Hello friends, apa kabar Oktober kalian? Apa kabar kalian di hari ke 28 di bulan Oktober ini? semoga aktifitas yang padat tidak akan mengurangi kita untuk terus mengingat sang Rabbul Izzah. Semoga selalu baik ya, semoga segala urusan dimudahkan, Amiin. Â
Kali ini, setelah sekian lama tidak #berbagiopini dengan teman-teman sekalian, Alhamdulillah bisa kembali berbagi. Topiknya mungkin tidak se-rileks topik sebelumnya, tapi aku saranin tetap dibaca sampai tuntas ya, karena selain supaya sharing kita tidak setengah-setengah, teman-teman bisa tahu  di paragraph bagian akhir tentang kenapa aku memilih topik ini. Dan mohon maaf juga, karena topic ini bertemakan sejarah, maka beberapa kalimat mungkin masih perlu diperbaiki, oleh karenanya saran yang membangun dari teman-teman sangat diharap.
Langsung saja yaaa, karena hari ini bertepatan dengan tanggal 28 Oktober, maka topik yang akan kita bahas adalah Jiwa dan Sumpah Pemuda.
Ada ungkapan bahwa hanya keledai yang bisa terantuk pada batu yang sama. Keledai dijadikan sebagai simbol kebodohan atau kedunguan. Ungkapan tersebut untuk menggambarkan betapa tololnya si keledai yang tidak mau belajar dari kesalahan yang pernah terjadi.Â
Ungkapan itu juga memberi pengertian secara tersirat arti penting belajar dari peristiwa yang telah terjadi, untuk diambil sebagai pelajaran bahwa kesalahanyang tidak bermanfaat diupayakan untuk dihindari, sementara pelajaran yang bermanfaat untuk dapat dipakai atau diwujudkan kembali.
Demikian juga dengan mengungkap kembali  Sumpah Pemuda sebagai salah satu tonggak kebangsaan Indonesia yang diperingati atau dikenang dapat menjadi bahan renungan sesuai dengan perkembangan tantangan permasalahan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada dasarnya sejarah itu dibagi dua, yaitu sejarah sebagai peristiwa yang terjadi pada masa lalu (historie realite) dan sejarah sebagaimana diceritakan (historie recite).Â
Sejarah sebagai relitas tidak dapat diganggu gugat karena peristiwa itu sudah lewat dan tiidak dapat diputar ulang. Namun sejarah sebagai kisah yang dituturkan akan terus dapat dikemukakan berubah-ubah sesuai perspektif pihak yang mengisahkannya.Â
Untuk kepentingan mengingat kembali Sumpah Pemuda di era reformasi, cara pandang Soekarno tentang "masa" trilogy sejarah yang dinamakan trimurti atau trimatra: yaitu masa lalu yang jaya, masa kini yang sulit, dan masa depan yang cerah, menarik untuk digunakan dalam melihat persoalan mendasar pasang surut rasa kebangsaan bangsa Indonesia sebagai suaatu bangsa.
Persoalan kebangsaan yang terumus dalam Sumpah Pemuda, bukanlah persoalan yang muncul personal secara tiba-tiba. Namun hasil tersebut juga  sebagai hasil proses panjang mulai dari Kebangkitan Nasional, juga dari pelaksanaan edukasi sebaagai bagian dari politik asosiasi
Pemuda adalah Agent of Change. Terkait dengan sumpah pemuda, ungakapan ini benar adanya. Dalam sejarahnya, perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme, yang lebih mengutamakan fanatisme kedaerahan selama tiga abad, memasuki sejarah baru dengan bangkitnya sejumlah pemuda yang mendirikan organisasi-organisasi kepemudaan nasional. Perjuangan yang pada awalnya lebih bersifat cultural berubah menjadi perjuangan yang membawa isu-isu nasionalisme dengan lebih mengedepankan diplomasi politik.
Sumpah pemuda yang pada tanggal 28 Oktober 2020 ini akan diperingati dalam usianya yang ke-92, merupakan jiwa pemersatu bangsa, semangat dan roh yang menjiwai perjuangan bangsa. Kaitannya dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan, uraian seperti berikut ini tidaklah berlebihan bahwa Supah Pemuda merupakan peristiwa besar dan maha penting bagi bangsa kita dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda dan merebut kemerdekaan nasional.Â
Bgitu besarnya arti atau peran yang dikandungnya, boleh dikatakan bahwa kemerdekaan yang diproklamasikan pada tahu 1945 tidak akan diperoleh oleh bangsa kita seandainya tidak ada sumpah pemuda pada tahun 1928.Â
Sumpah pemuda adalah cikal bakal proklamasi kemerdekaan yang melahirkan NKRI. Sumpah Pemuda adalah sumber konsep besar persatuaan bangsa yang dikenal sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Sumpah Pemuda juga merupakan landasan inspirsai gagasan Bung Karno yang kemudian dirumuskan dalam Pancasila.
Semangat yang dijiwai oleh Sumpah Pemuda dalam menumbuhkan persatuan yang  menjadi modal perjuangan mempunyai arti penting dalam merebut kemerdekaan untuk memasuki masa depan yang lebih baik. Ben Anderson dalam Revolusi Indonesia mengemukakan bahwa pemuda merupakan sumber kekuatan utama revolusi.Â
Sejarah Indonesia juga mencatat runtuhnya dua rezim karena gerakan pemuda. Tritura yang lahir dari gerakan pemuda tahun 1966 berhasil menghapus komunisme di tanah air. Dan tentunya masih terekam dengan jelas gerakan reformasi 1998 yang memakan korban sejumlah pemuda dan menjadi titik balik demokrasi di Indonesia, juga dipelopori oleh pemuda.
Pemuda selalu berperan dalam setiap zaman. Ketika kolonialisme tidak lagi pada masanya, pemuda harus tetap memainkan peran dalam perang ekonomi global abad ini. Setelah 92 tahun sumpah pemuda, sudah saatnya pemuda di era reformasi tidak hanya menjadi Agent of Change, Â namun menjadi Agent of Solution itu sendiri .
###
Segitu dulu topik dari saya, semoga bermanfaat.
Oh iya, tulisan ini sengaja aku tulis hari ini, sebagai bentuk refleksi pribadi dari lahirnya Sumpah Pemuda, juga sebagai kado untuk diri aku sendiri yang tepat pada 21 tahun yang lalu aku menangis melihat kehidupan yang serba baru, sedang ibu dan bapakku, juga keluarga yang lain tersenyum sumringah.
Hari ini, semoga membawa berkah.
Selamat Hari Lahir sumpah Pemuda.
Selamat & Sukses Pelantikan dan Pengukuhan Duta Pelajar NU Sumenep 2020-2022
Marhaban Ya Rasulallah,
Congratulation for my day, semoga menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat untuk sekitar. Amiin.
PCNU Sumenep, 28 Oktober 2020. 01;24 WIB
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H