Salah satu contoh penerapan bioteknologi adalah penggunaan sistem constructed wetlands atau lahan basah buatan, yang memanfaatkan tanaman air dan mikroorganisme alami untuk mengolah air limbah secara biologis. Metode ini telah digunakan di beberapa negara, terutama di Eropa, sebagai solusi pengolahan air limbah skala kecil yang hemat energi dan ramah lingkungan.
 4. Desalinasi Berbasis Energi TerbarukanÂ
Selain daur ulang air limbah, penelitian di bidang desalinasi juga memberikan kontribusi besar dalam menyediakan air bersih dari sumber air yang sebelumnya tidak bisa digunakan, seperti air laut. Namun, tantangan terbesar dalam desalinasi adalah tingginya konsumsi energi yang diperlukan untuk menghilangkan garam dari air laut. Oleh karena itu, penelitian sains kini fokus pada pengembangan teknologi desalinasi yang lebih efisien dan berkelanjutan, dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.Â
Negara-negara seperti Arab Saudi dan Israel telah berhasil memanfaatkan energi terbarukan dalam proses desalinasi air laut. Integrasi antara energi terbarukan dan teknologi desalinasi ini membuka peluang besar bagi negara-negara yang mengalami kekurangan air tetapi memiliki sumber daya energi terbarukan yang melimpah. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi proses desalinasi, menjadikannya solusi yang lebih terjangkau dan dapat diterapkan secara luas.Â
5. Pemantauan dan Kontrol Kualitas Air dengan Teknologi IoTÂ
Selain teknologi pengolahan, penelitian juga berfokus pada pengembangan sistem pemantauan kualitas air berbasis Internet of Things (IoT). Sensor-sensor yang terhubung dengan jaringan IoT dapat memantau kualitas air secara real-time, mengidentifikasi polutan, dan mengontrol proses pengolahan secara otomatis. Dengan teknologi ini, operator fasilitas pengolahan air dapat memastikan bahwa air yang dihasilkan selalu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Inovasi ini memungkinkan pengolahan air daur ulang menjadi lebih efisien dan responsif terhadap perubahan kondisi, seperti peningkatan kadar polutan atau kebutuhan air yang meningkat. Di masa depan, sistem pengolahan air berbasis IoT diharapkan menjadi bagian integral dari manajemen air di perkotaan, terutama di daerah yang mengalami kekurangan air.
 Sains memiliki peran vital dalam proses pengolahan air daur ulang, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa banyak tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan keberhasilannya. Salah satu tantangan utama adalah persepsi masyarakat terhadap penggunaan air daur ulang. Banyak orang masih meragukan keamanan air daur ulang untuk keperluan sehari-hari, seperti minum, memasak, atau mandi, meskipun telah melalui berbagai tahap pengolahan. Persepsi negatif ini menjadi hambatan dalam penerimaan teknologi air daur ulang secara luas.
 Teknologi pengolahan yang canggih juga memerlukan biaya yang tinggi untuk pembangunan dan pemeliharaan. Teknologi seperti reverse osmosis, filtrasi, dan proses membran lainnya memerlukan investasi besar, yang mungkin sulit diakses oleh negara-negara berkembang atau wilayah dengan anggaran terbatas. Selain itu, ada tantangan dalam menjaga keberlanjutan teknologi ini, karena proses pengolahan air sering memerlukan energi dalam jumlah besar. Dalam situasi di mana sumber energi juga terbatas, ini menjadi masalah tambahan. Regulasi dan standar yang ketat juga menjadi tantangan tersendiri. Berbagai lembaga pemerintah dan badan pengatur harus menetapkan standar yang memastikan air daur ulang aman dan layak digunakan, tetapi proses ini sering kali memakan waktu. Di banyak negara, proses regulasi dapat berlangsung lambat, memperlambat implementasi air daur ulang di masyarakat.
 Namun, di sisi lain, manfaat dari penelitian sains dalam air daur ulang sangat signifikan, terutama dalam konteks keberlanjutan dan konservasi sumber daya air. Dengan populasi dunia yang terus tumbuh dan perubahan iklim yang mempengaruhi ketersediaan air, air daur ulang menawarkan solusi untuk ketahanan air jangka panjang. Teknologi daur ulang memungkinkan kita memanfaatkan air limbah, baik dari industri, rumah tangga, atau pertanian, menjadi air yang dapat digunakan kembali, mengurangi ketergantungan pada sumber daya air tawar yang semakin langka. Selain itu, teknologi ini berperan dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Proses daur ulang air tidak hanya menghasilkan air bersih, tetapi juga mengurangi jumlah air limbah yang dibuang ke sungai, danau, atau laut. Hal ini penting dalam menjaga ekosistem air agar tidak tercemar oleh zat-zat kimia berbahaya atau mikroorganisme patogen dari limbah.
 Manfaat lainnya adalah efisiensi ekonomi, meski investasi awal dalam infrastruktur teknologi air daur ulang cukup besar, dalam jangka panjang, penggunaan air daur ulang dapat menghemat biaya, terutama di daerah yang menghadapi kelangkaan air. Daerah-daerah ini tidak perlu mengimpor atau memindahkan air dari wilayah lain, sehingga biaya transportasi dan pengelolaan air secara keseluruhan dapat ditekan.Â
Peran sains dalam penelitian air daur ulang menghadapi tantangan yang tidak bisa dianggap remeh, mulai dari teknologi yang mahal, hingga penerimaan masyarakat yang masih skeptis. Namun, dengan kemajuan teknologi dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, manfaat yang ditawarkan air daur ulang sangatlah besar. Pada akhirnya, air daur ulang dapat menjadi salah satu solusi utama untuk mengatasi krisis air global, mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga.Â