Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Guru

2 Mei 2019   09:01 Diperbarui: 2 Mei 2019   19:44 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat semua orang terlelap. Sang guru bangun mengusik mimpi. Menjeda hening dengan serangkaian doa. Walau gigil malam masih angkuh menyelimuti tubuh rentanya.

Di atas hamparan sajadah, air mata bersuar bagai mutiara. Jatuh terlepas dari kaca-kacanya. Menyemaikan benih segala harap untuk anak bangsa.

Di kaki pagi, ia telah mengayuh sepedanya. Mengatur kayuhan demi kayuhan, untuk bisa sampai ke sekolah. Tempat di mana ia bisa membagi segala ilmunya.

Meski sang guru telah memasuki usia senja. Ia tetap semangat melukis warna-warni damai pada dinding-dinding dunia. 40 tahun mengabdi, tanpa lelah memapah bakti pada pendidikan anak negeri. Status honorer masih ia emban dengan suka cita. Tetap berlapang dada pada keadaan. Agar bisa terus mengajarkan ilmu hingga di akhir kehidupan.

Angsana, 02 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun