LATAR BELAKANG
Pertanian meruapakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional namun seiring dengan perkembangan zaman, paradigma dalam pertanian juga semakin berubah dan berkembang. Dari yang awalnya, dalam paradigma pertanian lebih berfokus pada peningkatan produksi guna memenuhi kebutuhan pribadi namun seiring berjalannya waktu, paradigma pertanian mulai berubah dan mulai berorientasi pada pembangunan pertanian yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pasar dan kesejahteraan bagi para pelaku pertanian. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka dalam sektor pertanian terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan produksi. Faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan produksi dalam sektor pertanian, yaitu sumberdaya lahan, sumberdaya manusia (tenaga kerja), serta sumberdaya modal. Dari ketiga faktor tersebut sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian dan ketiganya saling berkaitan satu sama lain, sehingga sulit untuk dipisahkan.
Namun dari ketiga faktor tersebut juga kemungkingkan timbul adanya hambatan atau permasalahan, salah satu contohnya yaitu permasalahan dalam sumberdaya manusia (tenaga kerja). Dimana saat ini dalam sektor pertanian sangat dibutuhkan adanya peran tenaga kerja muda yang berkualitas dan memiliki komitmen dalam upaya pembangunan pada sektor pertanian. Hal ini terjadi karena sekarang sudah mulai berkurangnya pertain yang berusia produktif, sehingga peran para tenaga kerja muda saat ini sangat dibutuhkan karena mereka lebih memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola pertanian dengan inovasi dan teknologi yang canggih.
PERMASALAHAN TENAGA KERJA DALAM SEKTOR PERTANIAN
Dari sebagian kecil permasalahan pada tenaga kerja dalam sektor pertanian, permasalahan klasik yang menyebabkan permasalahan adalah tingkat kesempatan kerja yang mulai sedikit. Hal ini terjadi karena lahan pertanian yang semakin sedikit, sehingga mulai berkurangnya tenaga kerja dalam pertanian. Selain hal tersebut, juga disebabkan karena upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang minim atau sedikit, sehingga mereka beranggapan bahwa bekerja dalam sektor pertanian tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Apalagi gaya hidup masyarakat sekarang yang serba impor, bahkan untuk bahan pangan dan hal-hal lainnya semua telah bergantung pada barang impor. Tentu hal ini berpengaruh terhadap produktivitas dalam negeri, dimana tujuan negara melakukan impor adalah untuk memenuhi kebutuhan yang kurang atau masih belum dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Akibatnya para petani di Indonesia mengalami kemiskinan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil pertanian, apalagi jika para petani di pedesaan rata-rata pada umumnya hanya bergantung pada hasil pertaniannya.
Selain itu, permasalahan yang juga terus menjadi perhatian yaitu adanya perubahan struktur demografi, dimana rata-rata petani saat ini telah berusia lanjut. Sementara itu, tenaga kerja muda yang berminat atau tertarik dalam pertanian sudah mulai berkurang. Berikut persentase penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor pertanian pada tahun 2018.
Karena kurangnya minat dari tenaga kerja muda terhdap pertanian, tentu hal ini dapat berpengaruh terhadap perkembangan pertanian karena saat ini jumlah penduduk yang semakin meningkat dan kebutuhan pangan juga semakin besar. Sementara itu dalam kegiatan produksi pertanian yang masih rendah, sehingga peran tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. selain itu, tenaga kerja muda juga sangat dibutuhkan sebagai penerus dari yang sebelumnya serta sebagai pengupaya terhadap inovasi-inovasi yang dapat menunjang produksi dalam pertanian. Dimana tenaga kerja muda yang lebih memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam penerapan inovasi tersebut. Â Â Â Â Â
Selain karena kurangnya minat dari generasi muda dalam sektor pertanian, penyebab permasalahan yang kedua adalah rata-rata orang tua zaman sekarang, baik orang tuanya yang juga berprofesi sebagai petani atau tidak, para orang tua tidak menginginkan anak-anaknya bekerja dalam sektor pertanian karena menurut mereka hasil dari pertanian tidak dapat membawa hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dari kedua permasalahan tersebut, dilatar belakangi karena mindset orang-orang terhadap pertanian itu kurang memiliki citra yang bergengsi dan berorientasi bahwa pertanian merupakan pekerjaan yang ada di pedesaan dan seseorang harus turun ke sawah yang berlumpur, serta hasil dari pertanian juga kurang memberikan hasil yang cukup bagi para pelaku pertanian.
UPAYA TERHADAP PERMASALAHAN TENAGA KERJA DALAM SEKTOR PERTANIAN
Dengan adanya permasalahan-permasalahan terhadap sektor pertanian khususnya pada tenaga kerjanya, maka upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahah tersebut, antara lain:
- Meningkatkan keterampilan dan kualitas dari para tenaga kerja, sehingga para petani dapat mengelola pertaniannya dengan baik dan tepat dengan menerapkan teknologi canggih dalam produktivitasnya yang dapat meringankan para petani dan dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
- Pertanian di era saat ini tidak selalu berorientasi pada pertanian yang dilakukan di areal sawah, para tenaga kerja dalam pertanian juga dapat menerapkan inovasi-inovasi baru dalam produktivitasnya. Maksudnya bertani namun tidak perlu turun ke sawah, misalnya dengan menerapkan pertanian hidroponik, aquponik, dan sebagainya.
- Menumbuhkan usaha-usaha baru dengan memperluas usahanya, tidak hanya memasarkan produknya dalam wilayahnya namun juga dapat dipasarkan keluar wilayah bahkan juga dapat mengekspornya sesuai dengan kebutuhan pasar.
- Pemerintah dapat memfasilitasi para petani dalam mengembangkan pertaniannya. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya penyuluh di setiap wilayah serta dapat memberikan fasilitas pertanian seperti infrastruktur yang dapat menunjang pertanian.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Supriyati. 2010. Analisis Kebijakan Pertanian. Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian: Permasalahan dan Kebijakan Strategis Pengembangan, 8(1): 49-65.
Susilowati, S. H. 2016. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda serta Implikasi Bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian, 34(1): 35-55.
Wihastuti, L. dan H. Rahmatullah. 2018. Jurnal Gama Societa. Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Penyerapan Tenaga Kerja di Pulau Jawa, 1(1): 96-102.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H