Selain itu, pemaparan pembicara FGD tersebut telah membuka cakrawala dan peluang besar yang bisa diambil dalam mempromosikan Yoga, Usada Bali dan Ayurveda.
Dimana ditengah FGD diisi Workshop Usada Bali dengan membuat Minyak Massage Bali, Smootie Juice dari alam dan Loloh hangat oleh Bunda Konick Puspawati.
Oleh karena, penekun Yoga mampu telah membuktikkan dapat bertahan melewati Pandemi Covid-19. "Nyaris tidak ada korban jiwa bagi para penekun Yoga, karena sudah biasa mempraktekkan hidup sehat," ujarnya. Naveen Meghwal yang sang mat dekat dengan  Yogi Yogini Bali.
Minat masyarakat global untuk Yoga semakin bertambah.
"Yoga tengah digemari masyarakat global kini telah menjadi gaya hidup (lifestyle) atau jalan hidup (way of life)," imbuhnya. Menyadari daya tarik universal dan popularitasnya yang semakin meningkat, PBB menyatakan 21 Juni sebagai Hari Yoga Internasional pada 11 Desember 2014. Hari Yoga Internasional (IYD) pertama diperingati pada 21 Juni 2015.
Tanggal 21 Juni dipilih lantaran merupakan titik balik matahari musim panas atau matahari paling banyak keluar dari setiap hari lainnya dalam setahun.
Untuk itu, anak muda bisa melatih diri hingga  menjadi pelatih-pelatih Yoga yang professional sesuai pakem Yoga yang sebenarnya.
Papar Dr I Gede Suwantana Akademisi jebolan Shantisena Ashram Gandhi Puri yang dari tamat SMA sampai Doktoral mengawal Saka AGP Vivekananda Yoga Sanstha Institute sejak berdiri  12 januari 2001
Selain itu, hubungan Usada Bali dan Ayurveda begitu kental. Namun membutuhkan kebranian dalam promosi.
Pemerintah India melalui Menteri Ayurveda, Yoga, and Homoepathy (AYUSH) akan memberikan dukungan penuh terhadap tempat-tempat mengembangkan Ayurveda.
Untuk itu, potensi Usada Bali dengan penduduk India sebanyak 1,5 miliar orang dan jumlah penduduk Indonesia 270 juta orang, ealaupun Bali hanya 4 juta orang merupakan peluang yang begitu besar.