Drama Korea yang berjudul "A Shop for Killers" yang baru saja aku tonton ini hanya memiliki 8 episode saja. Aku yang biasanya nonton drakor sebanyak 16 episode jadi merasa, eh kok dah tamat aja, heuheu.
Dan yang bikin awikwok (perasaan apa ini cobaaa), Lee Dong Wook, yang bertampang cute itu menjelma menjadi mantan tentara beneran yang memantapkan diri menjadi tentara bayaran yang akhirnya beralih profesi menjadi seorang pedagang senjata dengan kedok jadi mamang tukang selang onlen.
Biasanya kalo nonton drakor, aku pasti lihat pemerannya dulu. Apakah well done oppa a la Kim Nam Gil, medium rare oppa seperti Lee Min Ki atau rare oppa unyuk-unyuk seperti Cha Eun Woo agar nantinya bisa dipersiapkan sang mata dan hati yang seluas samudra ini.
Namun, kebetulan tidak dengan "A Shop for Killers." Kemarin asal gebet aja yang penting nonton karena "The Player 2" dan "Connection" belum jua muncul episode barunya.
Nah, jadi ketika muncul sebentuk wajah di awal episode dalam cahaya temaram nan remang-remang, spontan aku nge-growl bagai Tom Araya yang kira-kira bunyinya "Eh, eh, eh, kok kayak Lee Dong Wook. "Kakak ku yang ikut nonton pun langsung menyambar bagai api yang menyala-nyala tak mau modar "Lha memang diaaaa." Dueeenngggg!!!!
Aslinya agak kaget juga sih judul yang berbau-bau aksi dan suspens disandingkan dengan wajah Lee Dong Wook yang nuansanya begitu manis bagai aroma vanila bercampur kembang tujuh rupa. Belum lagi model rambut tergerai belah duanya, bikin gak percaya kalau tokoh Jeong Jin-man itu memiliki profesi yang sungguh brutal.
Iya sih, dia pernah muncul di "Bad and Crazy" yang agak-agak bakbikbuk atau di "Tale of the Nine Tailed" menjadi jelmaan rubah berekor 9 yang menggiwing pedang segede gaban tapi tetap saja akutu ngerasa gimana gituuu. (Perasaan ini muncul karena belum nonton "Strangers from Hell.")
Ah tapi ya sudahlah karena nyatanya Bang Dongdong ini dapat berperan dengan baik sebagai paman yang misterius bagai benda di belakang tirai serta dingin seperti kulkas dua pintu namun sangat perhatian seperti aku pada mu kepada keponakan perempuannya yang mungil namun pemberani.
Drakor ini berkisah tentang seorang gadis bernama Jeong Ji-an (Kim Hye Jun) yang dihadapkan dengan kenyataan bahwa pamannya yang ketje badai telah merawatnya sejak kecil itu meninggal dunia karena bunuh diri.
Ji-an sendiri sejak usia 7 tahun telah ditinggalkan kedua orangtuanya ke alam baka. Rumor yang berkembang adalah ibunya berselingkuh sehingga dihabisi oleh ayahnya. Ayahnya lalu bunuh diri dengan terjun dari atas gedung ketika tengah mengadakan acara perkabungan untuk sang nenek yang baru saja meninggal dunia.
Nah, Ji-an tak serta-merta percaya begitu saja, eh sama dong dengan kita ya kan, karena ia tahu pamannya bukanlah seseorang yang dengan mudah mengakhiri hidupnya sendiri. Saat ia kembali ke rumah peninggalan neneknya yang ditempati pamannya, ia bertemu dengan teman masa kecilnya Bae Jong Min.
Si Bae yang diperankan oleh Ji-bin Park ini ngakunya kerap membantu pamannya Ji-an dalam mengembangkan situs perselangan. Nah, dari aksi ketak-ketik Si Bae di komputer pamannya inilah, Ji-an jadi tahu kalo orang yang selama ini dekat dengannya itu memiliki toko persenjataan di dark web dengan jumlah saldo rekening sampai milyaran.
Baydewey baswey, Ji-bin cepet gede juga ya secara aku liat dia pas jadi adiknya Jandi nan tengil di "Boys Over Flower."
Balik lagi ke cerita. Alih-alih tenggelam dalam kepedihan yang tak bertepi, muncul kebrutalan yang hakiki ketika Ji-an yang ditemani oleh Bae tiba-tiba dibidik senapan serbu dan drone yang meratatatnya. Dari peristiwa inilah mulai terkuak sedikit demi sedikit identitas sang paman yang sebenarnya.
Kisah pun kemudian berkembang dengan alur maju-mundur syantik. Flash-back akan tersaji saat Ji-an sedang terpojok berusaha mengingat kembali petuah pamannya yang kerap diawali dengan kalimat "Dengar, Ji-an ...."
Ya, secara tak sadar pamannya telah membentuk Ji-an menjadi gadis yang tangguh sehingga diharapkan dapat melawan teror apapun yang datang padanya. Jin-man secara halus memberi kode-kode dan pelajaran-pelajaran kecil yang di kemudian hari dapat menyelamatkan ponakan tersayang.Â
Untungnya Ji-an ini bukan SDM rendah IQ 78 jadi dia bisa menyerap ilmu dari pamannya dengan baik dan benar.
Dan untungnya lagi, Si Ji-an yang digempur oleh belasan tentara bayaran yang cap-cip-cup ingin mengecup toko senjata milik pamannya dengan memanfaatkan waktu tenggang alih kepemimpinan selama 24 jam itu dibantu oleh Minhye (Geum Hannah), seorang wanita yang diselamatkan Jin-man di Laos, Pasin (Kim Min), mantan rekan Jin-man di tim militer bayaran bernama Babylon, dan Brother, adik dari Honda, teman Jin-man yang merupakan perintis toko persenjataan gelap.
Selama 8 episode itu banyak darah yang mengalir ke-gore-gore-an gitu deh dan pertunjukan nuansa kelam dunia para pembunuh bayaran, sekelam pencahayaan nan gloomy yang menari-nari.
Drakor yang diadaptasi dari novel karya Kang Ji Young ini aromanya mamarika sekali ya sodara-sodara. Â Tim pembersih TKP mengingatkan aku kepada filmnya Babang John Wick. Â Senjata laras panjang yang disembunyikan di sofa membuat pikiranku melayang ke rumahnya Bruce Willis di G.I. Joe.
Gak hanya itu, setelan trening yang dipakai Ji-an secara gak langsung mengingatkan ku ke "Kill Bill." Hahaha aku lebay dan maksa ya.
Tapi seserius-seriusnya ini drakor tetep lah nyelip seuprit scene komedi yang sedikitnya dapat mengendorkan urat syaraf yang tegang.
"Tercerahkanlah, Kuma."
Nah, seperti biasa, akutu kadang lebih menyukai para side-kick yang berjuang mati-matian di sisi sang hero seperti halnya Pasin dan Minhye. Â Pasin mengingatkanku kepada Song Sac nan kocak, mantan pengawal kerajaan Thailand yang jago Muay Thai di drakor "The Fiery Priest."
Sama dengan Song Sac, pria berambut gondrong yang disebut "Guru" oleh Ji-an ini sat-set dalam mengamalkan ilmu bela diri Muay Thai-nya, ia berada di sisi Ji-an sampai akhir. Benar-benar temannya paman yang bisa diandalkan.
Akan halnya Minhye merupakan sosok wanita tangguh yang gercep dalam urusan jedor-menjedor. Â Gaya banget deh dia apalagi bila sedang pasang posisi dibalik senapan laras panjangnya. Â Mereka ini selalu muncul untuk menyelamatkan sang jawara.
Printilan lain yang aku suka adalah desain grafis di awal episode berupa berbagai macam bentuk moncong senjata dengan suara yang mengiringinya. Â
Dan semua bakbikbuk serta darderdor itu pada akhirnya adalah tentang pergumulan seorang ponakan dalam melindungi lapak persenjataan milik pamannya di mana ada pihak-pihak yang ingin menguasainya.
Pertanyaannya, apakah gadis sebelia Ji-an dapat mempertahankan toko persenjataan milik pamannya? Â
Sila, tonton yeorobuuuunnn. Hanya 8 episode ini, ye kan?
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H