Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Rock Star", Film Jadul yang Tetap Nge-Rock and Roll hingga Kini

3 Februari 2022   13:30 Diperbarui: 3 Februari 2022   14:32 3166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali mantengin aksi Bruce Dickinson di youtube, selalu membuat saya terpesona. Bruce Dickinson adalah salah satu vokalis yang saya sukai warna suaranya. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, frontman Iron Maiden ini sanggup membawakan lagu "Tears of Dragon" secara live dengan sempurna.

Vokalis rock jadul memang mempunyai ciri khas tersendiri diantaranya mereka mempunyai vokal yang jernih dengan jangkauan nada-nada tinggi yang memukau. Sebut saja frontman Steelheart, Miljenko Matijevic, Joey Tempest-nya Europe, si cantik Sebastian Bach dari Skidrow, sampai Jeff Scott Soto, vokalisnya sang dewa gitar Yngwie Malmsteen.

Para rocker jadul ini sangat memperhatikan performa mereka baik dari suara, gaya panggung, sampai cara berpakaian. Dengan rambut panjang tergerai, celana kulit atau jeans yang aduhai sampai make up wajah ala Marylin Manson atau personil Kiss yang walaupun lebay namun membuat mereka terlihat"wah" di atas stage kala itu.

Salah satu yang khas dari para band rock/metal tahun 80-an adalah lilitan swal bermotif yang melambai-lambai di stand mic sang vokalis.  Ini fungsinya buat apa ya?  

Tahun 80-an adalah tahun dimana heavy metal, glam metal (hair metal), dan hard rock sedang merajalela sebelum akhirnya dilibas oleh musik alternatif rock khususnya grunge di tahun 90-an.

Bila berbicara tentang dunia rock era 80-an, saya jadi teringat dengan salah satu film yang rilis tahun 2001 silam, berjudul "Rock Star."  Dah lama ya filmya, tapi tetap ngerock and ngeroll sih bila ditonton lagi, heuheu.  Iyalah, rock and roll mah gak da matinya.

"Rock Star" menceritakan tentang seorang pekerja reparasi mesin fotokopi di siang hari dan rocker di malam hari yang berkarir dari bawah sebagai anggota band coveran (lebih suka menyebut dirinya band tributan) sampai akhirnya ia direkrut menjadi vokalis pengganti sebuah band heavy metal papan atas yang bernama Steel Dragon.

Mark Walhberg yang berperan sebagai Chris Cole alias Izzy (siapanya Stradlin, yak?) dalam film yang banyak melibatkan musisi rock terkenal ini terlihat benar-benar ngerock padahal Walhberg sendiri adalah mantan penyanyi rap dan hiphop yang tergabung dalam grup Marky Mark and The Funky Bunch.

Tak ayal, sebelum film ini dibuat, Wahlberg pun harus banyak berguru kepada para musisi heavy metal, termasuk pentolan Motley Crue, Vince Neil.

Walhberg tidak menyanyi di film maupun dalam soundtracknya karena yang mengisi suaranya saat bernyanyi adalah Miljenko Matijevic.

Dikisahkan, sekitar pertengahan tahun 80-an, tersebutlah sebuah band bernama Blood Pollution dengan vokalisnya yang charming bernama Chris "Izzy" Cole.  Band ini kerap mengcover lagu-lagu dari band favorit mereka Steel Dragon.

Tak hanya musiknya,  semua hal tentang band idola mereka tersebut ditiru dalam setiap aksi panggung Blood Pollution.  Nah, karena adanya perselisihan faham dengan salah satu temannya, Chris akhirnya keluar dari bandnya itu.

Tak disangka, aksi panggung Chris dilirik oleh gitaris Steel Dragon, Kirk Cuddy, yang mendapatkan rekomendasi dari dua orang groupies berupa sebuah rekaman video dari salah satu penampilan Blood Pollution.

Steel Dragon yang kebetulan baru saja memecat vokalisnya, Bobby Beers, langsung membuka peluang audisi untuk Chris. Dapat di tebak, Chris akhirnya menjadi vokalis baru band heavy metal tersebut.

Stage demi stage ditapaki Chris dengan gemilang, tur demi tur ia jalani dengan tak gentar. Seiring dengan kesibukannya dengan band barunya itu, gaya hidupnya pun ikut berubah total. Dan hal inilah yang membuat kekasihnya Emily yang diperankan oleh Jennifer Aniston meninggalkannya.

Jennifer Aniston dan Mark Walhberg | Sumber : Rolling Stone
Jennifer Aniston dan Mark Walhberg | Sumber : Rolling Stone
Salah satu alasan yang sering mengemuka ketika seorang anggota band keluar dari bandnya adalah karena adanya perselisihan faham tentang konsep bermusik. Dan itulah yang terjadi pada Chris.

Ya, konsep musik untuk album baru yang ia sodorkan ditolak mentah-mentah oleh rekan-rekannya di Steel Dragon dengan alasan bahwa konten musik mereka harus di sesuaikan dengan selera pasar.

Mereka pun menekankan bahwa Chris direkrut hanya karena suara dan stage act-nya bukan karena isi kepalanya. Pembicaraan Chris dengan manajer turnya yang bernama Mats, semakin membuat Chris berpikir ulang tentang hidup yang dijalaninya saat itu. Lalu Chris pun sadar bahwa ini semua bukanlah apa yang ia inginkan selama ini.

Saat konser terakhirnya bersama Steel Dragon, di pertengahan lagu, Chris menyerahkan mic-nya kepada fans fanatik Steel Dragon bernama Thor -diperankan oleh vokalis Alter Bridge, Myles Kennedy yang tengah dilanda histeria ketika menonton konser mereka. Fans itu mengingatkan Chris kepada dirinya sendiri saat ia masih belum menjadi siapa-siapa.

Selain Kennedy, Slash pun terlihat menjadi cameo di film ini.  Frontman Third Eye Blind, Stephan Jenkins pun melakukan debut aktingnya dengan berperan sebagai Bradley, personil band Black Babylon yang menggantikan posisi Chris di Blood Pollution.

Ada dua pesan moral dalam film yang ceritanya diambil dari kisah nyatanya Tim "Ripper" Owens, vokalis pengganti Rob Halford di Judas Priest yaitu dengan bekerja keras apa pun yang kita impikan bisa menjadi kenyataan serta tetaplah menjadi diri sendiri karena kegagalan di saat kita menjadi diri sendiri lebih indah dibandingkan kesuksesan yang didapat dengan menjadi seorang poser atau peniru.

Bagi para penyuka musik rock, film ini layak tonton karena di samping menyuguhkan akting Wahlberg yang memikat dengan para pemeran yang sebagian besar adalah musisi sungguhan, di film ini dan di album soundtracknya kita juga dapat menemukan lagu-lagu milik band dan solois terkenal pada jamannya seperti Bon Jovi, AC/DC, Def Leppard, Sammy Hagar, INXS, Kiss, The Verve Pipe, dan tentu saja Steelheart.

Film yang memunculkan Zakk Wylde (Black Label Society), Jeff Pilson (Dokken), Blas Elias (Slaughter), dan Jason Bonham (Foreigner) ini, adalah film yang gak banyak faktor "J" nya alias Jijik, tidak seperti Rock of Ages-nya Tom Cruise.

Stephen Harek sebagai sutradara, mampu membawa penontonnya berkelana kembali ke masa-masa kejayaan heavy/glam metal beberapa tahun silam.  Meskipun ada sedikit hal-hal kecil yang tidak sesuai dengan settingan tahunnya atau percakapan yang tak sinkron, tapi semua itu tidak mempengaruhi alur cerita film yang meraih predikat box office tersebut.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun