Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Weak Hero Class" Jangan Bangunkan Macan yang Sedang Tidur!

3 Februari 2025   08:52 Diperbarui: 3 Februari 2025   08:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gara-gara "Study Group" saya jadi kembali hobi nonton drama anak sekolahan.  "Weak Hero Class" yang tayang tahun 2022 itu menjadi pilihan saya untuk mengisi hari libur di bulan baru ini.

Drama yang dibintangi Park Ji-hoon (Love Revolution) dan Choi Yun-wook (Twinkling Watermelon) ini sangat menarik untuk disimak karena berkisah tentang persahabatan remaja berlatar belakang keluarga berbeda dengan permasalahannya masing-masing.   

Drama ini pun menyoroti sisi gelap pergaulan beserta aksi perundungan dengan kekerasan di sekolah yang marak di Korea Selatan.

Salah satu hal yang membuat saya makin kepincut kepada drama yang hanya terdiri dari 8 episode ini adalah theme songnya.  Wiih, sekali dengar langsung maknyes di hati.  Lagu yang dinyanyikan oleh Meego (prod. by primary) ini menguar tajam aroma psychedelicnya.


Vokal Meego ini pas sekali disandingkan dengan potongan-potongan video opening "Weak Hero Class."  Pedih, sepi, suram dengan sedikit kilatan indah kebahagian yang dijabarkan oleh kumpulan telapak tangan dari beberapa remaja yang menandakan sportivitas.

Drama yang disadur dari manhwa berjudul "Weak Hero" karya Seopass dan Kim Jin-seok (Razen) ini berkisah tentang Yeon Si-eun, remaja broken home yang  melampiaskan rasa sepinya dengan belajar.   Pergi pagi pulang malam hanya untuk belajar.   Tak heran ia kerap memenangkan lomba-lomba berbau akademis.  Ia tak memiliki teman dekat karena yang ia pedulikan hanyalah bisa mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.

Si-eun tak melakukan apapun yang mengganggu orang lain, hanya belajar. Namun, justru hal itu dianggap mengganggu oleh Yeong-bin.

Yeong-bin ini dari tatapan matanya saja sudah terlihat bahwa ada yang gak beres dengan anak ini.  Sebenarnya ia cerdas secara akademik namun di sisi lain badungnya gak ketulungan.  

Mainannya sudah tingkat dewa, merokok, diskotik, dan narkoba.  Bila saja dari awal ia didekap manis oleh kasih sayang tulus orang tuanya, yakinlah Yeong-bin ini tak akan menjelma menjadi remaja nakal tak tau adat seperti sekarang ini.

Yeong-bin mulai gatel menganggu Si-eun dengan memanfaatkan anak pindahan baru bernama Bum-seok. Akhirnya karena tidak tahan dengan kelakuan Young-bin yang membuat ia salah mengerjakan soal Try-out, Si-eun pun memukulinya sampai hidung Yeong-bin patah dan disetor ke rumah sakit.

Awalnya saya mengira Si-eun ini lemah secara fisik karena lari satu putaran saja memakan waktu 9 menit sedangkan teman-temannya hanya membutuhkan 4 menitan saja.  Bocah ini klemar-klemernya gak ketulungan, lihatlah cara bicaranya.

Namun hey jangan salah, ia punya otak yang cerdas.  Dengan otak, otot pun bisa ikut diatur.
Yap, dengan ilmu matematika, fisika, bahkan sejarah yang digunakan dengan tepat, seketika Si-eun membuat anak-anak yang kerap merundungnya ketakutan setengah metong.

Jangan ganggu macan yang sedang tidur,  sekalinya bangun kalian bakal diterkam dan dikoyak-koyak sampai amburadul.

Nah, menariknya di kelas 1-6 itu, ada juga si tukang tidur bernama An Soo-ho.  Bocah ini bila tidak tidur ya makan.  Ia sempat diprotes Si-eun karena yang dibicarakan hanyalah makan dan makan bahkan saat ia sedang makan sekalipun.  

Tapi dengan elegan ia menjawab,  "Orang hidup saja membicarakan kehidupan, wajar saja bila orang yang sedang makan membicarakan makanan."

Di antara rutinitas makan dan tidurnya ia memiliki kemapuan bela diri yang didapatnya ketika menjadi atlet MMA.  Selain sekolah, ia sibuk bekerja di kedai neneknya sampai malam oleh karena itu ia kerap tidur di jam pelajaran.  Terkadang ia tidur di sekolah setelah bekerja agar tidak kesiangan esoknya.

Soo-ho memiliki hati yang hangat, dia tidak suka bila melihat ketidakadilan di matanya.  Ia pun gercep membantu Si-eun ketika digebuk habis-habisan oleh genk-nya Yeong-bin.

Ya ampun, genk Si Yeong-bin ini wajahnya tuwir-tuwir banget dah, mungkin sering tinggal kelas kali yak karena badung-badung. Ckckckk.

Nah, dari peristiwa itulah, Si-eun dan Soo-ho mulai mengikat tali persahabatan.
Mereka menjadi bemper satu sama lain ketika terlibat perkelahian dengan genk di luar sekolah yang memiliki afiliasi dengan Yeong-bin.

Drama ini membingkai kisah secara apik tentang anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga yang tidak harmonis, kekurangan secara ekonomi, dan yang bergelut dengan kekerasan dalam rumah tangga.

Bagaimana semua itu sangat berpengaruh pada karakter mereka.  Si-eun yang pendiam dan anti-sosial, So-hoo yang gemar membantu, dan Bum-seok yang tidak percaya diri.

Ya, Bum-seok yang merupakan murid pindahan dari sekolah elit yang kerap dirundung di sana.  Ia memiliki orang tua seorang anggota majelis yang bergelimang dengan pencitraan.  Kekerasan kerap dilakukan oleh ayahnya bila sekiranya ia melakukan kesalahan yang dapat mencoreng citra diri sang ayah.  

Menonton scene saat ia digebuki dengan tongkat golf oleh ayahnya membuat saya patah hati.

Awalnya mereka bertiga berteman namun segera Bum-seok menjadi pengkhianat ketika ia cemburu kepada keberadaan teman baru dan merasa menjadi kacungnya Soo-ho.  Tak hanya itu ia merasa sakit hati karena Soo-ho yang dikaguminya tidak balik memfollow akun medsosnya.  Ya, sereceh itu alasan bocah bersendok emas ini yang membuatnya menjelma menjadi anak pendedam sampai melakukan kekerasan di luar nalar.

Di drama ini, Park Ji-hoon aktingnya bagus banget sampai saya bisa merasakan kepenatan, kelelahan, kesedihan, dan kemarahannya yang memuncak. Beda banget lah ya dengan di "Love Revolution" yang selalu terlihat ceria, imut, dan glowing.

Saya ikut merasa lega ketika Si-eun meninju kaca jendela dan berteriak sekeras-kerasnya di lorong sekolah.  
Tak hanya itu, saya pun sama bahagianya dengan So-hoo ketika melihat Si-eun tersenyum untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya.

Salut untuk para penulis manhwa dan webtoon yang karyanya gak asal-asalan.  Mereka benar-benar menggunakan ilmu yang dikuasainya baik sains dan non-sains untuk menulis kisah fiksi seperti ini.  Tak heran, ketika diadaptasi menjadi gambar bergerak, kisah-kisah ini tampil dengan sangat menarik.

Weak Hero Class akan kembali di season 2 dengan  Ryeoun ada di dalamnya.  Tak sabar kiranya menunggu Si-eun kembali dengan suara lirih dan sikap dinginnya di SMA Eunjang yang ya ampuuunn lebih barbar dari SMA-nya terdahulu.

Sekian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun