Di akhir tahun ini mamak zonk, banyak harga barang yang naik tanpa bisik-bisik tetangga dulu. Â Sebagai penyedia food service skala mini, mamak pun gulung tikar buat sementara waktu. Tikarnya mau dibuat acara tahun baruan soalnya, heuheu.
Mendengar cabe rawit yang naik sampai 160 ribu perkilo aja sudah membuat mata mamak berkunang-kunang apalagi ditambah menerima kenyataan harga elpiji 12 kg naik lagi.
Duh kayak lagu aja, Â naik-naik ke puncak gunung terus, ga da turun-turunnya.
Elpiji ini sangat krusial keberadaannya di rumah mamak, semua aktivitas yang menggunakan api sangat tergantung kepada elpiji bahkan untuk menyalakan rokok para tamu yang gak bawa korek.
Kurang asyem ya mamak, tamu mau merokok bukannya disediain korek malah diajak ke dapur, head to head dengan kompor.
Elpiji 12 kg sudah mamak gunakan sepanjang karir mamak uplek di dapur. Waktu zaman kuda gigit sepatunya sendiri, harganya masih 76 ribu, terus naik, naik lagi, naik teruuussss.
Elpiji nonsubsidi ini harganya dah kayak Ksatria Baja Hitam, sering berubah tapi bukan untuk menumpas kejahatan tapi malah menaikkan angka angkara murka mamak-mamak seantero negara Zamrud Khatulistiwa.
Tadinya mamak belum tahu kalau elpiji naik lagi, lha wong masih punya stok. Tapi beberapa hari lalu, Â teman mamak yang merupakan agen elpiji lah yang memberi tahu.
Teman mamak yang berdomisili di Jakarta ini mengsedih karena bingung mau menjual sang elpiji nonsubsidi ini kepada para pelanggannya. Lha iya dari sumbernya sudah 170 ribu, begitu ungkapnya. Â
Jadi dia pun akhirnya menjogrokan tabung-tabung  elpiji tersebut begitu saja, entah sampai kapan.  Ya, mudah-mudahan gak sampai Timnas Indonesia jadi juara AFF Esemka aja, eh.
Mamak sendiri beli elpiji langsung ke Limas Raga Inti, terakhir beli masih 145 ribu, entah sekarang belum dicobain soalnya.
Kata Pertamina, harga elpiji nonsubsisi harus dilakukan adjusment karena Contract Price Aramco (CPA) elpiji sudah naik secara terus-menerus sepanjang tahun ini.
Laaah, mamak mah gak mudeng dengan CPA versi Pertamina, mudengnya CPA yang singkatan dari Cari Perhatian Ajaaaaaa.
Tadi mamak baca Kompas, Â sebelum adanya kenaikan, Â harga elpiji di Indonesia ini perkilonya Rp. 11.500 dan katanya lebih kompetitif dibanding Vietnam yang ada di Rp. 23.000/kg Filipina di Rp. 26.000/kg dan Singapura Rp. 31.000/kg. Â
Oleh karena itu diperlukan penyesuaian agar adanya persamaan. Entah persamaaan linier atau kuadrat, suka-suka pemangku kekuasaan aja deh. Mamak kan hanya remahan rengginang, gosong lagi.
Pertinyiinyinya, kenapa musti nyama-nyamain sih? Mamak-mamak tuh gak suka disama-samain tauuuu, apalagi dibanding-bandingin pake pepatah rumput tetangga lebih hijau lagi. Ya situ miara embek rumputnya harus hijau, kalau warna-warni kan jatuhnya kayak pelangi di mata mu.
Nah, setelah mamak melakukan kontemplasi berkali-kali akhirnya mamak menemukan secercah cahaya. Kalo kata Melissa Manchester mah "That even in a storm, we'll find some light."
Mamak gak boleh marah-marah karena harga-harga mengalami kenaikan eh penyesuaian. Harus selalu tenang pakai jurus "Whoooshaaah" nya Martin Lawrence di film "Bad Boys." Â Mamak juga harus berdamai dengan semuanya, gak boleh terus-menerus menyangkal.
Apa yang Babang Eddie Vedder bilang benar, "The sorrow grows bigger when the sorrow's denied." Â Ini nyambung gak sih? Sambungin aja lah pake tali jemuran.
Maka dari itu, mulai hari ini mamak memutuskan untuk lebih menghemat gas!!!
Heroik bener yak, dah kayak yel-yel mau ke medan perang make tanda seru tiga segala.
Caranya?
1. Mamak bakal bersihin kompor terus-menerus sampai kinclong, glowing, buricak-burinong. Pokoknya jangan sampai tungkunya dipenuhi deposit karbon yang membuat nyala api jadi merah atau oranye. Selain bikin penampakan pantat panci atau wajan menghitam, nyala api merah oranye tersebut bikin boros gas.
2. Â Mamak pun bakal meriksa selang, burner, dan regulator gas dengan saksama, siapa tau ada kebocoran. Mamak gak mau, seperangkat kompor gas ngiri dengan genteng yang rawan bocor. Â Gas bocor ini, selain bikin gas terbuang sia-sia, bisa bikin bahaya juga. Oh iya, kalo bepergian dengan waktu lama, jangan lupa copot regulatornya, takutnya ada yang bochor ...bochor ...gitu.
3. Â Masak dengan panci presto. Ya, bagian ini mah sudah mamak lakuin sejak zaman megalitikum. Memasak dengan panci presto itu gak butuh waktu lama, hasilnya pun memuaskan. Empuk dalam waktu sekejap. Panci favorit mamak banget ini mah, bisa masak daging-dagingan, sayur, ketupat, nasi sampai bubur.
4. Â Gunakan alat memasak yang besarnya sesuai dengan banyaknya bahan yang dimasak. Â Dulu, mamak sering melakukan hal mubazir. Bikin telor ceplok satu pake wajan segede alahium gambreng. Jangan ya, karena semakin besar alat masak, semakin besar pula kebutuhan gasnya. Tekor sodara!
5.30.7 yang hemat gas. Â Ya, metode masak yang diciptakan oleh Fah Umi Yasmin ini bisa diaplikasikan saat merebus daging atau pun kacang-kacangan yang biasanya memakan waktu lama. Mamak suka dengan metode ini, terbekatilah yang menemukannya.
5. Â Pakailah metode memasak6. Â Mamak akan memasak dengan perlengkapan masak berbahan stainless steel yang mana cuma punya dua biji, haha. Â Inget, stainless steel yak bukan Man of Steel, itu mah Superman, heuheu. Bahan stainless steel ini merupakan logam penghantar panas yang baik, jadi masakan akan cepat matang.
Nah, bila ingin lebih-lebih menghemat gas lagi, memasaklah dengan kompor listrik atau peralatan listrik lainnya. Â Dijamin hemat gas pakai banget bahkan gak kan habis-habis, tapi harus lapang dada karena niscaya tagihan listrik mamak-mamak sekalian bakalan menggembung bagai Mrs.Puff yang tengah murka karena ulah Sponge Bob.
Akhirnya, kenaikan harga elpiji nonsubsidi ini membuat mamak hanya bisa berkata "Semangat, Ganbatte, Hwaiting!!!!"
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H