Banyaknya kubis dari lahan pertanian masyarakat Desa Pegundungan yang berserakan pascapanen, maka mengolah sampah kubis menjadi pupuk bokashi adalah salah satu solusi. Pembuatan pupuk bokashi melibatkan bantuan mikroorganisme pengurai, seperti mikroba dan jamur fermentasi.
Selain kubis dan tanaman pertanian lainnya, sampah organik dari dapur juga bisa digunakan untuk membuat bokashi. Pupuk bokashi ini membutuhkan 7-14 hari untuk berfermentasi.
Pada Sosialisasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Hewan Ternak se-Kecamatan Pejawaran, drh. Rumadi Anton Nugroho selaku dokter hewan yang bekerja di Dinas Perikanan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara, menyampaikan terkait virus PMK, hewan yang dapat tertular PMK, serta cara penularan virus PMK terhadap hewan.
Penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular ini menyerang semua hewan berkuku belah/genap, seperti sapi, kambing, domba, kerbau, babi, serta hewan liar seperti gajah dan rusa.
Masa inkubasi virus adalah 1-14 hari. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan serta bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu, dan produk susu. Virus juga awet dalam pendinginan serta akan terinaktivasi pada pH <6.0 dan pH 9.0 dan terinaktivasi oleh temperatur >50”C. Virus PMK mampu menyebar cepat dengan bantuan angin sampai ratusan kilometer sehingga disebut sebagai air bone disease.
“PMK bukan merupakan penyakit zoonosis yang tidak ditularkan ke manusia sehingga daging dan susu dari hewan yang terinfeksi PMK, aman dikonsumsi dengan memperhatikan pengolahan yang benar agar virus menjadi inaktif,” ucap drh. Rumadi Anton Nugroho.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H