Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Metal Lords" Tak Hanya tentang Musik Metal

4 Juni 2022   18:27 Diperbarui: 4 Juni 2022   22:42 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Netflix via www.metalsuck.net

Apa jadinya bila Scott Ian, Tom Morello, Kirk Hammet, dan Rob Halford berkumpul?

Alih-alih menciptakan komposisi musik metal yang dahsyat, mereka malah muncul di hadapan seorang remaja yang tengah galau dan memberinya bantuan spiritual.

Iyak, empat pentolan band metal itu ikut meramaikan sebuah film remaja karya penulis serial "Game of Thrones", D.B Weiss yang bertajuk "Metal Lords."

Empat musisi metal yang menjadi cameo di film yang disutradarai oleh Peter Sollett ini sudah tak asing lagi di kancah musik cadas dunia.

Ilustrasi : www.netflix.com
Ilustrasi : www.netflix.com
Ya, Scott Ian merupakan gitaris band thrash metal "Anthrax" yang merupakan bagian dari The Big Four of Thrash Metal, bersama dengan Metallica, Slayer, dan Megadeth.

Selain bersama Anthrax, Ian merupakan pendiri Stromtroopers of Death dan gitaris untuk band The Damned Things.

Di samping Ian, gitaris Rage Against The Machine dan Audioslave, Tom Morello pun ikut serta meramaikan film remaja ini. Selain menjadi cameo, Morello merupakan produser musik dari film yang tayang di Netflix ini.

Metallica mengirimkan Kirk Hammet untuk berakting setitik di film yang rilis bulan April silam ini. Sebelum menggantikan Dave Mustaine sebagai gitaris Metallica pada tahun 1983, Hammet merupakan pendiri band metal Exodus.

Dan bintang tamu terakhir merupakan frontman band metal paling berpengaruh tahun 70-an, sang "Metal God", Rob Halford. Vokalis Judas Priest ini menjadi sosok bijaksana yang membuat sang remaja galau sadar bahwa ia telah menemukan seseorang yang dicintainya dan tak selayaknya untuk menyia-nyiakannya.

"Metal Lords" sendiri berkisah tentang dua remaja bernama Kevin Schlieb (Jaeden Martell) dan Hunter Sylvester yang diperankan secara apik oleh Adrian Greensmith.

Hunter merupakan penggemar fanatik musik metal dengan bakat, gaya, dan pengetahuan yang dalam akan musik cadas tersebut. Pemuda berambut gondrong yang berasal dari keluarga tak lengkap ini ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang bintang metal.

Sebagai langkah awal, ia berencana mengikuti kompetisi "Battle of The Bands" yang diadakan sekolahnya. Bersama sahabatnya, Kevin, ia membentuk sebuah band beraliran post doom death metal bernama SkullF**ker, dengan Hunter sebagai gitaris merangkap vokalis dan Kevin sebagai drummernya.

Kevin dan Hunter|sumber : www.nme.com
Kevin dan Hunter|sumber : www.nme.com
Sayangnya mereka tidak memiliki seorang bassist. Kabar baiknya, ada seorang pemain cello bernama Emily (Isis Hainsworth) yang dapat menempati posisi ini.

Hunter tak serta merta setuju dengan Emily, menurutnya, seorang gadis hanya akan menodai citra dari sebuah band metal. Setelah fafifu wasweswos, akhirnya sang pemain cello yang emosinya kerap meledak-ledak bila lupa minum obat ini pun bergabung dengan duo remaja yang dianggap aneh di sekolahnya ini.

"Metal Lords" dapat dikatakan lebih dari lingkup musik metal yang berisik. Ya, film ini menunjukkan bagaimana musik dapat berdampak bagi seseorang.

Kevin yang cupu, misalnya. Sebelum menjadi drummer metal, ia bergelut dengan peralatan drum di kelompok marching band sekolah. Ia pun sedikit demi sedikit berubah setelah diberi drum double bass oleh Hunter dan mulai melatih skill drummingnya dengan lagu "Warpigs" milik Black Sabbath.

Kevin yang wajahnya mengingatkan saya kepada Harry Potter ini lama kelamaan menghayati perannya sebagai seorang drummer metal, gayanya pun mengalami penyesuaian, eh.

Adegan ini secara sempurna menggambarkan sebuah proses yang dilalui banyak orang di komunitas metal. Ketika seseorang telah terjun ke dalamnya, maka ia akan terhisap oleh musik ini dan akhirnya berdampak di kehidupannya.

Kevin yang awalnya sosok pemalu dan non-konfrontatif ini secara perlahan mendapatkan kepedeannya melalui keterampilan bermain drumnya.

Akan halnya Hunter menjadikan musik metal sebagai pelampiasan kemarahan pada ayahnya dan dunia. Inilah yang membuat metal menjadi sebuah kantong aman bagi orang-orang yang tengah melalui masalah dalam hidupnya dan ingin menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.

Sebagai penyuka film remaja, saya sangat terhibur dengan film di mana Ramin Djawadi mengerjakan scoringnya walaupun plotnya gampang ditebak ala film-film remaja kebanyakan.

Film yang di dalamnya ada nomor-nomor menarik dari band metal seperti Black Sabbath, Metallica, Iron Maiden, Judas Priest, Mastodon, Avenged Sevenfold, Guns N' Roses, Ozzy Osbourne, Zeal and Ardor, dan Pantera ini dihiasi pula dengan lagu yang diciptakan khusus oleh Tom Morello bertajuk "Machinery of Torment."

Film ini memberi banyak penghormatan kepada para seniman dan budaya musik metal. Selain band-band yang telah disebutkan di atas, "Metal Lords" juga mendapat rujukan dari band-band metal seperti FEAR, Celtic Frost, dan Meshugah. Selain itu sastra dan budaya aneh musik metal ikut tergambar di film ini.

Jangan berharap banyak film ini membedah musik metal sampai akar-akarnya karena "Metal Lords" hanyalah sebuah film komedi remaja yang berkisah tentang sebuah ikatan persahabatan, perjuangan, kerja keras, komitmen, dan musik yang menyenangkan sebagai bagian dari tumbuh menjadi dewasa.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun