Pilih yang terbukti bisa kerja. Punya harapan bisa membenahi hukum di republik ini. Jangan hanya rakyat yang patuh hukum, tapi pejabatnya melanggar hukum.
Indonesia perlu pemimpin yang berani seperti Bung Karno, berani bersikap walaupun tidak populer karena bukan untuk menyelamatkan diri sendiri. Tapi jauh lebih penting adalah keselamatan dan persatuan bangsa.
Revolusi Mental sebuah keharusan
Sepak bola itu hanya salah satu bagian kecil dari pembangunan Sumber Daya Manusia, Nation & Character Building.
Pembatalan tuan rumah Piala Dunia U20 bukan akhir segalanya. Jadikan ini sebagai pelecut untuk membangun prestasi olah raga khususnya sepak bola. Perbaiki mentalitas dan sportifitas. Itulah salah satu bagian Revolusi Mental.
Infrastruktur baik berkelas dunia tak akan mengubah apapun jika kita tidak berbenah, masih bermentalitas rusuh. Revolusi mental itu harus menyeluruh. Jangan hanya gaung, tapi mandeg dalam praktek.
Kejahatan berdasi perampokan uang negara masih berlangsung dengan modus operandi yang berkembang mengikuti jaman.
Celakanya rakyat sering silau dengan jabatan dan orang yang pamer kekayaan tanpa pernah bertanya, darimana mereka bisa kaya? Wajarkah? Masuk akalkah?
Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah mereka orang-orang berpendidikan mengadu ke polisi saat ditipu berjemaah oleh investasi bodong.
Mereka telah mempermainkan kedaulatan bangsa, mereka telah menginjak-injak supremasi hukum. Mereka tak ingin ada Undang Undang Perampasan Aset Kejahatan Korupsi. Dan kita sibuk saling menyalahkan serta larut dengan opini-opini provokatif.
Sebentar lagi memasuki bulan Mei dan cukupkah peringatan Reformasi sebatas seremoni tanpa pernah merenungkan kembali untuk apa sebenarnya tujuan Reformasi?