Ida RSI Putra Manuaba - Padmashri Agus Indra Udayana seakan tidak kenal lelah membangun jaringan dan mengenalkan Simple Living Mahatma Gandhi di beberapa kampus di India. Cara saya mengenalkan diri, berbagi cerita, sehingga Shantisena Ashram Gandhi Puri menemukan jalan untuk  kedepan mempunyai Pancer Persaudaraan. Tugas saya  mengantarkan mereka lebih percaya diri berkomunikasi lewat self development & empowerment selama mereka  I Made Semaraputra, Cahya Ambarani, Putri Agustianingsih dan Hari Santi, perjalanan 6 bulan di India sebagai Dharma Duta Ashram Gandhi Puri mereka Melali Metimpal Melajah Meyadnya Megesah Mepotrek menjadi spirit perjalanan mereka mengikuti Short Course 500 hours TTC , Pancakarma dan Leadership selama 6 bulan ini.
Berbicara di kampus ternama SRM Institute of Science and Teknologi Ghaziabad. RSI Putra memberikan banyak pengalaman bagaimana Science tanpa kemanusiaan memberikan banyak juga kendala seperti perang Ukraine dan Rusia yang berkepanjangan, bagaimana sebenarnya Covid 19 selama masa Pandemi kita diberikan pelajaran hidup betapa tidak beratinya materi tanpa kemanusiaan. dunia menciptakan cukup kebutuhan untuk kita tapi bukan keinginan kita.Karena itu lah simple living seharusnya menjadi bagian terpenting dan tentunya sebagai mana kita sebagai anak muda tetap menunjukkan masa depan tanpa lepas dari rasa kemanusiaan.
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Adil itu berarti memberikan kepada orang hak mereka dan kepada kita hak kita. Adil itu sesuai porsinya. Beradab itu remnya. Karena alasan yang lebih mulia, hak bisa tidak digunakan kewajiban bisa dilaksanakan dengan cara lain. Beradab itu walau ada porsi tak harus diisi, tidak mentang-mentang. Kuncinya adalah hati! hanya hati yang memahami mana yang sungguh pantas dan layak. Hanya hatilah yang mampu menggetarkan hati yang lain. Acara juga dikemas cantik dengan penampilan tari Cendrawasih dan Tari Condong oleh Shantisena Ashram Gandhi Puri dan Tarian dari beberapa negara bagian India yang rancak dan Semarak dari Mahasiswa SRM Institute. Sekaligus menutup dengan mengenalkan Tri Hita Karana.
1. Pawongan, keselarasan/harmoni dlm hubungan antar manusia.
2. Palemahan, keselarasan/harmoni dalam hubungan dengan alam.
3.Parahyangan, keselarasan/harmoni dalam hubungan dengan Tuhan.
Dalam fenomena kehidupan yang oleh sejarahwan Yuval Noah Harari dalam bukunya HOMODEUS: pertumbuhan ekonomi telah menjadi "agama" baru manusia, tantangan terbesar dalam mewujudkan Tri Hita Karana dalam realitas kehidupan, menyebut beberapa, pertama, terciptanya lingkungan sosial yang lebih berkeadilan, yang merupakan persyaratan dasar harmoni antar manusia. Sarvelli Radhakrishnan, intelektual ternama penulis buku best salers  Indian Philosophi ,menulis, stabilitas sosial mempersyaratkan keadilan, perdamaian mempersyaratkan stabilitas sosial, kedamaian di hati mempersyaratkan perdamain.
Kedua, harmoni dengan alam mempersyaratkan terjaganya kelestarian dan keasrian alam, seperti yang diceramahkan Svami Vivekananda di sejumlah kota di AS 129 tahun yang lalu:" dimana keseimbangan dan kesucian alam terjaga  di sana realitas Tuhan menjadi nyata " - Divinity of the Nature -. Ketiga, agama, reliogisitas, menjadi instrument ketercerahan diri - self enlightment : respek kepada sesama, melayani dan membangun harmoni. Tantangan yang tidak ringan, bukan berarti tidak mungkin.
Vaisudhewa Kutumbhakam menjadi pilar kedua bangsa . Tutup Ida Rsi Putra Manuaba dari India.
17 feb 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H