PENGHARGAAN DAN PENGHAYATAN TERHADAP KEBHINEKATUNGGALIKAAN DAN NILAI-NILAI PANCASILA di SEKOLAH
Ini adalah sebuah tulisan reflektif untuk menguatkan pemahaman tentang identitas manusia Indonesia berdasarkan observasi kami disekolah tempat kami praktik mengajar terhadap tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan.
Indonesia memiliki banyak keragaman, hal itu terlihat dari segi etnik, bahasa, budaya, agama, aspirasi politik dan kemampuan ekonomi. Keragaman ini tergambar dalam prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti meskipun Indonesia adalah berbhinneka, tetapi terintergrasi dalam kesatuan. Penduduk Indonesia adalah beraneka ragam, terdiri atas suku bangsa, bahasa daerah, lagu daerah, agama dan ras, namun tetap merupakan satu bangsa, ialah bangsa Indonesia.
Berdasarkan observasi kami, tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah tempat kami praktik mengajar dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan adalah sebagai berikut:
- Peserta didik menunjukkan bahwa mereka tidak memandang adanya perbedaan etnik. Peserta didik berteman, bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman yang berbeda etnis dengan mengerjakan tugas kelompok bersama dan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
- Semua peserta didik datang dari latar belakang yang beragam. Pihak sekolah tidak membeda-bedakan peserta didik berdasarkan latar belakang mereka. Setiap peserta didik memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menuntut ilmu. Perbedaan ini termasuk di dalamnya perbedaan agama. Dalam hal ini sekolah menumbuhkan toleransi yang tinggi terhadap peserta didik yang memiliki latar belakang berbeda dengan menyediakan guru agama yang sesuai dengan agama peserta didik sehingga peserta didik yang bukan non-muslim merasa dihargai dan tidak terasingkan.
- Di sekolah ini kesetaraan gender sangat terlihat dengan guru perempuan yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, dan ketua osis perempuan. Dengan contoh berikut dapat dibuktikan bahwa kaum perempuan memiliki porsi yang sama dengan kaum laki-laki.
Penghayatan nilai-nilai Pancasila di sekolah juga diterapkan untuk menguatkan identitas manusia Indonesia. Dengan keberagaman yang ada, Indonesia pancasila sebagai dasar negara yang memuat nilai-nilai luhur bangsa. Penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah sebagai bentuk penghayatan sangatlah penting. Dan sekolah perlu menciptakan ekosistem yang mendukung penghayatan nilai Pancasila ini. Nilai Pancasila perlu dihayati oleh setiap siswa. Berikut ini penghayatan nilai Pancasila yang ada di sekolah untuk menguatkan identitas manusia Indonesia;
- Sila ke-1, shalat dhuhur berjamaah, berdoa dan membaca sebelum mulai pelajaran, dan membaca surah yasin setiap hari jumat.
- Sila ke-2, saling bekerja sama, gotong royong, memiliki empati dengan sesama, saling menghormati sesama baik itu guru, teman sebaya maupun masyarakat sekolah lainnya.
- Sila ke-3, saling menghargai satu sama lain, menghargai perbedaan, saling berinteraksi dengan teman lainnya tidak memandang asal, suku, budaya, dan perbedaan lainnya
- Sila ke-4, saling bermusyawarah, berdiskusi, menghargai pendapat, jika musyawarah tidak menghasilkan kesepakatan baru setelahnya dilakukan mufakat.
- Sila ke-5, setiap peserta didik memiliki hak yang sama dalam pendidikan. tidak ada pembeda antar peserta didik. Dan semua peserta didik memiliki hak menerima pelajaran dengan baik dan maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H