Mohon tunggu...
Ikhlash Hasan
Ikhlash Hasan Mohon Tunggu... lainnya -

Dare to dream

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Modus Baru Jualan Penutup Sakelar MCB Ke Rumah-Rumah

30 Mei 2014   05:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_308959" align="alignnone" width="194" caption="Ilustrasi : rt9net.blogspot.com"][/caption]

Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke tempat salah satu saudara yang berada di Kota Pekanbaru Ibukota Propinsi Riau. Kebetulan Saudara saya ini mengontrak salah satu rumah petak di sebuah komplek yang baru saja selesai pembangunannya dan saya lihat masih banyak rumah yang belum dihuni oleh pemiliknya tapi semua rumah di komplek tersebut sudah ada pemiliknya.

Siang itu saya sedang asik bercengkerama dengan saudara tiba-tiba datang seorang bapak-bapak dengan sepeda motor yang membawa banyak penutup Sakelar MCB, sang bapak yang terlihat seperti seorang petugas PLN langsung mendatangi rumah yang dikontrak saudara saya. Setalah menyapa tanpa basa-basi dan meminta izin terlebih dahulu si bapak ini langsung saja memasang perangkat penutup sakelar MCB yang sekarang mulai banyak dipakai orang karena terlihat lebih aman.

Kami yang melihat hanya diam saja tanpa bertanya dan curiga sama sekali ketika si bapak itu memasang penutup sakelar MCB yang dibawanya. Tidak sampai 5 menit alat tersebut selesai dipasang tanpa ba bi bu si bapak langsung menagih uang sebesar Rp.60.000, kami yang sedari tadi hanya diam jadi melongo jadi bayar toh, kok ngga bilang dari awal tapi salah kami juga kenapa tidak bertanya di awal. Mungkin harga Rp.60.000 tidaklah terlalu mahal cuma saya rasa perangkat penutup yang hanya terbuat dari bahan plastik harganya tidaklah sebesar itu. Kenapa kami di awal tidak bertanya kenapa dipasang alat tersebut karena kami berpikiran ini pasti tidak bayar kan orang yang masang tidak minta bayaran di awal, lagian juga bisa jadi ini kebijakan pengelola komplek mengingat ini adalah perumahan baru.

Mungkin memang akan lebih baik sakelar MCB dipasangi tutup dari luar agar lebih aman, cuma cara si bapak menjual produknya menurut saya kurang etis saja. Dari harga mungkin tidak seberapa tapi saya rasa tetap saja harus meminta izin pemilik rumah terlebih dahulu, kan ngga enak juga tiba-tiba ditagih harus bayar sejumlah uang padahal belum minta izin, sebagai konsumen bisa saja kami protes tapi waktu itu karena itu alat sudah terlanjur dipasang ya sudah kami bayar saja tapi tetap kami sedikit agak dongkol.

Begitulah salah satu modus baru untuk mencari keuntungan yang dilakukan oleh seorang bapak-bapak dengan gaya yang terlihat seperti pegawai PLN yang sedang bertugas dan sasarannya adalah pemukiman-pemukiman baru seperti yang saudara saya alami. Saya yakin pasti sudah banyak yang mengalami hal yang seperti saya dan saudara saya alami, bagi pembaca yang belum jadi korban hati-hati saja dengan modus jualan seperti ini, mungkin yang dijual memang memberikan manfaat tapi kalau ujung-ujungnya duit tanpa kesepakatan di awal sama saja dengan pemaksaan.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun