Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buku-buku yang Kubaca (2)

8 Januari 2023   05:48 Diperbarui: 8 Januari 2023   06:08 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Bartosz Kwitkowski - unsplash.com/@smee 

Aku masih jarang menulis puisi belakangan ini
Karena aku tak tahu apa yang harus kutulis
Ada banyak catatan yang terbiar menua
Kumpulan kata-kata purba
Yang kupikir bisa membikin manis puisi-puisiku nantinya
Tapi tak juga kugunakan untuk mencatat kehadiranmu
Sebagai sisa lain dari hidupku
Yang sempat kukira tak ada
Selain kehilangan yang berulang

Larik-larik yang terbengkalai
Bait-bait yang tak selesai
Puisi-puisi setengah jadi
Yang telah lama hanya jadi coretan kala senggang
Yang kupikir waktu akan merampungkannya
Tapi tak juga kulirik dan merombaknya ulang
Untuk mengungkapkan perasaanku padamu
Rasa lain dari hidupku
Yang selama ini kusangka telah habis masanya
Yaitu rasa bahagia mendapatkan seseorang yang kucinta

Aku masih jarang menulis puisi belakangan ini, Nona
Aku lebih sering membaca
Sampai aku tak tahu buku mana yang lebih kusuka
pengarang mana yang sering kukutip tulisannya
Dan di bab mana yang paling banyak kububuhi penanda
Terlalu banyak buku dan waktu
Yang kuhabiskan untuk merasa bahwa aku baik-baik saja
Namun setelah aku menemukanmu
Ada sesuatu yang meledak-ledak dalam dadaku
Dan sepertinya aku tak bisa dibilang baik-baik saja
Tapi aku mencanduinya

Dan dari buku-buku yang kubaca
Kebanyakan terdiri dari genre motivasi
Sebagai self development untuk tak lagi menjadi rapuh
Bila suatu saat kau pergi meninggalkanku
Genre puisi sebagai self healing
Untuk menumpahkan rasa
Menari bahagia atau menangis bersama kata-kata
Dan genre religi sebagai self control
Untuk mengingatkanku agar hidup sesuai jalur
Dan tak berlebihan merindukanmu

Maafkan aku, Nona
Kali ini aku tak bisa menyebutkan satu persatu
Judul serta nama pengarangnya
Karena siapapun dan sehebat apapun tulisannya
Aku lebih suka menuliskanmu dalam catatan ini
Sebagai satu-satunya puisi
Yang tak pernah habis kuselami, lagi dan lagi
Meski aku jarang menuliskannya

Kau mungkin tahu
Aku masih jarang menulis puisi belakangan ini
Terlalu banyak hal yang ingin kutulis darimu
Dan aku tak tahu harus mulai dari mana
Aku juga tak mampu begitu saja mengungkapkan semua yang kurasa
Karena kata-kata tak akan pernah sanggup mewakilinya

Nonaku
Kutulis catatan ini untukmu
Sebagai puisi penyicil rindu yang begitu menggebu
Dan kuharap cintamu tak pernah habis
Meski usia mengikis belulang kata-kata
Dan kita

Satui, 08 Januari 2023

Baca juga: Buku-buku yang kubaca (1)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun