Pembelajaran IPAS merupakan mata pelajaran kolaborasi materi pelajaran IPA dan IPS yang mana aspek yag diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis sekolah. Mata pelajaran IPAS mengedepankan pemahaman konsep dan praktik secara nyata, sehingga dibutuhkan kemampuan literasi dan numerasi yang memadai serta kemampuan konsetrasi siswa.Â
Hal tersebut hendaknya menjadi pembiasaan sehingga pencapaian pembelajaran tiap elemen pada aspek IPAS akan tercapai dengan baik sesuai dengan kondisi siswa.
Penyebab kurangnya konsentrasi siswa terkait dengan jadwal IPAS yang diberikan kepada siswa jam 10.15 -- 15.30 dengan indikasi siswa cenderung menguap dan tidak antusias dalam menerima pembelajaran, mengerjakan proyek terkesan asal-asalan dan tidak maksimal serta sering meminta ijin ke luar kelas.
Sedangkan indikasi rendahnya literasi terlihat ketika siswa diberikan pertanyaan pemantik harus yang lebih spesifik karena kesulita menjawab, pengetahuan awal yang dimiliki siswa juga masih kurang serta pada saat proses pemecahan masalah cenderung mencontoh pada ulasan-ulasan sebelumnya. Kemampuan numerasi juga masih kurang hal tersebut terindikasi kesulitan siswa dalam menghitung persoalan matematika sederhana serta kesulitan membaca dan memahami alat ukut.
 Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri melalui kajian literature serta melakukan wawancara dengan Dosen Pendidikan fisika dan juga dosen BP/BK, Pengawas Sekolah yang bidang sains, Kepala Sekolah, teman sejawat yang serumpun serta siswa, ada beberapa tantangan yang terjadi, yaitu masalah siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran untuk faktor ekternal antara lain:Â
1) lingkungan/ suasana kelas yang kurang kondusif (ramai/ bising ; 2) guru kurang mampu menerapkan metode yang inovatif.); 3) kemampuan guru masih lemah pada saat merangsang semangat siswa; 4) materi dan soal yang diberikan terlalu sulit; 5) pertanyaan yang diberikan guru sukar dipahami; 6) guru kurang mampu memahami peserta didik. Sedangkan faktor internal untuk siswa kurang konsentrasi antara lain :Â
1) kondisi fisik siswa yang sudah mulai capek; 2) kelaparan; 3) kecemasan siswa yang meningkat; 4) kurangnya motivasi diri siswa; 5) mengalami kejenuhan kerena beban pelajaran; 6) sudah merasa cukup pada materi yang telah diterima; 7) kurangnya pendirian sehingga terkena bujukan teman sekelas untuk mengobrol atau membahas sesuatu di luar topik pelajaran; 8) lebih suka bermain Hp dan mengoperasikan game.
Masalah rendahnya tingkat literasi siswa dalam mengikuti pembelajaran secara eksternal dipengaruhi oleh: 1) proses pembelajaran yan belum berbasis HOTS; 2) kurangnya sarana dan prasarana yang memadai; 3) teacher center; 4) suasan lingkungan yang kurang mendukung;
5) kurangnya role mode; 6) kurangnya terealisasikan kebijakan berliterasi di sekolah/ lebih ke bidang administrasi. Sedangkan selain faktor ekternal, faktor internal siswa juga berpengaruh pada kebiasaan literasi antara lain; 1) belum terbentuknya tradisi literasi dan riset yang baik yang terbentuk di diri siswa; 2) rendahnya motivasi dan minat siswa; 3) rasa ingin tahu siswa yang rendah.
Permasalahan selanjutnya rendahnya tingkat kemampuan numerasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berdasarkan faktor eksternal antara lain
: 1) kurang praktik numerasi; 2) iklim belajar yang kurang mendukung; 3) guru kurang kreatif sehingga siswa bosan; 4) guru kurang tepat dalam menggunakan metode pembelajaran; 5) guru belum memetakan kemampuan numerasi siswa; 6) soal yang diberikan langsung pada tingkatan yang sulit; 7) media yang digunakan kurang mendukung dalam pembelajaran; 8) tidak adanya kebijakan kegiatan numerasi yang terprogram.
Sedangkan faktor internal yang berpengaruh pada rendahnya kemampuan numerasi antara lain: 1) tingkat kecemasan peserta didik; 2) siswa tidak terbiasa dalam latihan soal; 3) rendahnya motivasi siswa untuk menyelesaikan soal numerasi; 4) siswa mudah menyerah dan rasa ingin tahu sangat rendah; 5) siswa mengalami lost learning karena faktor daring; 6) tingkat konsentrasi siswa yang kurang; serta 7) siswa mengalami  ketidakpahaman membaca sebuah data dengan baik.