Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Doubt" Keraguan yang Berujung Petaka

17 November 2024   12:35 Diperbarui: 26 November 2024   17:09 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drakor Doubt. (Sumber: MBC via Tribunnews)

"Kau renungkan kepercayaan dirimu." Jang Tae-su kepada Lee Eo-jin.

Setelah tiga musim berperan sebagai dokter bedah umum, jantung, dan syaraf berjuluk Kim Sabu di Doctor Romantic, kini Han Suk-kyu mencurahkan semua akting terbaiknya ke dalam diri seorang profiler bernama Jang Tae-su.

Drama berjudul "Doubt" yang ditulis oleh Han Ah-young dan disutradarai oleh Song Yeon-hwa ini memang penuh "keraguan" dengan nuansa gelap yang menyelimuti. Pengambilan gambar dan settingnya kerap membuat saya merinding seakan menonton film horor.

Betapa tidak, suasana rumah sang kapten saja terasa sangat dingin ditambah alunan musik yang melatari satu adegan ke adegan lain menggenapi kesuraman drakor yang tayang di negaranya mulai 11 Oktober 2024 itu.

Kapten Jang Tae-su merupakan seorang profiler kepolisian ternama yang prestasinya tak diragukan lagi. Dalam sebuah kasus lama, ia dengan keterampilannya menganalisa dapat membuktikan seorang tersangka tidak melakukan kejahatan yang dituduhkan. Namun, kasus yang kini ia tangani bersama tim jatanras yang dikepalai oleh Oh Jeong-hwan (Yoon Kyung-ho) ternyata secara tak langsung melibatkan keluarganya.

Ya, Jang Ha-bin (Chae Won-bin), putri semata wayangnya yang kerap membuatnya "ragu" itu memiliki bukti-bukti yang mengarah kepada kasus pembunuhan yang tengah ditanganinya. Sedangkan istrinya dengan sangat misterius tertangkap kamera tengah mengubur jasad seseorang.

Ilustrasi : www.koreanallday.com
Ilustrasi : www.koreanallday.com

Kinerja Tae-su yang dinilai menurun oleh rekan-rekannya merupakan akibat dari usaha untuk menutupi prasangkanya akan kejahatan yang dilakukan oleh putrinya sendiri. Ia melakukan investigasi tanpa berkoordinasi dengan rekan satu timnya.

Ha-bin yang dinilai sebagai "anak tak normal" itu kini telah duduk di bangku SMA dan memiliki sejarah tidak menyenangkan dengan kedua orang tuanya karena pernah dicurigai membunuh adiknya. Hal inilah yang akhirnya membuat hubungan kedua orang tuanya retak dan berujung ke perceraian.

Tiga orang anggota keluarga itu bergelut dengan traumanya masing-masing. Sang ibu berakhir dengan bunuh diri, sang ayah lebih menomor satukan pekerjaannya, dan Ha-bin yang menjadi remaja anti sosial diam-diam terobsesi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ha-bin tak memiliki teman, sekalinya memiliki teman bernama Lee Soo-hyun, ia menghilang dan akhirnya jasadnya ditemukan di hutan.

Sebelum jasad sang teman ditemukan, kasus pembunuhan tanpa jasad menyeruak. Dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, korban mengarah ke seorang gadis yang pernah dilaporkan oleh Ha-bin karena mencuri ponsel bernama Song Min-A (Han Su-A).

Song Min-A merupakan remaja yang lari dari rumah. Ia dijadikan wanita suruhan dari seorang pemuda temperamental bernama Choi Young-min (Kim Jung-jin) dalam sebuah aksi pemerasan. Mereka bersama beberapa remaja pelarian lainnya tinggal di basement rumah milik wanita berputra satu bernama Kim Seong-hui.

Bagi saya, Seong-hui ini rada-rada mencurigakan, sih. Terlihat sangat polos tapi gesturnya menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan.

Akan halnya Ha-bin, ia terang-benderang terlihat sangat negatif. Ya, sikap misteriusnya, menambah tumpukan teka-teki di kepala ini semakin menggunung.

Pikiran saya dibawa oleh sutradara untuk ikut bersama bapak dan ibunya mencurigai Ha-bin yang berprilaku tenang dan dingin bak seorang psikopat. Tatapan matanya, gerak bibirnya, langkah kakinya, bahkan poni dan rambut tergerainya terasa sangat "menghantui."

Semua itu ditambah dengan jejak Ha-bin yang tercecer di mana-mana, bahkan bisa dikatakan ia ada di hampir setiap tempat kejadian perkara. Dari situlah segera timbul pertanyaan, "Apakah Ha-bin yang "tak normal" itu telah membunuh seseorang?"

Drama ini tak hanya menyoroti kasus pembunuhan seorang gadis bernama Song Min-A yang agak sulit dipecahkan tapi juga berkisah tentang hubungan keluarga yang dingin serta hubungan rekan sejawat yang gamang.

Ya, Tae-su memiliki dua bawahan yang membantunya dalam penyelidikan yaitu Lee Oe-jin (Han Ye-ri) yang tegas dan logis serta Koo Dae-hong (No Jae-won) yang lembut dan selalu mengedepankan empati. Dua bawahannya ini seakan-akan diberi jarak dalam berkerja sama dengannya.

Alih-alih gentar dengan sikap Tae-su yang angin-anginan, Oe-jin dan Dae-hong ini malah bekerja sangat keras dalam penyelidikan kasus Song Min-A bersama dengan Oh Jeong-hwan dan timnya sementara sang kapten sibuk ampleng-amplengan kesana-kemari demi menutupi keberadaan putrinya di beberapa TKP.

Dari episode ke episode, helai-helai kasus kejahatan mulai tersibak satu-persatu yang juga melibatkan salah seorang guru di sekolah Ha-bin bernama Park Jun-tae.

Pak guru yang ganteng kalem ini memiliki hubungan romansa dengan Seong-hui yang membuat kasus ini melebar kemana-mana sehingga mengerucut menjadi sebuah pertanyaan. Apakah Jun-tae adalah seorang pembunuh berdarah dingin di antara sikapnya yang hangat?

Drakor bergenre psychological thriller ini termasuk pendek hanya terdiri dari 10 episode namun juara dalam hal memeras hati dan otak.

Bagi yang suka film aksi, drakor ini akan terasa sangat lambat terutama di episode-episode awalnya. Dialog dan pengambilan gambar dari scene ke scene terasa sangat pelan terutama saat adegan antara bapak-anak yang memiliki hubungan tak hangat. Betapa meja makan besar itu menjadi saksi kekakuan mereka.

Sampai beberapa episode jelang akhir, saya masih terombang-ambing dengan sebuah prasangka karena banyak bukti yang dibeberkan menjurus kesana. Namun, "Doubt" dengan lembut dapat menata peralihan kisah dari sesuatu yang tidak pasti menjadi kepastian itu sendiri. Tak ada rasa "ragu" lagi.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun