Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Merayakan 32 Tahun "Ten" Album Pearl Jam yang Berandil Besar dalam Ledakan Komersial Musik Grunge

31 Agustus 2023   15:15 Diperbarui: 31 Agustus 2023   19:13 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibangun dari puing-puing Mother Love Bone dan Green River, Pearl Jam yang awalnya bernama Mookie Blaylock itu kini masih berdiri tegak bagai mercusuar yang membantu menavigasi para pencinta musik rock dalam mendapatkan sebuah penghiburan.

Sebelas album telah mereka rilis selama lebih dari 3 dekade dan album debutan mereka yang bertajuk "Ten" bulan Agustus ini genap berusia 32 tahun.

Saya tak terlalu cepat mengenal "Ten" karena pertemuan telinga saya dengan sound-sound menarik dari band asal Seattle ini ada di album kedua mereka yang bertajuk "Vs".

Pearl Jam|sumber : www.uselessdaily.com
Pearl Jam|sumber : www.uselessdaily.com

Beli kasetnya pun jauh dari tahun rilisnya. Ya, setelah 4 tahun berlalu, saya baru memiliki kaset album pertama dari band yang dimasukan AllMusic sebagai "The Most Popular American Rock & Roll Band of the '90s".

Istimewanya, "Ten" menjadi album yang terjual lebih banyak dari album-album lain dari band grunge asal kota hujan itu.

Walaupun "Smells Like Teen Spirit" milik Nirvana yang berada di album "Nevermind" dianggap sebagai cikal bakal merangseknya era grunge ke permukaan namun tak dapat dipungkiri bahwa "Ten" memiliki andil besar dalam ledakan komersial dari genre tersebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Album yang namanya diambil dari nomor punggung atlet NBA, Mookie Blaylock itu berdiri sama tinggi dengan album Nevermind-Nirvana dan Badmotofinger-Soundgarden dalam memetakan genre grunge di arena musik rock.

Berkumpulnya Jeff Ament, Stone Gossard, Mike McCready, Dave Krusen, dan Eddie Vedder walau baru satu tahun lamanya nyatanya mampu membantu mendefinisikan suara rock alternatif tahun 90-an.

Saya sendiri tak hanya menyukai konten musik yang ada dalam album itu namun semua hal yang mengiringinya termasuk cover kaset burgundinya yang fenomenal.

Betapa tidak saking ikoniknya pose hi-five dari foto disampul album tersebut membuatnya muncul di salah satu scene film gore-nya Foo Fighters, "Studio 666". Dave Grohl dengan jenakanya mengajak 5 rekan lainnya berhi-five a la Pearl Jam sesaat setelah memutuskan untuk tetap bertahan di mansion angker tesebut.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di album ini, Jeff Ament adalah orang di belakang semua citra atwork nan mengagumkan dengan Lance Mercer sebagai fotografer serta Lisa Sparagano dan Risa Zaitschek duduk sebagai desainernya.

Muatan album yang baru mencecap ketenaran setelah satu tahun rilis itu berisi 11 trek yang sangat menarik untuk disimak.

Album ini memiliki lagu instrumental berupa prolog dan epilog berjudul "Masters/Slave" sebagai pembuka dan penutup lagu. Di dalam versi kaset, trek ini tidak dihitung namun di dalam CD dimasukan sebagai satu lagu.

Prolog mengawali album sebelum "Once" sedangkan epilog menutup album setelah "Release" berkumandang.

Prolog-epilog ini diprakasai oleh produser mereka, Rick Parashar dengan tujuan memberi rasa kesinambungan konseptual yang lebih kuat bagi album ini.

"Once" yang dinamis dan menggebrak di awal menjadi tonggak penentuan nada untuk nomor-nomor setelahnya. Pearl Jam hadir dengan melodi yang menyentuh perasaan terdalam bahkan sekeras dan sekasar apapun nada-nada yang mereka hasilkan. Dan sebelas lagu dalam album ini mewakili semuanya.

Tiga single mereka yang masing-masing berjudul "Even Flow", "Alive", dan "Jeremy" merupakan tiga lagu yang tak hanya menggetarkan dan berkesan namun memberi sudut pandang dan arah musik yang kuat.

Beberapa lagu di album "Ten" dibangun dari lagu-lagu demo instrumental garapan Jeff Ament dan Stone Gossard dengan Matt Cameron sebagai drummernya dan "Even Flow" adalah salah satunya.

Sang master universal lirik, Eddie Vedder mengisi syairnya dengan kisah tentang seorang tunawisma yang diabaikan oleh masyarakat.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
"Alive" yang melodinya diciptakan oleh Stone Gossard awalnya berjudul "Dollar Short" lalu diubah menjadi "Alive" ketika Eddie Vedder mengisi liriknya yang terinspirasi dari kehidupan pribadinya yang gelap dan suram dengan permainan gitar dan ritme yang menggemparkan.

Lagu ini sebenarnya salah satu kaki dari trilogi "Momma-Son" yang Vedder tuliskan liriknya bersama "Once" dan "Footsteps".

Video musik "Alive" yang bernuansa hitam-putih dibuat dengan bajet yang sangat rendah saat mereka tengah mengadakan konser di sebuah klab bernama RKCNDY. Saya dulu kerap menonton video ini di MTV dengan aksi Eddie Vedder yang bergelantungan di lightning rig.

Nomor menggebrak selanjutnya adalah "Why Go" yang berkisah tentang seorang gadis yang harus terpenjara di sebuah rumah sakit jiwa selama dua tahun karena kegagalan orangtuanya yang tidak dapat menanganinya secara personal.

Di lagu ini Vedder ikut menyoroti tentang sebuah institusi yang bekerja sama dengan pihak asuransi dalam mengeruk dana dengan memberikan diagnosis yang salah.

Suara Vedder dalam "Why Go" penuh dengan kemarahan dan terdengar menyakitkan.

"Why Go" menghilang disambut oleh nomor balad antemik berjudul "Black". Ya, "Ten" memang terkenal dengan lagu-lagunya yang berat dan menggebrak namun ada beberapa lagu balad yang memberi sentuhan manis bak lagu puji-pujian yaitu "Black", "Oceans", dan "Release".

Saya suka saat peralihan lagu antara "Why Go" dengan "Black", dari yang menggebu langsung melambat. Lagu tentang kehilangan dan pengiklasan ini akan selalu menjadi lagu kebangsaan yang menyentuh digenapi oleh dramatisasi vokal Vedder yang aneh.

Stone Gossard yang menulis melodi awalnya memberi judul "E Ballad" sebelum diisi liriknya oleh Eddie Vedder.

Banyak kisah yang menempel di nomor selanjutnya yaitu "Jeremy". Lagu yang menyoroti tentang keputusasaan dan keterasingan itu diangkat dari kisah nyata Jeremy Delle yang bunuh diri di depan kelasnya di Sekolah Menengah Richardson, Texas, pada tanggal 8 Januari 1991 silam.

Video klip yang disutradarai oleh Mark Pellington itu berhasil menyabet 4 penghargaan di MTV Video Music Awards yaitu Video of the Year, Video Grup Terbaik, Video Metal/Hard Rock Terbaik, dan Sutradara Terbaik.

Video klip "Jeremy" akhirnya diputuskan menjadi video terakhir yang dibuat Pearl Jam kala itu karena mereka berpendapat bahwa video hanya akan mengurangi pertemuan band dengan pendengarnya secara live. 

Enam tahun kemudian, mereka baru membuat video klip lagi untuk lagu "Do The Evolution" yang berada di album "Yield" dengan bentuk animasi.

Intro lagu "Jeremy" dimainkan dengan bass 12 senarnya Jeff Ament yang diikuti dengan nada harmonik lembut dari bebunyian gitar.

Nah, saatnya meninggalkan "Jeremy" yang garang untuk melembut bersama "Oceans". Nomor yang dijadikan single keempat band yang kini menempatkan si pria kalem, Matt Cameron sebagai drummernya itu hadir dengan aroma teaterikal - psikedelik dan tampil secara akustik.

Salah satu lagu yang diciptakan Eddie Vedder di awal kariernya bersama Pearl Jam adalah "Porch". Lagu ini ditulis saat vokalis bersuara bariton itu melakukan perjalanan dari San Diego ke Seattle saat akan bertemu semua anggota band untuk pertama kalinya.

Lagu ini sangat populer di sesi live dan memiliki jeda instrumental yang lumayan panjang sehingga memberi ruang untuk Vedder melompat ke kerumunan atau bergelatungan di tiang atau apapun itu.

Lagu balad selanjutnya yang ada di album ini adalah "Garden". Ditulis saat Eddie tengah berkumpul dengan Chris Cornell dan Stone Gossard di tempat billiar ketika presiden kala itu George W. Bush berbicara di televisi tentang invasi Amerika ke Kuwait. Hal inilah yang menginspirasi Vedder dalam menulis liriknya.

Nomor "Garden" membumbung tinggi dengan sound gitar yang menghipnotis dan langsung disambut oleh "Deep".

Sesuai dengan judulnya, "Deep" terdengar sangat dalam bagi saya. Ya, lagu yang pelan di awal dan menggebrak di chorus itu memiliki nada-nada yang penuh semangat. Mike McCready dan Stone Gossard menemani lolongan Vedder dengan riff solo gitar tak beraturan yang terdengar menyenangkan.

Akhirnya album yang telah disertifikati platinum oleh R.I.A.A sebanyak 13 karena terjual lebih dari 15 juta kopi itu ditutup dengan indah oleh lagu balad yang kata salah seorang teman saya bagaikan lagu persembahan, haha.

Ya, "Release" akan selalu menjadi lagu favorit saya sepanjang masa. Nomor yang muncul sebagai lagu pembuka dan penutup dari film yang diperankan oleh Christian Bale, "Out of The Furnace" itu merupakan lagu yang emosional bagi Vedder karena bersentuhan dengan rasa sakit dan kehilangan yang ia alami.

Bagi rekan-rekannya, lagu ini pun memiliki arti yang sama dengannya karena harus merelakan kepergian Andrew Wood yang merupakan vokalis Mother Love Bone di mana Gossard dan Ament bernaung sebelumnya.

"Release" menjadi lagu penutup yang sempurna bagi album yang pada tahun 2009 lalu dirilis ulang berupa 2 CD dengan beberapa konten tambahan yang dinamai "Ten Redux."

Kini, "Ten" telah berusia 32 tahun dan di dalamnya akan selalu ada pergumulan akan keterasingan dan pemberontakan namun seperti yang tersirat oleh syair dan melodinya, secercah harapan akan selalu mencari cara untuk menyinari kegelapan yang melanda.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun