Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Merayakan 27 Tahun "Vitalogy" Album Pearl Jam yang Lahir di Tengah Masa Krisis

8 Desember 2021   20:41 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:34 3053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pearl Jam.| Sumber: Twitter @pearljam via hai.grid.id

Desember, 27 tahun yang lalu, "Vitalogy" album ke-3 Pearl Jam rilis dalam bentuk Compact Disc (CD). Saya sendiri gak punya CD-nya, cukup kaset saja. Gak seperti Mas Widi yang kaset Collective Soul-nya dipinjem dan belum balik lagi, kaset Vitalogy saya masih aman dalam bunkernya sampai sekarang.

Ya, dulu saya membeli album yang memiliki cover berwarna sephia itu di Aquarius-Dago. Anak gaul yak, mainnya di Dago, ahahah. Toko kaset yang sekarang sudah menghilang itu merupakan syurga buat saya. Senang rasanya melihat jajaran kaset yang tertata rapi dengan nuansa warna-warni dari cover-cover album musik musisi luar pun dalam negeri.

"Vitalogy" ini unik, baik kontennya, drama dibalik pembuatannya, sampai cover kasetnya. Tak seperti umumnya kaset yang covernya memanjang lalu dilipat-lipat, cover album yang diproduseri Brendan O'Brien ini memiliki buku kecil yang memuat lirik hasil oret-oretan Eddie Vedder serta gambar unik dan teks-teks lainnya.

Album ilmu kehidupan ini lahir di masa krisis di mana Pearl Jam berada di titik terendahnya sebagai grup band. Stone Gossard ujug-ujug ingin mundur, Eddie Vedder nyaris menyerah. Mike McCready terlilit masalah penyalahgunaan alkohol, sementara sang drummer Dave Abbruzzese hengkang. Hanya Jeff Ament yang tetap tenang.

Pearl Jam- 1994|Sumber : soundvapors.com
Pearl Jam- 1994|Sumber : soundvapors.com

Hiruk-pikuk masalah masing-masing pribadi tersebut digenapi oleh pertempuran dengan Ticketmaster yang membuat Pearl Jam harus mencari alternatif sendiri untuk pementasan musik mereka.

Para anggota band kelelahan dengan tur "Vs" yang membuat komunikasi berjalan tak lancar. Mereka mewujudkan keinginan menciptakan album baru dengan hanya bertemu di studio, menulis lagu lalu langsung direkam. Ya, hampir 80% muatan "Vitalogy" ditulis 20 menit sebelum direkam. Dadakan, dah kayak tahu bulat!

Saatnya menjura untuk sang frontman, Eddie Vedder yang memimpin bandnya dengan baik sehingga dapat keluar dari permasalahan yang mendera. Ia adalah pemimpin band yang tumbuh secara bertahap dan terhormat.

Akhirnya, Mike McCready pun direhabilitasi dan Jack Irons menggantikan Abbruzzese. Album Vitalogy pun rilis berupa vinyl pada 22 November 1994 dan langsung terjual 34 ribu kopi, menyusul CD-nya yang langsung terjual sebanyak 877 ribu kopi sehingga menjadikannya album dengan penjualan tercepat kedua setelah "Vs."

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Album ini terdiri dari lagu-lagu cepat, lambat, bahkan musik tanpa kata-kata. Bagi saya, album ini memiliki banyak kenangan. Nomor-nomor di dalamnya bagaikan soundtrack kehidupan masa remaja.

Sebagai pembuka ada "Last Exit" yang langsung menyeruduk dengan suara gitar yang sedikit terdistorsi. Abbruzzese masih memainkan drumnya di lagu ini. Drummer satu ini memang tak diragukan lagi keabsahannya dalam hal menghasilkan suara-suara yang unik.

"Spin The Black Circle" merupakan nomor kedua dengan beat yang cepat dan ngepunk. Lagu ini memecahkan rekor Billboard Top 40 di peringkat 18 dan menjadi lagu yang memenangkan Grammy Awards pada tahun 1996 untuk kategori Best Hard Rock Performance.

"Not For You" merupakan lagu selanjutnya yang ditulis oleh Eddie Vedder. Di lagu ini Mike McCready menggunakan senar Rickebacker 12 pemberian Tom Petty. Nomor ini melesat dan nangkring di peringkat 12, di Radio Mainstream Rock. Bukan milikmu dan aku bebas melakukan apa saja yang kuinginkan, terdengar sangat mewakili suara hati para remaja.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Walau ada line yang sedikit gak saya mengerti, namun overall lagu ini enak didengar sampai akhir.

Lagu "Tremor Christ" menjadi salah satu lagu favorit saya di album ini. Nomor yang ditulis oleh Jeff Ament, Mike McCready, dan Eddie Vedder ini menampilkan tempo berbaris di sepanjang lagu. Vokal, bass, gitar, dan drum semuanya terdengar epik. "The smallest oceans still get big big waves," demikian dendang Vedder.

"Nothingman," walaupun tidak menjadi big hit namun semua orang pasti jatuh cinta ketika mendengarnya. Lagu ini ditulis hanya dalam waktu satu jam saja. Suara rendah Vedder di awal dan meninggi di pertengahan menjadi salah satu hal yang saya sukai.

Mari tinggalkan Vedder meraung bersama line "Burn... burn" nya yang sangat emosional untuk menyambut "Whipping" yang mendudukkan suara gitar agresif. Nada tunggal di sisi lain dan suara distorsi gitar di sisi lainnya, yap, karena mereka memiliki dua gitaris andal Stone Gossard dan Mike McCready.

"Pry, To" dan "Corduroy" menjadi dua nomor yang berdampingan. "Pry, To" selalu terasa sebagai pembuka "Corduroy". Gebukan drum Abbruzzese terdengar menyenangkan. Eh, akhirnya saya lancar jaya juga menuliskan nama belakang sang drummer berkat menulis ulasan ini, haha.

"Corduroy" menyoroti tentang korporatisasi berdasarkan pembuatan ulang jaket Corduroy coklat yang pernah dipakai oleh sang vokalis. Jaket yang ia beli seharga $12 dijual menjadi $650 saat dikenakan oleh sang rocker yang hilir-mudik di televisi. Namun apapun itu, lagu ini menjadi lagu terbaik mereka dengan sentuhan klasik.

Mau mendengar lagu Pearl Jam berhias suara arkodeon? Ada "Bugs" di sini! Tak diragukan lagi, Eddie Vedder adalah musisi jenius yang bisa memadukan alat musik apa saja dengan suara baritonnya. "Bugs" terdengar aneh dan komedi, itulah mengapa saya menyukainya.

Dalam "Satan's Bed" sesi drum diambil oleh Jimmy Shoaf, teknisinya Abbruzzese karena sang drummer tengah operasi amandel. Lagu ini berbicara tentang godaan ketenaran.

Sejak terakhir konser di tahun 1996 "Satan's Bed" tidak dibawakan dalam konser mereka dan baru pada tahun 2003 Pearl Jam memasukan kembali dalam song list konsernya dengan Vedder membuat banyak kesalahan karena gagal mengingat liriknya.

Tiba saatnya menikmati nomor favorit semua orang dalam album ini yaitu "Better Man." Lagu yang menjadi nomor #1 di Billboard Mainstream Rock Tracks Chart selama 8 minggu ini ditulis saat Eddie Vedder masih remaja.

Selanjutnya ada lagu tanpa kata-kata yang bertajuk "Aye Davanita."Ya, sebuah lagu tak harus memuat kata-kata untuk menjadi asyik didengar. Eh, sebenarnya ada sih, satu line saja yaitu "Aye Davanita."

Gelap dan suram muncul dalam nomor balad "Immortality." Ada yang menghubungkan lagu ini dengan kematian Kurt Cobain, namun Vedder sendiri mengatakan bahwa di album itu tidak ada satu pun lagu yang ditulis langsung tentang Cobain, karena ia tidak ingin mengeksploitasi kematian rekan sejawatnya itu.

"Vitalogy" ditutup oleh lagu berjudul panjang "Hey Foxymophandlemama, That's Me" yang juga dikenal dengan "Stupid Mop." Di nomor ini, drum telah diambil alih oleh Jack Irons. Suara-suara dalam lagu ini berasal dari pasien di rumah sakit jiwa, tabuhan drum Irons yang unik dan eksperimental membuat nomor ini terasa begitu menakutkan.

Hebatnya di antara semua masalah yang terjadi, "Vitalogy" dapat hadir sebagai album yang paling orisinil dan tanpa kompromi bahkan telah diganjar 5 kali sertifikat platinum oleh RIAA.

"Vitalogy" adalah tentang sebuah band yang mencoba untuk tetap bersama ketika beberapa hal di sekitarnya nyaris hancur. Saya senang dapat menikmati muatan eksperimentalnya, bahkan hingga kini.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun