Kini siang begitu lengang untuk kususuri
Batulicin, Lasung, Angsana
rute yang belum pernah kuambil
dan jalan pintas yang tak sesepintas
saat kau memutuskan untuk pergi
Kubuntuti saja ular navigasi yang melingkar
di layar gawaiku yang
semakin hari semakin ketinggalan
terlebih tanpa adanya kabarmu
sama seperti kepalaku yang
memilih diam dan tinggal di masa lalu
"Ke arah timur laut, ke jalan Batu Benawa!"
"Dalam 400 meter belok kiri!"
"Lanjutkan sejauh 6 kilometer!"
Meski sebenarnya
aku tak pernah sedikit pun bisa
mendikte perihal jarak dan arah
kapan motorku akan sampai
dan kapan akan singgah
apalagi meniti sisa tempuh perjalanan
dengan mengulang-ulang pertanyaan;
sudah berapa kali menyalip angkot?
dan berapa kali lagi jalanan akan berbelok?
Sebab seberapa pun berapa dan kapan itu diulang
motorku tetap akan sampai ke tujuan
walau tak pernah bisa menujumu
dan mencari kehilanganmu yang
tenggelam lalu mendingin di ujung waktu
Bila nanti aku telah puas menikmati singgah
hingga sampai kepada pulang yang kusebut rumah
aku akan merebahkan seluruh lelahku yang
kerap singgah semenjak kisah kita kau akhiri
hanya dengan menyisakan sekata entah
tapi barangkali malam ini akan begitu dingin
dan aku akan kembali tersesat
dalam ingat yang melabirin, nampaknya
Batulicin-Angsana, 06 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H