Kau seperti batu. Pemuisi rindu di balik gua yang begitu bisu. Tegas menimpuk angkara rasa berdarah prasangka. Amuk merobek bungkam, hingga mengalir ucap sejuta pesona.
Ya ... Pesonamu berbunyi rengek manja. Bergulir angkuh melindas alter ego yang terlampau dibangun. Hancur tanpa sekata sisa, lalu menyentuh titik paling lemah di benteng terakhir.
Dasar kau, Batu!
Kini, kau menjelma arca keabadian dan prasasti kesetiaan. berdiri tanpa memahami sepi sejak senja meninggalkan lahan, hingga fajar mendekap di peraduan. Tak kenal panas maupun hujan.
Angsana, 25 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H