Mohon tunggu...
Ika setyowati
Ika setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IIQ MALANG

Long life moslem learner Fakiir ilalloh

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeruji Busuk?

10 November 2020   12:25 Diperbarui: 10 November 2020   12:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertumpu
Pada kaki yang tak tau arah tertuju
Pada tubuh yang tercenung dalam tungkul
Pada tahta yang masih surut
Pada molekul nadi yang berdenyut
Pada hati yang rapuh tanpa menau

Saat pagi aku berbayang jalan Indah
Menyibak ilalang meninggi sentausa
Membagi gundah gulana padanya
Mengikhlaskan rasa suram pula

Ku ucapkan salam pada kenari
Yang jauh di sana melambung tinggi
Sembari mengaisi duri pada sesaknya hati
Ku lemparkan sejauh maya-maya peri di batanghari

Wahai angin,  bawalah aku pada suatu keadaan
Yang menimbun kisah belantara ini
Buanglah jauh-jauh kegelisahan pada buruknya jiwa
Telah aku telan keadilan ini tanpa kawan pun lawan
Seharian pula ku mamah tanpa sesuap sisa derita

Selamat berjuang jiwa ragaku
Maafkan aku
Karena selama ini kau hanya kungunakan tuk mengoyak  jeruji busuk
Aku kan kembali lagi dengan tidakpun nestapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun