Mohon tunggu...
Ikbal Ropik
Ikbal Ropik Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Karya buku: Meraih Kebahagiaan Hidup (2021), Menyelami Makna Syukur (2022), Sakit: Untaian Lara Penghapus Dosa (2023), Bekal Seorang Musafir (2024).

Selanjutnya

Tutup

Book

Sakit: Untaian Lara Penghapus Dosa Buku ketiga yang Ditulis Ikbal Ropik dengan tulisan di buku Iqbal Rafiq

19 November 2024   07:21 Diperbarui: 19 November 2024   10:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar: Ustadz Uus Suhendrik, Lc., M.Pd.

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta'ala dzat yang menciptakan, memiliki, mengurus yang menentukan segala ketentuan dan yang menghilangkan segala penyakit. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para shahabatnya, dan ummatnya hingga akhir zaman.

            Siapa saja yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk di uji dengan kesusahan dan kesempitan maka akan mendapatkannya dan siapa saja yang dikehendaki untuk dibersihkan dari dosa-dosa melalui penyakit maka pasti akan mendapatkannya.

            Inilah karunia untuk orang yang ditimpa sakit, yang telah kehilangan kesehatannya. Namun tampai sebagian ada yang bingung cara mengenali penyakit dan cara memahami penyakitnya, begitupula tampak menurun kekuatannya dan wajah yang lesu begitupula hilang kegembiraannya.

            Tampak menyeramkan bagi sebagian orang tatkala ditimpa sakit, sehingga yang ada sampai panik dan yang terbayang hanyalah mencari dokter, Rumah Sakit atau Obat. Ini bukan sesuatu yang keliru. Karena insan beriman kepada Allah di wajibkan untuk berikhtiar dengan maksimal menggapai kesembuhan baginya.

            Namun, sisi yang lebih penting untuk terfikir pertama kali saat sakit selain dari berikhtiar dengan obat atau lewat dokter adalah penerimaan dan penyadaran diri kemudian bersabar, memperbanyak zikir dan taubat kepada Allah, termasuk diantaranya berdoa kepada-Nya. Sehingga atas dasar ini seorang insan jika ditimpa sakit tatkala berikhtiar menjemput kesembuhannya pun dengan cara-cara yang telah di atur dalam islam. Hilanglah kebergantungan kepada makhluk, dan anggapak kesembuhan dari dokter atau obat, karena Allahlah yang menentukan sembuh dan tidaknya seorang hamba dari sakitnya. Karena dokter hanya menjalankan proses ikhtiar, selanjutnya Allah-lah yang menentukan sembuh dan tidaknya.

            Itulah kenapa sisi spiritual ini mesti menjadi poin penting dalam kehidupan insan beriman, karena dengan ini menjadi proses yang dijalani dan ketundukan kepada Rabb-Nya akan nyata disaat sakit maupun sehat semuanya dipandang baik. Dengan memperhatikan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)

            Mereka begitu memahami kebaikan-kebaikan Allah kepada dirinya, kasih sayang Allah atas bagi hamba-Nya tak ada bandingnya. Begitupula faham akan makna perintah dalam segala kondisi. Karena betapa banyak nikmat yang diberikan kepada hamba, namun malah menjadi penyakit baginya (karena menggunakan nikmat untuk keburukan). Betapa banyak orang terhalang dari kenikmatan, ternyata halangan itu menjadi kebaikan dan kesembuhan baginya.

            Mestilah memahami hakikat dari sakit, cara menyikapi sakit dan hikmah besar yang terkandung bagi orang-orang yang mendapatkan ujian sakit begitupula cara bersikap yang baik tatkala ditimpa sakit. Sehingga ikhtiar yang dilakukan selalu disertai Ridha dan kasih sayang Allah untuknya.

            Teruntuk saudaraku yang sedang sakit, semoga Allah subhanahu wa ta'ala menyembuhkan dan menyehatkanmu, serta melindungimu dari segala penyakit dan ujian.

            Akhirnya, penulis memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Semoga berkenan menjadikan karya ini sebagai amal shalih, dapat bermanfaat bagi umat, menjadi perangkat kehidupan dengan wasilah ilmu. Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberikan petunjuk, menjauhkan penulis dari kekeliruan berfikir, ketumpulan pena, kesalahan dalam pembicaraan dan tulisan.

            Namun tidak dipungkiri dalam setiap tulisan penulis tidak jauh dari kekeliruan, atau bisa dikatakan jauh dari kesempurnaan. Maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan, agar dikemudian hari bisa lebih baik dan buku ini semakin bermanfaat untuk umat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun