Mohon tunggu...
I Ketut Artha
I Ketut Artha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetesan Peluh 34 Tahun bersama PLN (Satu, Dua, Tiga Pulau Terlampaui)

24 Oktober 2016   11:48 Diperbarui: 25 Oktober 2016   16:23 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada kenangan yang tidak bisa terlupakan sampai sekarang dan menurut saya itu seperti sebuah tantangan besar untuk keselamatan jiwa saya.  Waktu itu saya bertugas mengatasi gangguan mesin di unit yang sangat rawan. Saya berangkat bersama senior saya jam 2 siang , sebelum ke lokasi tujuan kami mampir dulu ke kantor ranting untuk mengambil mesin yang akan dipasang sebagai pengganti mesin yang mengalami gangguan. Saya sampai di sana jam 6 sore. Untuk menaikkan mesin ke mobil yang saya bawa memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. 

Setelah itu langsung berangkat menuju lokasi unit yang mesinnya mengalami gangguan dengan jarak tempuh sekitar lima jam. Selain jarak tempuh yang lama, medan yang harus dilalui melewati pegunungan dan hutan yang sangat gelap. Sepanjang perjalanan saya harus melapor di setiap pos penjagaan yang di jaga oleh pasukan TNI. Pos pertama lolos dan diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan, lalu sampai pada pos kedua ada pesan kalau sudah sampai pada pos ketiga saya disuruh memakai kode lampu mobil saja karena tempatnya di atas bukit. Setelah sampai pos ketiga saya beri kode lampu mobil sesuai pesan pada pos kedua, tapi kok tidak ada respon, terpaksa saya tunggu. 

Tiba –tiba datanglah tiga orang petugas lengkap dengan senjatanya langsung marah –marah pada saya karena daerah yang saya lalui adalah daerah merah (daerah perlintasan Gerakan Pengacau Keamanan) apalagi waktu itu sudah jam 12 malam. Kemudian saya tanya apakah boleh jalan atau tidak, kalau boleh saya melanjutkan perjalanan kalau tidak saya tidur di pos. Tapi dengan berat hati saya dipersilahkan untuk jalan sambil dipantau dan perasaan saya antara takut dan berani. 

Saya mengambil keputusan jalan karena tinggal menyeberangi sungai saja sudah sampai tujuan. Kurang lebih satu jam perjalanan akhirnya sampai dan sudah ditunggu sama teman-teman yang bertugas di unit tersebut dengan kondisi gelap gulita. Saya langsung istirahat karena sudah larut malam dan pekerjaan dilanjutkan besok pagi untuk pemasangan mesinnya. Pagi –pagi saya dapat informasi mengejutkan dari masyarakat di sana karena ada tentara kita yang mati terkena tembak oleh GPK (Gerakan pengacau keamanan) dipinggiran sungai yang saya lewati tadi malam. Saya mulai bingung dan merasa khawatir apakah saya nanti kembali pulang bisa selamat sampai rumah. Setelah pekerjaan selesai dan mesin di coba untuk beroperasi normal, saya langsung pulang agar tidak kemalaman di jalan sambil berdoa sepanjang jalan. Akhirnya saya tiba dengan selamat sampai di rumah.

Situasi di kota Dili saat itu tidak kondusif dan ada kebijakan dari bidang SDM pegawai bagi yang sudah bertugas 10 tahun bisa mengajukan pindah tugas ke tempat asalnya dengan biaya sendiri. Karena saya sudah 12 tahun bertugas di Timor-Timur dan mengingat pendidikan anak –anak yang sudah mulai sekolah saya ikut mengajukan pindah ke Bali tahun 1998. Tapi kenyataannya SK yang keluar berbeda. Saya malah dipindahkan ke Cabang Mataram dengan biaya sendiri, padahal saya tidak ada mengajukan pindah ke Mataram. Disinilah saya merasa kecewa dengan komitmen pemimpin yang ada di Wilayah. 

Dengan perasaan tidak puas saya berangkat ke tempat tugas baru. Setelah melapor ke Kantor Cabang Mataram saya ditempatkan di Ranting selong Lombok timur dengan jarak 60 km dari Mataram. Setelah melapor ke kantor ranting Selong saya ditempatkan di PLTD Paokmotong bagian pemeliharaan listrik dan kontrol. Saya bertugas di PLTD Paokmotong sekitar lima tahun, jadi selama saya bertugas di sana setiap malam terjadi pemadaman bergilir karena pertumbuhan pelanggan yang sangat pesat tidak diiringi dengan penambahan mesin pembangkit sehingga setiap malam antara pukul 18.00 sampai pukul 22.00 dilakukan pemadaman bergilir. 

Setelah lima tahun bertugas di lombok, pada tahun 2003 saya mengajukan pindah ke Bali karena masalah keluarga, jadi mulai bulan Juli 2003 saya sudah bertugas di Distribusi Bali, Area bali Selatan, Rayon Tabanan. Saya di tempatkan pada bagian pelayanan pelanggan, yang mana dulunya tugasnya berkutat dengan mesin kemudian beralih bersentuhan langsung dengan pelanggan PLN. 

Disinilah saya belajar berkomunikasi dengan pelanggan, bagaimana cara kita melayani pelanggan yang awalnya datangnya marah-marah pulangnya bisa tersenyum puas. Tentu saja saya mendapatkan kepuasan dan kesenangan tersendiri karena mampu bisa melayani pelanggan dengan hati.

Dua tahun sebelum pensiun saya ditugaskan sebagai tim P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik). Tugas saya tiap hari mengujungi pelanggan-pelanggan sesuai dengan TO ( Target Operasi ) yang pemakaian listriknya tidak sesuai atau melakukan pencurian. Ini adalah pekerjaan yang sangat menantang dan penuh dengan resiko, saya  harus bekerja ekstra hati –hati karena menghadapi pelanggan yang melakukan kesalahan/pencurian pasti akan melakukan berbagai macam cara biar terhindar dari kesalahan. Biasanya minta diselesaikan ditempat atau jangan ditindak lanjuti, saat inilah mental dan kejujuran saya sebagai petugas di uji sama pelanggan.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Begitulah pengalaman saya selama bekerja di PLN. Selalu bersemangat untuk kerja nyata terangi negeri. Melampaui tiga pulau yaitu dari Timor, Lombok , dan terakhir tanah kelahiran, Bali.

Demi menerangi negeri tercinta kita harus siap mental tidak hanya fisik saja. Keberanian dan semangat adalah modal utama agar mampu menghadapi semua rintangan. Tepat tanggal 1 Agustus 2016, setelah bertugas selama 34 tahun saya pensiun dengan selamat. Terima kasih untuk semua pengalaman berharganya selama bekerja. Terima kasih untuk keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mengiringi langkah saya.

                                                         DIRGAHAYU PLN KE-71!    SEMANGAT MENERANGI NEGERI !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun