Grup yang dibentuk oleh Liam Howlett dengan line up pertama yang terdiri dari MC dan vokalis Maxim, penari dan vokalis Keith Flint, kibordis Leeroy Thornhill serta penari/vokalis Sharky itu di kemudian hari hanya dikenal sebagai trio Howlett, Maxim, dan Keith.
Secara teknis, awalnya Prodigy bukanlah berbentuk sebuah band karena kala itu hanya Howlett lah yang menandatangani kontrak awal rekaman mereka.
Album "Fat The Land" menjadi album yang membuat nama band yang pertunjukkan pertamanya dihadiri 20 penonton saja itu lebih dikenal secara mainstream. Â
"Fat The Land" menjadi album yang dapat memecahkan rekor penjualan tercepat sepanjang masa, terjual sebanyak lebih dari 300 ribu kopi di minggu pertamanya dan pada tahun 2019 telah terjual lebih dari 10 juta kopi.
Menariknya, pada tahun perilisannya, 10 lagu yang ada di album tersebut dapat nangkring dengan ciamik di Top 100 Inggris.
Video "Firestater" menjadi tonggak keberhasilan mereka di mana Keith langsung menjadi ikon musik elektronik dengan aura bintang yang memancar dari dirinya.
Di tahun 90-an, tak ada yang namanya festival besar yang didedikasikan untuk jenis musik ini. Â Para penggiatnya mengendap-endap di bawah tanah maka tak seorang pun yang mengira bahwa musik ini akan menjadi industri yang bernilai jutaan euro dan Prodigy memiliki kontribusi yang sangat besar akan hal tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa Keith merupakan salah satu elemen penting dalam grupnya, hal ini dapat dibuktikan pada album mereka yang bertajuk "Always Outnumbered, Never Outgunned."
Di album ini tak ada hiasan vokal Keith membuatnya menjadi album yang memiliki angka penjualannya di bawah album lainnya.
Band yang kini menyisakan 2 personilnya ini mampu menciptakan jembatan bagi musik elektronik, dance,techno, punk, grunge, gothic, dan metal. Â Banyak band-band rock ikut serta membawakan lagu "Smack My B*tch Up" dan "Voodoo People." Â
Saya sendiri menyukai nomor-nomor di album "Fat The Land" seperti "Firestater", "Smack My B*tch Up, dan tentu saja "Breathe."