Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mimpi Indah di Langit-langit yang Basah (3)

3 Juni 2019   12:31 Diperbarui: 3 Juni 2019   12:46 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

<<< Sebelumya

Hamdi terdiam, menatap perempuan itu perlahan membuka tangan, menampakkan sisa-sisa air mata di wajah piasnya. Saat itu juga, ia tahu, Fitri perlahan membuka harapan untuknya.

"Semuanya tidak akan mudah, aku tahu. Tapi, kau harus percaya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Kita hanya harus yakin padanya. Fitri, aku mohon ..." Hamdi menatap tepat langsung pada iris cokelat milik Fitri. "percayakan hatimu padaku. Izinkan aku memilikinya dalam ikatan halal atas nama Allah."

Sorot sayu itu, membelalak tak percaya. Ditatapnya sekali lagi wajah Hamdi. Tidak ada yang berubah di sana. Hanya kesungguhan tekad yang membara.

"Kita tidak hidup untuk satu hari. Ada banyak masa terbentang di hadapan. Setidaknya, bila kita bersama, kita akan saling menguatkan."

Beberapa saat hening, tak ada satu kalimat pun terucap. Suasana haru tak henti-hentinya mengudara. Hingga Hamdi kembali membuka suaranya dengan tegas. "Besok, aku akan datang dan membawamu ke rumahku, kita akan melangsungkan pernikahan di sana, kuharap tak ada lagi penolakan."

Hanya anggukan yang dapat Fitri perlihatkan. Tak ada kata-kata, tapi yang pasti kebahagian telah memenuhi dadanya.

****

Hari ini, matahari sangat cerah menyapa dunia. Seolah menjadi saksi bagi hari yang paling membahagiakan untuk sepasang mimpi indah, karena impian dua insan tersebut telah menjadi kenyataan. Ijab kabul sudah dilaksanakan. Shigat-shigat pernikahan pun telah diucapkan.

"Kau tahu, kenapa aku menyebutmu si mimpi indah di langit-langit yang basah?"

Hamdi hanya mengernyitkan dahinya. Menunggu kelanjutan ucapan sang istri dengan rasa penasaran.

"Karena, saat mengingatmu, air mata selalu membasahi pipi. Kemudian yang paling parah bahkan saat tidur, saat memimpikanmu, tak jarang hujan membangunkanku dengan tetesannya."

"Karena atapnya bocor." Hamdi menyambung ucapan istrinya, tertawa lepas. Disusul dengan gelak Fitri yang sebelumnya tawa itu hanya sebagai penutup luka, tapi kini benar-benar menjadi ekspresi bahagia.

Setiap orang memiliki kekurangan tersendiri. Bahkan orang yang terlihat sempurna pun tidak akan pernah lepas dari hal itu.

Cinta ada untuk saling melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh pasangan. Bukan ketika mengetahuinya, lantas pergi meninggalkan.

Selesai.

Bagian 1
Bagian 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun