Matahari kelimpungan
Menyadur wajah-wajah mendung
Dengan beragam narasi
Yang dibiarkan mati
Di aspal-aspal jalanan
Tersadai
Di pusat-pusat kota
Merutuki si lalim kuasa
Yang membantai kepedulian
Demi mempertahankan singgasananya
Wajah-wajah mendung itu
Ingin sekali menangis
Tapi air matanya telah habis
Untuk membasuh ludah pahit penguasa
Yang telanjur membedaki muka
Matahari kemudian meradang
Tak ada yang bisa diriwayatkan oleh petang
Selain pekik semesta yang lantang
Meneriakkan keadilan
Tanpa pernah disuguhi kepastian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H