Mohon tunggu...
Ike Amaliya
Ike Amaliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa President University, Comm 22

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang Tua Pemicu Anak Kecanduan Ponsel, Benarkah?

22 Juli 2023   13:21 Diperbarui: 22 Juli 2023   13:49 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Tua Pemicu Anak Kecanduan Ponsel, Benarkah ?

Teknologi, terutama teknologi komunikasi seperti HP, terus berkembang. Semakin banyak fitur yang menarik ditawarkan oleh pelaku pasar digital.  Bahkan anak-anak memiliki ponsel pintar atau handphone dalam gaya hidup mereka.

Sebuah survei yang diterbitkan oleh Babies.co.uk menunjukkan bahwa 55% orang tua membiarkan anak-anak mereka bermain HP atau perangkat elektronik. Namun, membiarkan anak-anak bermain HP secara bebas dapat menyebabkan beberapa konsekuensi yang merugikan, salah satunya adalah merusak hubungan orangtua-anak.

Menurut data yang dikumpulkan dari 4.646 orang tua yang memiliki anak berusia antara 6 dan 12 tahun, motivasi utama orang tua untuk memberikan anak-anak mereka perangkat seluler adalah agar mereka lebih santai dan lebih mudah berkomunikasi. Orang tua juga sering mengizinkan anak-anak yang belum genap 13 tahun menggunakan perangkat karena mereka ingin selalu tahu di mana mereka berada.

Sementara itu, tiga alasan teratas lainnya terkait dengan pertimbangan status sosial. Oleh karena itu, mereka yang menjawab mengatakan bahwa mereka memberikan gawai kepada anaknya karena alasan seperti: anaknya sudah minta dibelikan, mereka ingin mengenalkan teknologi sedari dini, dan mereka mampu membayar biaya komunikasi anaknya.

Sebaliknya, menariknya, orang tua masih disebut sebagai orang tua. Di antara fasilitas yang coba diberikan untuk anak-anak, 77% orang tua mengatakan bahwa mereka khawatir anak-anak mereka tidak dapat menjaga ponsel dengan baik, sehingga dapat hilang dengan mudah. Selain itu, banyak dari responden yang khawatir bahwa gawai yang diberikannya telah mengambil sebagian besar perhatian anaknya (72 persen) dan khawatir bahwa anak-anak mereka menghabiskan banyak waktu untuk bermain dengan perangkat tersebut (71 persen).

Sangat menyedihkan bahwa peringkat keempat orang tua menunjukkan kekhawatiran mereka tentang kemungkinan anak-anak mereka mengakses konten internet yang melanggar hukum. Padahal, sebagai pengguna awam, anak-anak yang menggunakan perangkat elektronik harus dididik dengan baik untuk menggunakannya dengan bijak.

Begitu saya mendengar bahwa banyaknya alasan para orang tua memberikan anaknya ponsel sebagai motivasi utama orang tua untuk memberikan anak-anak mereka perangkat seluler adalah agar mereka lebih santai dan lebih mudah berkomunikasi. Saya berfikir bahwa tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun dikabarkan bahwa kebanyakan anak anak sekarang ketika bermain ponsel mereka tidak lagi memperdulikan sekitar.

Meski demikian, menurut saya menggunakan ponsel pada anak bukanlah suatu tindakan yang dilarang selama sebagai pihak orang tua ikut berperan mendampingi dan mengawasi penggunakan ponsel pada anak.

Di era sekarang ini penggunaan ponsel sangat di perlukan terutama dibidang pendidikan, masih ingatkah kalian tentang pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah menerapkan pembelajaran melalui online, dari sini kita sadar bahwa ponsel di era sekarang ini sangat penting. Terutama untuk keperluan menunjang studi di sekolah dan bukan mengakses konten negatif. Selebihnya adalah memanfaatkan kamera ponsel untuk berfoto atau membuat rekaman video.

Namun sering sekali kita temukan kasus-kasus anak yang sudah kecanduan gadget, bahkan menganggap bahwa gadget atau HP sebagai teman kedua, Ini menandakan bahwa gadget atau HP memang luar biasa berperan sangat dalam bagi anak tersebut. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila pihak orang tua ikut untuk mengantisipasinya yaitu dengan cara mengawasi dan mengontrol dalam hal penggunaan gadget di rumah ataupun di sekolah. 

Komunikasi yang tak terjalin harmonis akibat sibuk menggunakan gadget berpotensi menjauhkan ikatan emosional anak dengan orangtua. Oleh karena itu sebagai orang tua yang mengawasi anaknya dalam penggunakan ponsel untuk lebih memperhatikan aktivitas apasaja yang dapat anak akses dalam penggunaan poselnya, namun juga memperhatikan privasi anak sehingga anak tidak merasa privasinya terganggu, Seslalu berhati-hati menggunakan gadget ketika mengakses media sosial. Banyak informasi yang diperoleh, beragam modus kejahatan muncul dari pertemanan di dunia maya. 

Misalnya penggunaan ponsel yang memang tidak digunakan untuk belajar, harusnya orangtua bisa menyimpan gadget itu dulu dan merikan batas waktu tertentu untuk akan dapat memainkan ponselnya. Sehingga waktu yang awalnya kosong bisa digunakan untuk interaksi dengan orangtua. Peran orangtua sangat vital untuk memantau penggunaan gadget anak. Selain mengurangi waktu mereka berlama-lama dengan gadget, juga bisa memanfaatkan waktu untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anak.

Jadi, benarkah orang tua menjadi pemicu kecanduan anak terhadap ponsel ? hal ini belum tentu. Karena terkait bagaimana peranan orang tua sebagai penghubung antara anak dan pengawasannya dalam aktivitas pemakaian ponsel pada anak. Ketika pemakaian ponsel pada anak sesuai dengan prosedur yang orang tua terapkan secara konsisten maka anak  tidak akan melakukan pelanggaran dalam penggunaan ponsel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun