Mamak sendiri beli elpiji langsung ke Limas Raga Inti, terakhir beli masih 145 ribu, entah sekarang belum dicobain soalnya.
Kata Pertamina, harga elpiji nonsubsisi harus dilakukan adjusment karena Contract Price Aramco (CPA) elpiji sudah naik secara terus-menerus sepanjang tahun ini.
Laaah, mamak mah gak mudeng dengan CPA versi Pertamina, mudengnya CPA yang singkatan dari Cari Perhatian Ajaaaaaa.
Tadi mamak baca Kompas, Â sebelum adanya kenaikan, Â harga elpiji di Indonesia ini perkilonya Rp. 11.500 dan katanya lebih kompetitif dibanding Vietnam yang ada di Rp. 23.000/kg Filipina di Rp. 26.000/kg dan Singapura Rp. 31.000/kg. Â
Oleh karena itu diperlukan penyesuaian agar adanya persamaan. Entah persamaaan linier atau kuadrat, suka-suka pemangku kekuasaan aja deh. Mamak kan hanya remahan rengginang, gosong lagi.
Pertinyiinyinya, kenapa musti nyama-nyamain sih? Mamak-mamak tuh gak suka disama-samain tauuuu, apalagi dibanding-bandingin pake pepatah rumput tetangga lebih hijau lagi. Ya situ miara embek rumputnya harus hijau, kalau warna-warni kan jatuhnya kayak pelangi di mata mu.
Nah, setelah mamak melakukan kontemplasi berkali-kali akhirnya mamak menemukan secercah cahaya. Kalo kata Melissa Manchester mah "That even in a storm, we'll find some light."
Mamak gak boleh marah-marah karena harga-harga mengalami kenaikan eh penyesuaian. Harus selalu tenang pakai jurus "Whoooshaaah" nya Martin Lawrence di film "Bad Boys." Â Mamak juga harus berdamai dengan semuanya, gak boleh terus-menerus menyangkal.
Apa yang Babang Eddie Vedder bilang benar, "The sorrow grows bigger when the sorrow's denied." Â Ini nyambung gak sih? Sambungin aja lah pake tali jemuran.
Maka dari itu, mulai hari ini mamak memutuskan untuk lebih menghemat gas!!!
Heroik bener yak, dah kayak yel-yel mau ke medan perang make tanda seru tiga segala.
Caranya?