Bagaimana Nasib Janda Bolong Kini?

Salah satu tanaman yang kerap dikomentari oleh orang-orang yang bertamu ke rumah adalah janda bolong.  Ya, setelah komen sana-sini, ujung-ujungnya ada yang minta, ada juga yang maksa beli, heuheu.  

Tanaman yang berasal dari pemberian tetangga jauh itu awalnya hanya satu dan kecil.  Saat itu janda bolong sedang hot-hotnya di pasaran tapi sang tetangga jauh itu belum nyadar, haha.

Di rumah sang tetangga jauh,  tanaman bergenus monstera itu lumayan banyak jumlahnya, begerumbul indah memesona

FYI, yang menanam janda bolong di rumah bukan saya tapi kakak saya.  Ya, saya mah gak suka tanam-menanam tumbuhan apalagi menanam jagung di kebun kita, biarlah si bulik saja yang melakukannya di Ponorogo sana, ahahaha.

Penamaan janda bolong sendiri kabarnya disematkan oleh masyarakat Jawa.  Dilansir dari momsmoney.id, dalam bahasa Jawa, tanaman ini disebut ron phodo bolong yang bermakna daun pada bolong.  Nah, saat diucapkan cepat terdengar menjadi rondho bolong alias janda bolong.

Janda bolong dalam ruangan. | Foto: Dokumentasi Pribadi

Janda bolong atau monstera adansonii ini beberapa tahun lalu sangat populer di kalangan para penggemar tumbuh-tumbuhan.  Tanaman ini harganya bisa sampai puluhan bahkan hingga ratusan juta per satu potnya.  Satu daun bisa dihargai sampai 15 juta rupiah.

Mahalnya harga tanaman ini disebabkan adanya budaya "latah" di kalangan penghobi tanaman hias.   Hal inilah yang dimanfaatkan oleh para pialang untuk mendapatkan keuntungan.  Orang-orang kelas menengah atas lah yang sibuk beli sana-sini.  

Mereka menganggap rumahnya tidak keren bila tak ada tanaman yang termasuk ke dalam kelompok biji tertutup atau angiospermae ini.

Selain itu, peran media sosial pun tak dapat dipandang sebelah mata.  Janda bolong di saat populernya kerap menghiasi laman instagram sebagai salah satu tanaman yang dapat membuat rumah terlihat estetik dan instagramable.