Mohon tunggu...
Humaniora

Keseimbangan Hidup melalui Sadar Bencana

2 Juli 2017   01:31 Diperbarui: 2 Juli 2017   01:47 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudahkah kita melakukan Keseimbangan Hidup?

Sejak kecil kita diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, tebang pilih dan tanam kembali, melindungi sumber daya alam sekitar dengan menanam tanaman Toga di depan rumah yang bermanfaat bagi seisi rumah dan membuat udara sejuk. Radio-radio selalu mengingatkan kita untuk tidak membuang sampah sembarangan, segera membersihkan selokan atau bantaran sungai khususnya mendekati musim penghujan. Selain itu dari radio juga kita dapat mengetahui daerah lain yang sedang dilanda bencana banjir, tanah longsor, gunung meletus atau bencana lain. Ketika kita berada dekat daerah pegunungan, maka ketika pegunungan tersebut hujan lebat dan terjadi tanah longsor, radio memperingatkan daerah sekitar untuk kedatangan air bah tersebut dengan bersiaga menaikkan barang-barang yang ada di rumah supaya tidak terendam air, melanjutkan informasi dari radio tersebut dengan "kentongan" yang ada di pos jaga untuk membangunkan warga agar bersiaga karena lereng gunung di atas sana hujan lebat dan berpotensi banjir longsor.

Media radio masih banyak diminati oleh masyarakat, apalagi saat ini dengan kecanggihan teknologi internet, kita dapat mengakses radio dari seluruh penjuru dunia. Kita dapat menikmati musik, berita atau info apapun melalui radio yang ada di seluruh dunia. Melalui radio kita dapat menambah jejaring, mitra yang berada jauh di pelosok negeri. Radio merupakan media yang baik untuk akses informasi terhadap masyarakat di berbagai daerah dan belahan dunia meskipun ada media televisi yang menyajikan informasi dengan suara dan gambar.

Indonesia tidak lepas dari bencana seperti banjir, tanah longsor, dan gunung meletus. Banjir selalu terjadi di berbagai daerah, baik di desa maupun di kota pada saat musim penghujan. Permasalahannya adalah, karena aliran sungai terhambat oleh sampah yang menggunung, sehingga ketika hujan airnya meluber menyebabkan banjir. Tanah longsor, apa penyebabnya? Yang menyebabkan adalah lereng-lereng gunung yang dikeruk untuk diambil pasir atau batunya, pepohonannya ditebang sembarangan tanpa melihat dampaknya. Di lingkungan sekitar kita, masih adakah yang membuang sampah di sungai, di selokan ataupun di tanah lapang yang merupakan fasilitas umum? Tentunya masih ada bukan? Apakah kita sudah memberi contoh yang baik dengan membuang sampah pada tempatnya atau menanam tanaman hijau di sekitar rumah supaya udara terasa sejuk?

Keseimbangan hidup haruslah tetap dijalankan. Artinya, ketika kita mengeksploitasi sumber daya alam yang ada, hendaknya kita meregenerasi kembali atau mengambil seperlunya. Mengolah limbahnya dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan. Ketika kita menebang pepohonan di hutan, hendaknya kita pilih yang sudah matang dan siap ditebang, tentunya dengan menanam kembali pohon yang serupa. Ketika terjadi banjir, sudahah kita membuang sampah pada tempatnya, bukan membuang di sungai? Keseimbangan hidup haruslah dimulai dari diri kita sendiri maka akan dapat diikuti oleh orang-orang sekitar kita.

Sebagai generasi penerus bangsa, mari kita bersama-sama melakukan gerakan Sadar Bencana yang dapat membantu pekerjaan pemerintah khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kita dapat membentuk kelompok "Pecinta Alam" yang dapat menginspirasi masyarakat lain untuk turut tanggap Sadar Bencana. Kegiatan bisa diinformasikan melalui berbagai media seperti Radio, karena radio jangkauannya sangat luas sampai ke seluruh pelosok negeri. Radio juga dapat diakses melalui smartphone dan jaringan internet melalui streaming, sehingga tidak ada kendala dalam melakukan gerakan kebaikan bagi banyak orang. 

Jadi, kegiatan Sadar bencana itu apa saja yang bisa kita lakukan dan dibagikan melalui Radio?

1. Tidak membuang sampah di sungai, diselokan atau di fasilitas umum seperti tanah lapang

2. Membersihkan selokan, tepi sungai dari sampah, sehingga tidak sampai menumpuk

3. Ketika menebang pohon, pilih yang sudah tua, dan jangan  lupa untuk menanam kembali.

4. Tidak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di lereng gunung, karena menyebabkan tanah longsor. Berlaku juga di hutan maupun laut.

5. Melestarikan sumber daya alam yang hampir punah, bukan malah menghabiskan atau menjualnya.

6. Menanam tanaman Toga atau sayuran di sekitar rumah yang dapat bermanfaat untuk obat keluarga atau memasak tanpa harus membeli di pasar. Selain itu jika lingkungan rumah ada tanamannya dapat menyejukkan udaranya.

Keseimbangan hidup antara manusia dan sumber daya alam yang ada maka kehidupan akan semakin baik, tumbuhan dan hewan dapat berkembang biak dengan baik dan membantu memenuhi kebutuhan manusia. Bila kita tidak memikirkan anak cucu kita nanti apakah masih dapat menikmati kekayaan alam negeri ini, dengan mengeksploitasi terus menerus, maka tidak perlu menunggu sekian puluh tahun, maka keseimbangan bumi ini akan punah. Keadaan akan menjadi semakin panas, hutan-hutan tidak bisa menghasilkan oksigen lagi karena habis ditebang, selalu banjir ketika hujan karena sampah menggunung di sungai, tanah longsor karena diambil bebatuannya untuk bahan bangunan dan pohonnya ditbang padahal itu untuk menahan air hujan; berarti kita belum melakukan sepenuhnya Keseimbangan hidup dengan Sadar Bencana.  

"Mari kita melakukan kegiatan Sadar Bencana yang dimulai dari lingkungan sekitar kita. Gerakan kecil dapat berpengaruh besar pada perubahan sekitar."

#IkaWahyuN#SadarBencana#BNPB#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun