Dilansir dari Billboard, menurut Jeff Ament, sikap anti video ini adalah hasil dari pertemuan dengan Mark Eitzel, pimpinan klab musik Amerika yang mengatakan bahwa video "Jeremy" telah merusak visi yang terkandung dalam liriknya.
Kala itu band yang berdiri tahun 1990 di bawah nama Mookie Blaylock ini pun merasa dimusuhi oleh Epic Records. Ya, perusahaan rekaman ini memiliki permintaan agar Vedder meninggikan vokalnya yang langsung ditolak mentah-mentah oleh band.
Keberadaan Dave Abbruzzese, drummer yang direkomendasikan Matt Chamberlain merupakan tantangan tersendiri. Abbruzzese belum apa-apa telah berlagak bagai rockstar dan itu tidak disukai Vedder dan teman-temannya.
Eddie Vedder murka ketika tahu bahwa drummer yang tidak ikut dilantik oleh "Rock and Roll Hall of Fame" itu membeli dua senjata yang di kemudian waktu ia akui hanya berupa senapan angin.
Kemarahan Vedder tak mereda dan ia tuangkan pada lagu "Glorified G." Lagu ini bernuansa country, funk, dan rock yang kental.
Setidak-puguhnya kelakuan Abbruzzese, harus diakui bahwa dia adalah drummer hebat yang memberi kontribusi penting pada album ini, salah satunya pada nomor "Go."Â
Lagu yang awalnya hasil utak-atik dari gitar akustik menjadi komposisi dengan hentakan-hentakan drum yang menyenangkan yang bergairah tanpa henti sampai akhir.
"Daughter" merupakan lagu akustik yang berkisah tentang seorang gadis yang mengalami kesulitan belajar namun dianggap pembangkang dan akhirnya dianiaya oleh orang tuanya.
Nomor ini langsung melesat menjadi hit dan menduduki peringkat #1 tangga lagu Mainstream Rock Billboard selama delapan minggu berturut-turut serta menjadi single Top 40 pertama di tangga lagu Pop.
"Dissident" dan "Eldery Woman Behind The Counter In A Small Town" merupakan dua lagu pelan yang memiliki kelebihannya masing-masing.Â
"Dissident" memiliki melodi gitar yang menawan, lambat tapi kuat. Akan halnya "Eldery Woman Behind The Counter in a Small Town", bernuansa melow dan berkisah tentang seorang wanita yang tidak pernah meninggalkan kampung halamannya.