Mohon tunggu...
Ikhlash Hasan
Ikhlash Hasan Mohon Tunggu... lainnya -

Dare to dream

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Stop Bullying" (Pengalamanku Pernah Membully)

7 Mei 2014   14:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13993866591311931646

[caption id="attachment_306296" align="aligncenter" width="237" caption="Ilustrasi : fanpop.com"][/caption]

Ya, begitulah kira-kira. Saya bukanlah korban bullying tapi malah sebaliknya pernah melakukan bullying terhadap teman sekelas ketika SD kelas 1. Kenapa saya tertarik menceritakan kembali pengalaman saya pernah membully teman, karena saya sekarang mersa menyesal dan merasa bersalah, kenapa dulu saya melakukan itu. Memang ketika itu usia saya masih enam tahun, masih terlalu kecil untuk anak seusia itu memikirkan dampak dari perbuatannya.

Saya akan ceritan sedikit, tindakan-tindakan bullying apa saja yang saya lakukan ketika itu. Sebenarnya tindakan yang saya lakukan tidak seperti yang banyak diberitakan media-media, tapi walaupun begitu saya yakin korban bullying saya waktu itu pasti tetap akan mengingat perlakuan yang kami berikan terhadapnnya. Saya tidak sendirian melakukannya, tapi malah beramai-ramai dengan teman satu kelas.

Sekitar taun 1996, usia saya ketika itu sekitar enam tahun. Saya duduk di kelas satu SD, ketika itu satu kelas saya tidak ingat jumlah muridnya berapa orang. Layaknya anak-anak, saya sangat menikmati kehidupan saya waktu itu, bermain dan bermain. Satu moment yang sekarang mengusik pikiran saya, moment dimana saya dan teman-teman satu kelas membully salah satu teman sekelas. Bisa dibayangkan anak-anak usia enam tahun yang pada waktu itu bisa dibilang zaman dulu, tapi sudah melakukan bullying. Pada tahun tersebut saja kami sudah berani melakukan tindakan bullying bagaimana dengan anak-anak` sekarang yang telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman.

Sebut saja nama teman saya sekaligus korban bullying kami itu Bunga. Pada waktu itu sekolah masih menganut sistem cawu, tindakan-tindakan bullying kami dimulai pada waktu itu. Bunga teman saya adalah anak yang menurut saya agak lemah secara fisik, kami sangat senang mengerjainya. Sampai dia menangis, kami akan merasa senang mendengarnya, kami merasa puas ketika melihat dia menderita. Mulai dari menjambak rambut, toyor kepala, dorong, sungguh tidak tega rasanya kalau diingat-ingat lagi masa itu. Saya sangat merasa bersalah kepada teman saya bunga.

Bisa dibayangkan seorang anak yang lemah berhadapan dengan kami beberapa orang anak menyerang secara brutal tanpa ada belas kasih. Kalau dipikir-pikir sekarang itu sungguh tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan anak seusia kami. Begitulah setiap harinya, kami tak bosan membully teman kami bunga, perasaan senang dan bahagia ketika melihat air matanya menetes. Di sekolah kami habiskan waktu untuk mengerjainya begitupun pulang sekolah kami juga masih sempat berbuat anarkis.

Ngeri saya membayangkan hal itu sekarang. Kenapa anak seusia saya waktu itu sudah bisa berbuat anarkis? apa yang salah, Kenapa kami begitu senang ketika melihat teman sendiri dianiaya. Setahu saya dirumah maupun disekolah saya sudah diberi pengertian pentingnya saling mengasihi satu sama lain, tapi entah mengapa saya masih bisa berbuat seperti itu. Saya masih ingat sekali bagaimana ekspresi teman saya ketika dirinya dibully secara masal, bocah yang tak berdosa tapi malah diperlakukan seenaknya oleh kami teman-temannya. Perbuatan yang kami lakukan sama sekali tidak diketahui pihak sekolah, meski kami sering membullynya di sekolah. Begitupun dengan teman saya ini, saya rasa dia tidak pernah mengadukan perbuatan kami terhadapnya kepada orang tuanya, karena tidak pernah ada laporan dari orang tuanya kepada pihak sekolah tentang perbuatan kami kepada anaknya.

Setelah beberapa waktu, akhirnya teman saya tersebut pindah sekolah. Saya tidak tahu apakah ini ada hubungannya dengan perlakukan kami atau tidak, karena pada waktu itu dari pihak sekolah hanya mengatakan bahwa teman saya itu pindah. Semenjak kepindahan teman saya tersebut, dimana dia tidak sampai satu tahun satu sekolah dengan saya, Alhamdulillah kami tidak lagi melakukan tindakan bullying terhadap teman lainnya.

Pesan saya terhadap orang tua yang mungkin mempunyai anak-anak, tolong lebih diawasi lagi, jangan sampai terjadi apa yang seperti saya dan teman-teman saya lakukan. Sekarang yang ada hanya rasa penyesalan kenapa saya berbuat demikian, kenapa pada waktu itu saya senang melihat orang lain menderita. Saya sungguh dihantui rasa bersalah atas sikap saya dimasa lampau, meskipun pada waktu itu usia saya masih enam tahun.

Terkhusus buat teman saya Bunga (nama samaran) saya sungguh minta maaf atas sikap tidak mengenakkan yang saya lakukan dengan teman-teman sekelas. Kalau bertemu langsung saya akan langsung menyatakan permintaan maaf. Semoga sikap kami dimasa lampau tidak berdampak pada perkembangan teman saya tersebut.

Sekali lagi "STOP BULLYING", bullying adalah perbuatan yang sangat kejam apalagi sampai dilakukan beramai-ramai. Buat korban bullying saya sarankan cari perlindungan apabila anda merasa diperlakukan tidak baik dan buat yang membully, tolong hentikan dari sekarang karena perbuatan itu hanya akan merugikan orang lain serta juga diri sendiri sebab pada akhirnya yang ada hanya penyesalan seperti yang saya rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun