Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Riwayat Petang

14 Januari 2020   14:44 Diperbarui: 14 Januari 2020   18:21 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com

Matahari kelimpungan
Menyadur wajah-wajah mendung
Dengan beragam narasi
Yang dibiarkan mati
Di aspal-aspal jalanan

Tersadai
Di pusat-pusat kota
Merutuki si lalim kuasa
Yang membantai kepedulian
Demi mempertahankan singgasananya

Wajah-wajah mendung itu
Ingin sekali menangis
Tapi air matanya telah habis
Untuk membasuh ludah pahit penguasa
Yang telanjur membedaki muka

Matahari kemudian meradang
Tak ada yang bisa diriwayatkan oleh petang
Selain pekik semesta yang lantang
Meneriakkan keadilan
Tanpa pernah disuguhi kepastian

Dokumentasi Kombatan
Dokumentasi Kombatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun