Sehingga media sosial bisa menjadi "kekuatan" yang menginspirasi sekaligus "ancaman" jika digunakan secara salah. Dalam posisi inilah dibutuhkan kearifan dalam menyaring sebuah konten di media sosial.
Seperti apa yang terjadi saat ini media sosial sebagai ruang publik viral oleh akun dengan konten yang "menyerang' Polri atas kasus "polisi tembak polisi" dengan narasi yang tidak berbasis data dan viralnya seorang pengamen anak SD "Farel Prayoga" yang membius seisi Istana Merdeka dengan lagu "Ojo Dibandingke" saat perayaan 77 tahun Kemerdekaan RI.
Tentu sosok Farel yang berasal dari pelosok kampung di timur pulau Jawa yang jauh dari "produk" eksklusif metropolitan telah menjadi salahsatu contoh begitu dasyatnya kekuatan media sosial yang melambungkan namanya sebagai "artis baru" dengan kualias vokal baik terlebih setelah diendorse oleh Presiden Jokowi tampil di Istana Merdeka.
Viralnya Farel ini seakan menjadi otokritik untuk pemerintah yang selama ini belum hadir secara nyata dalam menggali potensi talenta anak-anak muda Indonesia walaupun presiden telah menerbitkan Keppres Nomor 21 Tahun 2021 tentang Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional.
Farel hanya salahsatu dari sekian banyak anak-anak Indonesia yang bertalenta. Karena kekuatan media sosial lah pemerintah menemukannya yang seharusnya pemerintahlah yang berperan menciptakan SDM bertalenta yang memiliki keunggulan di berbagai bidang.
Saya penguna TikTok mulai Desember 2021. Dan saya pertama kali tahu Farel di TikTok saat menyanyikan lagi "Ojo Ngece Kara Wong Ora Duwe". Disamping karena keajaiban suara vokalnya lagu itu saya suka karena kekuatan liriknya yang mengangkat petuah Jawa:
dadi wong ojo rumongso biso
nanging uwong seng biso rumongso
wong seng becik simpeno kebecikane
ngono kuwi jarene simbahku dewe
Lirik tersebut mengingatkan saya yang pernah buat lagu untuk dukung Gibran saat Pilkada Solo 2020.
Indonesia sebenarnya tak kurang anak-anak muda yang bertalenta khusus di berbagai bidang. Sebut saja Aisyah Eka Wahyu Utami atau dikenal "Ayu Gusfanz".
Ayu Gusfanz bisa jadi adalah "John Petrucci nya Indonesia". Menginjak usia belia Ayu telah berhasil menciptakan komposisi musik metal progresif seperti grup band Dream Theater peraih Grammy Award 2022 katagori Best Metal Performance asal Amerika Serikat yang konser di Solo tanggal 10 Agustus 2022.
Gitaris putri Bali kelahiran Bondowoso ini bahkan telah menunjukkan talentanya memainkan alat musik gitar, sejak usia 7 tahun sudah mampu memainkan komposisi musik yang sulit dari jawara gitar kelas dunia.