Tahukan anda faktor mengapa sex education itu sangat penting ?
Sex education  memiliki dua faktor serta alasan mengapa sex education sangat penting bagi remaja. Faktor pertama adalah ketika anak-anak  tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksi mereka.
Faktor kedua, dari ketidakpahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, Vidio CD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti itu. Dampak dari ketidakpahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.
Pendidikan seks adalah pembelajaran mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih dikenal-nya "sex education", sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah penyimpangnya pendidikan seks maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan remaja. Berikut beberapa hal pentingnya Pendidikan Seks bagi remaja yaitu :
- Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja,
- Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas,
- Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksual,
- Memahami masalah-masalah seksualitas remaja,
- Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah seksualitas.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia menjadi salah satu dan yang terdepan saat mengajukan sex education masuk ke kurikulum sejak tahun 1999. Hal ini sudah berjalan lebih dari 20 tahun tetapi tidak banyak menghasilkan perkembangan positif.
Sementara meninjau berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, ternyata masih timbul pro kontra di masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa membicarakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan mendorong remaja untuk berhubungan seks. Sebagian besar masyarakat masih berpandangan bahwa kebiasaan dengan pendidikan seks seolah -- olah  sebagai suatu hal yang vulgar.
Materi Pendidikan seks di Indonesia pun masih sangat abu -- abu dan tidak jelas pendiriannya. Seperti misalnya ketika orang tua di rumah enggan membahas seks, sekolah jadi sasaran utama. Ketika pendidikan seks di sekolah kurang efektif, anak dapat mencari referensi informasi melalui buku atau pun internet.
Pendidikan seks dapat di mulai dari yang paling rendah atau paling dasar seperti pengenalan organ tubuh dan fungsinya. Sejak kecil anak harus diberikan pembelajaran mengenai seksualitas, kenapa tidak boleh dan dilarang melakukan ini dan itu, apa dampak baik buruk nya, apa yang harus dijaga, agar sang anak memiliki kewajiban untuk dirinya sendiri, sehingga tahu ada bagian tubuh mereka yang tidak boleh dipegang dan diekspos. Agar anak tumbuh menjadi generasi yang berkualitas, ditambah lagi dengan orang tua yang memberikan informasi seputar sex education.
      Tanpa adanya pemahaman mengenai pendidikan seksual, anak--anak akan kesulitan untuk melawan pelaku penyimpang tersebut. Padahal, mengajarkan pendidikan seksual sejak dini kepada anak bisa menjadi kekebalan yang akan membantu sang anak untuk membentengi diri dari resiko kekerasan maupun pelecehan seksual dikemudian hari nanti. Ditambah lagi pada zaman sekarang ini sudah adanya internet, sehingga anak dapat mengakses informasi dengan mudah, sangat memungkinkan bagi sebagian besar anak dan remaja memanfaatkan sebagai media penolong dalam rasa keingintahuannya tentang seks itu sendiri.
Pada juni 2019 lalu Indonesia menayangkan sebuah film yang berjudul Dua Garis Biru" yang mana cerita tersebut menjadi salah satu teguran keras kepada orang tua mengenai gambaran kondisi Negara kita yang masih menganggap kata " seks " adalah  tabu. Banyak pesan yang tersirat dalam film tersebut baik dalam kondisi pendidikan, sekolah, perekonomian, latar belakang orang tua, serta kondisi mental anak.
Hal ini dapat dilihat saat berada di lingkungan keluarga, kita tidak mendapat pembelajaran mangenai seks. Saat berada di sekolah pun, masih banyak anak perempuan yang malu meminta pembalut kepada temannya, bahkan jika membawa atau membeli pembalut mereka menyembunyikan di kantung plastik atau bahkan menyembunyikannya di baik baju mereka. Dari hal tersebut, seharusnya kita dapat melihat bahwa sex education tidak hanya membahas seputar hubungan seks, tetapi pembahasan lainnya juga sangat penting untuk diketahui.
Seperti halnya apa yang harus diketahui sebelum melakukan seks, apa yang akan terjadi jika menggunakan alat kontrasepsi, apa hal yang harus dilakukan sesudah seks, apa saja yang harus diperhatikan untuk menjaga organ reproduksi, serta apa saja yang harus dilakukan jika mendapatkan kekerasan seksual, dan masih banyak lagi.
Bagaimana serunya jika seks dijadikan topik yang dibahas tuntas di sekolah? " Heboh", penuh kejutan tapi banyak juga nilai edukasinya. Tidak bisa dipungkiri apabila berbicara tentang seks di mana saja adalah topik yang seru dan "heboh". Saat ini seks bukan lagi merupakan hal yang tabu yang bikin kita malu-malu untuk membahasnya. Mungkin kita baru menyadari betapa pentingnya pengetahuan tentang seks karena banyak kasus pergaulan bebas muncul di kalangan remaja dewasa saat ini. Kalau kita berbicara tentang pergaulan bebas, hal ini sebenarnya sudah muncul dari dulu, hanya saja sekarang ini terlihat semakin parah. Pergaulan bebas remaja  bisa saja dipicu dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi, juga sekaligus dari faktor perekonomian global. Namun hanya menyalahkan itu semua juga bukanlah hal yang tepat.
Jadi, Sex education pembelajaran serta pengarahan tentang seksual yang dimana adanya keharusan, diberikannya kepada anak sejak ia mulai mengerti masalah - masalah yang terkait dengan seks. Serta memulai untuk berani mengubah pola pirik dalam pengertian sex educatin melalui hal-hal yang medasar seperti, seorang perempuan tidak peru takut atau pun malu saat membali pembalu begitu juga laki-laki atau siapa pun itu tidak perlu malu untuk membali alat kontrasepsi. Percakapan tentang pendidikan seks dalam keseharian juga tidak perlu dianggap sebagai hal yang aneh atau pun tabu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H