hidupnya masih di bawah taraf kemiskinan.

2. Pemerintah sudah seharusnya membangun sebuah lembaga keuangan yang mampu menjangkau para petani kecil agar mereka tak lagi kesulitan dalam permodalan.

3. mengingat sarana dan prasarana yang masih kurang memadai di daerah-daerah alangkah baiknya dari sekarang pemerintah fokus mengembangkan sarana dan prasarana di daerah, jangan terkesan hanya fokus di daerah-daerah yang sebenarnya sudah memiliki sarana dan prasarana yang baik.

4. Saya sering melihat masih banyak petani yang bekerja sendiri-sendiri tanpa adanya lembaga yang menaungi mereka, kalaupun ada kelompok tani kebanyakan dari kelompok tani tidak berjalan hanya stag di tempat.

5. Peran penyuluh pertanian yang seperti ada dan tiada. Banyak sekali kasus petani latah, ketika harga cabai mahal di pasaran mereka berbondong-bongdong ikut nanam cabai ketika panen harga cabai anjlok karena banyaknya pasokan di pasaran. Sudah seharusnya penyuluh pertanian bekerja lebih keras.

6. Semoga petani-petani indonesia bisa terlepas dari garis kemiskinan dan mereka mampu menjadi mandiri serta Pertanian Indonesia semakin jaya tan tangguh.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun