Tuhan, aku sayang sekali kepada perempuan ini. Perempuan yang ketika senja tiba selalu menyambut malam dengan kehangatan. Membuatkanku secangkir teh yang diaduk dengan sejumput senyuman. Kemudian merebahkan segenap lelahku pada cerita-cerita yang berakhir bahagia. Tanpa sempat dihantui putus asa
Benar, Tuhan. Aku sayang sekali kepada perempuan ini. Perempuan yang ketika malam telah larut, ia rajin mengusap tiap helai rambutku. Terkadang mengecup keningku yang kering oleh carut-marutnya masalalu
Tuhan. Terima kasih. Telah Engkau kirim perempuan baik ini. Perempuan yang selalu merangkai buket embun dalam tadah pintanya yang ranum. Pada saat pagi masih membuta. Hingga aku tersadar, bahwa waktuku dibangun oleh doa-doanya yang senantiasa mekar.
Angsana, 09 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H