Melanjutkan artikel sebelumnya, setelah lebih sebulan semenjak saya menerima hadiah sekaligus amanah dari Widz Stoops Anniversary Event, akhirnya amanah itu telah terlaksana dengan penuh bangga.
Bagi saya, tema Semangat Berbagi yang diusung telah benar-benar menjadi lingkaran kebaikan. Bagaimana tidak, hubungan yang tercipta tidak hanya antara pemilik event dan pemenang. Jauh lebih dari itu, ada sisi kemanusiaan dan persaudaraan yang terjalin. Di mana kita saling membantu dan saling mendoakan antara kita.
Saya sangat bersyukur bisa ikut terlibat dan menjadi salah satu pemenang di event tersebut. Terlebih saya bisa membantu paman saya sendiri. Di mana hadiahnya saya alokasikan untuk pemasangan atap rumah beliau.
Artikel ini bukan tentang drama seremonial penyerahan hadiah, melainkan wujud nyata kebermanfaatan yang saya dan keluarga rasakan.
Pada awalnya saya bingung, akan digunakan untuk apa hadiah tersebut. Karena memang, untuk memperbaiki rumah perlu dana tambahan lebih.Â
Namun, setelah beberapa hari menginap di rumah paman, saya mengalami hal yang miris. Ketika hampir tertidur, tiba-tiba hujan deras mengguyur masuk ke dalam rumah dan saya kehujanan, sampai kasur saya basah terkena tempiasnya.
Begitu juga ketika siang, saat paman pergi ke sawah, saya dan tetangga membicarakan banyak hal tentang paman dan rumahnya. Juga tentang program bedah rumah dari pemerintah yang diajukan aparat setempat. Namun tak kunjung jelas kabarnya. Padahal, melihat kondisi rumah sudah tak memungkinkan untuk terus menunggu, apalagi yang belum pasti.
Ketika malam, setelah mengantongi banyak informasi, saya memberanikan diri bicara dan mengajak paman untuk memperbaiki rumah dengan dana yang ada. Sementara hanya cukup untuk mengganti atap-atap yang bocor saja.
Lagi pula sudah ada simpanan atap dari seng yang paman beli dan ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Jadi tinggal sedikit tambahan, perkakas dan alat-alat tukang untuk pemasangan.
Sejenak paman terdiam, kemudian ada aura bahagia yang terpancar dari wajah tuanya. "Terima kasih, ini paman terima," ucapnya.
Lingkaran Itu Bernama Solidaritas
Rabu, 11 Maret 2020, waktu yang ditetapkan. Beberapa tetangga datang dengan suka rela gotong royong ikut membantu dan tentu saja ada tukang yang mengarahkan. Para ibu-ibu bertugas memasak makanan dan menyediakan minuman.
Ada pula tetangga yang tidak bisa datang karena ada kesibukan, tetapi tak menyurutkan semangatnya untuk membantu. Terlihat dari gula, kopi dan teh yang ia berikan.
Alhamdulillah, pekik ini keluar. Begitu pun paman dan seluruh orang yang terlibat serta ikut menyaksikan proses pengerjaan, tak terkecuali beberapa orang yang saya beri tahu di tempat jauh. Macam Bunda Anis dan beberapa Kompasianer lain yang kerap bertukar kabar dengan saya.
Dengan harapan, akan muncul Widz-Widz lain yang akan membentuk semakin banyak lagi lingkaran kebaikan di antara kita. Salam untukmu, Mbak Widz. Juga untuk seluruh jiwa yang dihuni rasa kasih pada sesama manusia.
Ikhlas Julak Anum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H