Mohon tunggu...
ikfina amaliya
ikfina amaliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FTIK UNISNU Jepara

seneng deh kalau bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Budaya Literasi Melalui Daily Activity

6 Mei 2023   01:02 Diperbarui: 6 Mei 2023   01:04 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat yaitu memberi motivasi kepada anak untuk gemar membaca agar mereka memiliki kesadaran akan pentingnya membaca, misalnya mengajak anak untuk membaca melalui nyanyian-nyanyian yang dapat merangsang keinginan mereka untuk membaca. Di era modern sekarang ini, banyak nyanyian anak yang dapat dicari, didengarkan dan ditirukan oleh anak untuk menanamkan budaya literasi. Orang tua harus pandai memilih lagu yang layak didengarkan oleh anak agar tujuan penanaman budaya literasi berhasil diterapkan.

Kelima yaitu memperkenalkan gerakan one child one book, di mana setiap orang tua memberikan sebuah buku yang sesuai dengan usia anak mereka. Gerakan ini dapat melibatkan orang tua dan pihak sekolah agar ikut andil dalam menyiapkan perkembangan pendidikan peserta didik, terutama dalam hal membaca. Pendidikan merupakan sarana untuk memantau tumbuh kembang potensin yang ada pada diri seorang anak, sedangkan sekolah, keluarga dan masyarakat merupakan bagian dari sarana pendidikan.

Berdasarkan buku panduan Gerakan Literasi Sekolah, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh sekolah agar menjadi garis depan dalam mengembangkan budaya literasi (Mulyo Teguh, 2017: 24) di antaranya sebagai berikut:

  • Menciptakan Lingkungan Fisik Ramah Literasi

Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dapat dilihat dan dirasakan oleh warga sekolah sehingga lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif selama pembelajaran. Sekolah yang mendukung gerakan literasi hendaknya memberi apreasi hasil karya peserta didik dengan cara memajangnya di beberapa sudut sekolah.

  • Mengupayakan Lingkungan Sosial dan Afektif sebagai Model Komunikasi dan Interaksi yang Literat 

Lingkungan ini dibangun melalui komunikasi dan interaksi dari seluruh komponen sekolah. Hal tersebut dapat dikembangkan dengan cara mengakui capaian atau prestasi peserta didik setiap tahunnya. Apresiasi atas pencapaian tersebut dapat berupa penghargaan yang diberikan saat upacara setiap minggunya untuk menghargai kemajuan peserta didik dalam segala aspek.

  • Mengupayakan Sekolah sebagai Lingkungan Akademik yang Literat 

Lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan erat dengan lingkungan akademik. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah dengan cara memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi.

Aktivitas yang dapat dilakukan adalah menerapkan kegiatan membaca dalam hati peserta didik, sedangkan guru membacakan buku dengan nyaring selama 15 menit sebelum pelajaran berlangsung. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan untuk meningkatkan pemahaman tentang program literasi, pelaksanaan, dan keterlaksanaannya. Jika budaya literasi sudah diterapkan pada anak mulai sejak dini maka dapat mencerdaskan generasi yang kreatif dan mampu berpikir kritis sehingga mereka bisa menarapkan literasi pada kegiatan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Manik, Brigita., dkk. 2023. Taman Baca dan Belajar "Ransel Buku" Sebagai Aksi Nyata Menumbuhkan Kecintaan Anak Pada Buku dan Kegiatan Literasi. Journal of Student Research (JSR). Vol.1, No.1

Permendikbud No 23 Tahun 2015 tentang PPK (Penguatan Pendidikan Karakter).

Rohman, Syaifur. 2017. Membangun Budaya Membaca Pada Anak Melalui Program Gerakan Literasi Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol 4 No 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun