Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rekonsiliasi Hati

26 April 2019   05:23 Diperbarui: 26 April 2019   13:49 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca ini tak karuan. Mendung masih menjadi hal paling canggung di langit semesta. Sejak embun menjejak kemarau dan kering mengabui hujan di dangau yang lampau. Membasahi atap-atap resah, hingga porak-poranda. Melepaskan deret bilangan lelah di terik renjana. Bergumul dengan sejuk, juga amarah. Cinta kita tak mau kalah.

Amukan rasa semakin mendesak pagar-pagar ego dengan ultimatum rindu di penghujung deraian tangis. Hingga awan tersibak dari perkumpulannya. Saat kutemukan kata rekonsiliasi di selembar layar kontroversi. Di mana terjadi tawar menawar dalam mencocokkan harga diri pada panggung pejabat negeri.

Berkaca dari manuver mereka, kurasa, berdamai dengan hati adalah jawaban dari segala tanya. Tentang geliat bisik-bisik cinta yang kelu tertutup malu. Pertarungan ini harus sama-sama kita menangkan. Bagaimanapun caranya. Menahan sabar sebentar demi menjinakkan kediaman diri paling berisik ini. Menuntaskan pandangan di antara kisi-kisi jendela dan beranjak menuju meja-meja diskusi.

Duhai, marilah kita membahas mimpi-mimpi serta tuntutan hati. Menyatukannya menjadi padu dan membuang yang tak perlu. Hingga runtuhlah ego di tangan gemuruh sepakat dengan senyum persetujuan. Tak ada lagi kediaman diri, yang ada hanyalah hangat temu yang memuai kebekuan rindu. Bersama merenda asa dalam tautan cinta.

Angsana, 26 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun