Aku serupa setumpuk bait puisi harapan
yang mendingin di koridor-koridor sunyi
disulut gigil oleh seolah-olah yang ponggah
atau akan yang seakan-akan
telah melamar masa depan
Sebab aku telah menyigi lembaran sejarah
yang dijarah di bentangan jalur rempah
menyaksikan beragam janji dan sumpah
hanya untuk mendapatkan simpati dan upah
dari jelata yang mencari kebebasan bernarasi dan
penyambung lidah atas mimpi-mimpi
yang nyatanya tidak lebih dari sekadar
pembicara yang basa-basi
Hingga aku semakin dingin dan tenggelam
di jeram kegelapan paling malam
melihat kenyataan hanya berkutat
pada klausa basi yang banyak menyimpan
seolah-olah yang seakan-akan
sedangkan hidup tak pernah sebatas angan-angan
Angsana, Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H