Mohon tunggu...
I Ketut Sudarsana
I Ketut Sudarsana Mohon Tunggu... Dosen - Abdi Negara pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

I Ketut Sudarsana lahir di Desa Ulakan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Jenjang pendidikan formal yang dilalui adalah SDN 4 Ulakan (1994), SMPN 1 Manggis (1997), dan SMKN 1 Sukawati (2000). Pendidikan Sarjana (S1) Pendidikan Agama Hindu di STAHN Denpasar (2004), dan Magister (S2) Pendidikan Agama Hindu di IHDN Denpasar (2009). Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan Doktor (S3) di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Pengalaman kerja dimulai pada tanggal 1 Januari 2005 sampai sekarang sebagai dosen tetap Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Adapun alamat email iketutsudarsana@uhnsugriwa.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prayer Changes Things: Renungan Kemenangan Dharma

3 Agustus 2023   18:08 Diperbarui: 3 Agustus 2023   18:14 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa gerakan satyagraha yang dipimpin Gandhi di India adalah berjuang untuk para petani miskin pribumi Champaran, pemogokan buruh pabrik di Ahmedabad dan Kheda, melakukan pembaruan pada Konggres Nasional India dan yang paling fonumental adalah mengubah resolusi penting menuntut status dominian bagi India dibawah pengawasan gerakan Satyagraha di seluruh India di Kalkutta pada Desember 1928.

Gandhi adalah pemimipin yang paling inspirasional pada awal abad 20. Advokasinya tentang aksi ketidakpatuhan warga serta tanpa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk mencapai perubahan sosial yang mempengaruhi pergerakan-pergerakan lain di dunia, seperti perjuanagan Marthin Luther King Jr. di Amerika Serikat yang terinspirasi oleh perjuangannya dalam menuntut persamaan hak dan penghapusan tindakan diskriminasi antara masyarakat kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam.Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti, relatif hal itu akan bisa terhindari.

Andaikan banyak pihak mau mengikuti gerakan ahimsa (ajaran yang menolak kekerasan), maka korban kemanusiaan tidak akan terjadi. Karena apabila kekerasan dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kebencian dan tidak melahirkan bibit-ninit permusuhan baru.  Gandhi mengajarkan kita pada pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran (satyagraha). Lebih lanjut, perjuangan itu juga harus berada di jalan yang benar dan bermoral.
Saya banyak belajar dari eksperimen hidup dengan Shantisena Ashram Gandhi Puri

Menghadapi setiap keadaan bagaimana mencari solusi kebersamaan kami terjaga dan bagaimana kami membuat konstruktif program sehingga sekaligus menjadi pelayanan yang terstruktur dan berkelanjutan sesuai dengan Swakarma dan Swadharma mereka para Shantisena baik di Ashram Gandhi Puri Chhatralaya  maupun Ashram Gandhi Puri Sevagram

Aparigraha sebagai pedoman hidup sederhana

Sederhana merupakan seuntai kata yang memiliki makna luar biasa. Hidup dengan penuh kesederhanaan bukan berarti kita merendahkan derajat sosial keluarga, melainkan cara kita untuk respect kepada setiap orang yang ada. Ditambah dengan situasi pandemi global yang sedang marak2nya, hidup sederhana merupakan hal yang penting dilakukan.

Kebanyakan orang masih pelum paham betul akan perbedaan keinginan dan kebutuhan. Survey membuktikan kebanyakan orang berbondong2 untuk memenuhi keinginannya tetapi mereka merasa itu adalah kebutuhan. Hal ini memang wajar terjadi karena manusia diciptakan bersamaan dengan kama yang memiliki keinginan tanpa batas. Inilah pentingnya untuk memahami lebih dalam antara kebutuhan dan keinginan dalam konteks aparigraha.

Ashram Gandhi Puri sebagai laboratorium eksperimen sosial telah menerapkan pemahaman mendalam tentang hal ini. Bagaimana kami santhisena bisa hidup sederhana dan memanfaatkan setiap hal yang kami miliki. Sederhana tetapi tidak mengurangi makna layaknya semboyan bagi kami. Ida rsi putra manuaba menuturkan "Jadikanlah keinginan itu sebagai motivasi untuk mencapai keinginan hidup tetapi tetap kebutuhanlah yang utama terpenuhi". Inilah cara kami untuk memutus rantai kemiskinan. 

Menopang perekonomian keluarga dengan kerja keras menerapkan soft skill dan ilmu yang kami dapat di ashram. Selalu menginginkan suatu hal akan membuat kami terpacu untuk terus semangat berjuang untuk mencapainya tetapi kembali yang dipenuhi utama adalah kebutuhan.
Ketika kebutuhan pangan papan dan sandang terpenuhi maka alangkah baiknya jika kita bisa membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka sebelum kita memenuhi keinginan kita. 

Tak hanya itu, dalam melakukan yadnya pun aparigraha ini sangat penting dilakukan. Kami diajarkan untuk melaksanakan yadnya tersebut sesui dengan srada dan kemampuan yang kami miliki bukan akan dasar rajasika yadnya. Dalam teori yang pernah saya baca bahwa 30% dari harta yang kita miliki alangkah baiknya jika mampu untuk diyadnyakan.

Inilah aparigraha, cara kami untuk menjaga kesenjangan sosial apa adanya tanpa hidup berlebihan. Dalam ilmu fisika dijelaskan gaya berbanding lurus dengan tekanan. Semakin banyak gaya yang kita lakukan maka semakin banyak tekanan yang kalian terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun