Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno berkata, "Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku goncangkan dunia." Maksud dari pernyataan tersebut bahwa pemuda merupakan aset paling berharga yang di miliki bangsa ini, Â pemudalah yang memegang masa depan negara Indonesia melalui bimbingan semua pihak dalam membentuk perilaku baik pemuda (mahasiswa).Â
Secara tidak langsung beliau menyuruh mahasiswa tahun 1945 sampai mahasiswa jaman now untuk terus belajar dengan membaca dan menulis sebagai salah satu tujuan dari pernyataannya, termasuk kita saat ini.
Ada beberapa hal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap minat membaca, salah satunya dipengaruhi oleh bagusnya tulisan yang ditulis oleh penulis. Sebuah tulisan/karangan yang bagus akan mendorong mahasiswa untuk membaca. Menulis itu seni.Â
Mengapa demikian? Karena menulis merupakan karya tangan kita sendiri. Baik yang diketik maupun tulisan tangan. Semakin kita rajin membaca dengan sendirinya kemampuan kita untuk menulis semakin tinggi.Â
Menjadi seorang penulis sangat mudah asalkan kita sering membiasakan diri untuk menulis dari hal yang terkecil, misal menulis buku harian, menulis materi yang diberikan oleh dosen, dan lain-lain. Seperti kata pepatah yang mengatakan, kita bisa karena biasa.
Hal terkecil yang sering kita jumpai adalah dalam proses penyusunan makalah. Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang menyalin karya ilmiah dari internet. Mahasiswa tidak mampu menyusun makalah hasil pemikiran sendiri atau kelompok karena tidak mampu menulis dan tidak biasa membaca.Â
Minimnya giat tulis menulis mahasiswa dikarenakan mahasiswa-mahasiswi lebih menyukai karangan orang lain daripada menciptakan karangan sendiri.Â
Tidak disadari olehnya bahwa membaca karangan orang lain merupakan sebuah dorongan agar kita juga mempunyai tekad untuk menulis karangan sendiri. Sangat penting bagi mahasiswa untuk membenah diri dan bertanya, "Kapan orang lain akan membaca karanganku?"