Mohon tunggu...
Ikbal Syukroni
Ikbal Syukroni Mohon Tunggu... -

menulis itu sederhana..

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengolahan Perikanan,Peluang yang terpinggirkan di OKU Timur..

16 November 2011   01:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:37 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan sering disebut sebagai makanan untuk kecerdasan. Ikan sebagai makanan sumber protein yang tinggi. Kalau dalam menu sehari-hari kita menghidangkan ikan, maka kita memberikan sumbangan yang tinggi pada jaringan tubuh kita. Selain sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, ikan juga mudah didapatkan karena negeri kita negeri kepulauan. Namun mengapa masih ada masyarakat yang menolak makan ikan? Oleh karena itu bisa saja seorang ibu yang baik mulai mengenalkan ikan dari semenjak, karena nilai gizinya yang tinggi untuk pertumbuhannya juga supaya kalau besar anak akan gemar makan ikan. Sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini,ikan tidak lagi hanya bahan pangan yang dapat digoreng,dipindang atau yang lainnya,saat ini pengolahan perikanan sudah mencapai kategori industri. Industri pengolahan perikanan merupakan salah satu peluang usaha yang masih baik untuk dikembangkan,yang mana banyak macam diversifikasi (penganekaragaman) produk perikanan yang ditawarkan sebagai daya jual.Sehingga prospek dibidang pengolahan perikanan dikatakan sebagai supersub untuk gizi hewani atau bahkan kedepannya bakal menjadi prospek utama. Hasil diversifikasi  produk perikanan merupakan upaya yang tidak tepat bila saja untuk mendukung peningkatan pemanfaatan dan konsumsi hasil perikanan, tetapi juga berdampak pada peningkatan nilai tambah bagi masyarakat pedesaan. Diversifikasi produk tidak saja dapat dilakukan pada skala industri bahkan dapat dilakukan dalam skala rumah tangga. Seiring dengan kabupaten OKU Timur yang telah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan,dan juga termasuk salah satu penghasil bahan baku perikanan nomor 5 terbesar di Sumatera Selatan,upaya untuk mendiversifikasikan produk perikanan sangat minim.Dengan terbuktinya hanya ada beberapa anggota unit usaha yang bergerak dibidang pengolahan perikanan,dan yang diperjualkan hanyalah produk-produk yang sudah umum ada dipasaran,seperti kerupuk,pempek,model dan lain-lain. Terlihat ketidakseimbangan usaha perikanan di OKU Timur,karena hampir seluruh daerah OKU Timur termasuk 6 Kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan malah memilih bidang budidaya perikanan.Kemungkinan hal ini terjadi karena kurang sosialisasinya pemerintah daerah tentang usaha pengolahan perikanan kepada unit-unit usaha rumah tangga di OKU Timur.Keterbatasan informasi yang didapat tentang produk-produk olahan ikan juga termasuk salah satu faktor yang menjadikan usaha pengolahan perikanan menjadi terpinggirkan. Ikan patin contohnya,sebagai hasil perikanan yang paling melimpah di OKU Timur tidak lagi kita jumpai nantinya hanya sebatas kita budidayakan lalu jual atau di olah menjadi pindang patin.Padahal ikan patin dapat didiversifikasikan menjadi produk lain,seperti misalnya sirip-sirip ikan patin dapat kita buat menjadi gantungan kunci,tulangnya saat ini sudah dapat dijadikan bahan baku gelatin dan banyak lagi. Tidak hanya sebatas produk dari bahan baku yang kita dapatkan dengan membeli,contohnya lagi keong mas atau gondang yang mungkin selama ini hanya untuk menjadi pakan bebek,kini diluar sana sudah dapat dijadikan produk yang bermanfaat,seperti cangkang atau kulitnya dapat kita buat sebagai mainan anak-anak atau yang lebih ilmiahnya lagi dapat dijadikan tepung yang mengandung banyak kalsium.Bahkan saat ini sudah ada penelitian tentang keong,dagingnya dapat dijadikan bahan baku pembuatan saus dan kerupuk,dan malah telurnya pun sekarang sudah didiversifikasikan dan menjadi produk berdaya jual. Sudah banyak contoh unit usaha rumah tangga yang bergerak dibidang pengolahan yang sukses,contohnya seperti pak haryono pengusaha ikan asin dai muara angke. Haryono atau akrab disapa Haji Yono ni telah menggeluti usaha ikan asin selama 26 tahun. Tapi, ia mengaku, beberapa tahun terakhir, ia lebih memilih mengasinkan ikan sotong alias cumi daripada ikan laut lainnya.Sebab, kebanyakan nelayan di Muara Angke juga hanya menangkap cumi sehingga pasokan ikan lain pun kurang. "Sekitar 95% kapal penangkap ikan di Muara Angke merupakan kapal penangkap cumi," imbuhnya. Dalam satu bulan, Haji Yono bisa menjual cumi kering rata-rata sebanyak 65 ton. Ia mematok harga cumi kering Rp 39.000 hingga Rp 40.000 per kilogram (kg). Sementara, ia sendiri membeli cumi basah dengan harga Rp 17.000 hingga Rp 19.000 per kg dari nelayan.Jika kondisi normal, omzet yang diraup Haji Yono dalam sebulan bisa mencapai Rp 2,5 miliar. Sementara, untuk keuntungan, Haji Yono mengaku mendapat margin tak lebih dari 20%. Lain lagi Haji Damra,ia yang meneruskan usaha orang tuanya ini, hanya mengolah ikan tongkol untuk dijadikan ikan asin. Ia menjual ikan tongkol asin Rp 11.000 per kg. Berarti dalam sebulan, Haji Damra yang dibantu oleh lima karyawan ini bisa meraup omzet sekitar Rp 330 juta. Seperti yang kita lihat kisah diatas,di bidang pengolahan hasil perikanan terdapat peluang untuk berinvestasi melalui diversifikasi produk olahan. Dengan melalui diversifikasi produk olahan ini akan meningkatkan ragam produk olahan sehingga akan dapat menarik para pembeli. Seharusnya saat ini kegiatan mensosialisaikan tentang produk olahan ikan harus masuk dalam program kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten OKU Timur, kegiatan ini untuk meningkatkan kepercayaan masyarkat akan peluang menguntungkan dari produk olahan ini dengan melakukan diversifikasi produk olahan yang didukung dengan bantuan sarana pengolah ikan yang ramah lingkungan. Sifat pengolahan sendiri tidak ditawarkan seperti halnya yang modern saja tetapi pengolahan secara tradisional pun masih tetap menjadi peluang yang menguntungkan,contohnya ikan asap,terasi,bekasam dan lain-lain,sungguh ini merupakan gebrakan baru bagi kabupaten yang masih muda ini. Alasan lain mengapa ikan juga nantinya merupakan sumber gizi hewani yang diburu adalah nanti kedepannya,lahan-lahan peternakan akan habis dan bila masih ada pasokannya tentu harus didapatkan dengan harga tinggi.masyarakat pasti akan bingung bagaimana mendapatkan gizi hewani yang murah dan tentu nilai gizinya tinggi ikanlah yang ada dibenak mereka,saat ini mungkin ikan belum sepenuhnya dilirik,tapi bila ikan kita olah menjadi produk olahan yang bermutu dan tentunya nilai gizinya akan bertambah tinggi siapa yang tidak tergoda. “Ketika Orang Lain Masih Berfikir,Kita Sudah Bertindak”, kemungkinan peluang usaha dibidang pengolahan hasil perikanan di OKU Timur cukup besar didukung factor bahan baku,kemudian juga usaha-usaha seperti ini masih sulit ditemukan dan tentunya masih banyak diversifikasi produk ikan yang dapat kita kaji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun