Eddie Vedder menjadi satu-satunya musisi yang wajahnya pernah nempel di dinding kamar dan lembar-lembar agenda saya.Â
Ya, saya tumbuh dengan mendengarkan suara dan lagu-lagu yang ia tulis bersama bandnya, Pearl Jam.
Awal mengenal suaranya saat saya masih SMA, dalam sebuah perjalanan bersama teman-teman. Â
Kebetulan sang pemilik kendaraan merupakan penggemar Pearl Jam dan kaset yang ia mainkan adalah album kedua band asal Seattle itu yang bertajuk "Vs." Â
Yap, saat Pearl Jam merilis "Ten" saya belum mengenal mereka, album pertama Pearl Jam itu bahkan saya beli setelah khatam "Vs."
Eddie Vedder memiliki suara golden bariton, komuk ketje badai di zamannya, aksi panggung yang menakjubkan, serta kemampuan menulis lagu yang mendebarkan hati.
Semua hal-hal indah ada dalam diri Eddie Vedder. Â Ia telah menjadi frontman yang baik selama 3 dekade perjalanannya bersama Pearl Jam. Â
Kini ia menjadi satu-satunya vokalis tersisa dari empat besar band grunge setelah ditinggalkan Kurt Cobain, Layne Staley, dan Chris Cornell untuk selamanya.
Pria yang duduk diperingkat 7 dalam daftar "Best Lead Singers of All Time" versi polling pembaca majalah Rolling Stone itu sangat produktif, selain bermusik bersama grupnya, ia pun berkolaborasi dengan musisi lain dan merilis album solo.
Tahun 1995, pria yang kini berusia 56 tahun itu merilis single solo pertamanya sebagai soundtrack film "Dead Man Walking" dengan judul "Long Road." Â Dalam nomor ini, ia berkolaborasi dengan musisi Pakistan, Nusrat Fateh Ali Khan.
Enam tahun kemudian, Vedder membawakan ulang lagu milik The Beatles "You've Got to Hide Your Love Away" sebagai soundtrack film "I Am Sam" yang dibintangi oleh Sean Penn. Â
Dalam film besutan Tim Burton "Big Fish," pria pemilik nama lahir Edward Louis Severson III itu menulis lagu "Man of The Hour" untuk dibawakan bersama bandnya, Pearl Jam. Lagu ini chord-nya mudah jadi saya bisa genjrang-genjreng pakai gitar, menghibur diri dengan suara sember
Tak hanya itu, pria yang aktif dalam berbagai yayasan non-profit itu mengisi soundtrack film yang dibintangi Julia Roberts, "Eat, Pray, Love" dengan lagunya yang berjudul "Better Days."
Eddie Vedder merilis album solo pertamanya pada tahun 2007, berjudul "Into The Wild." Â Album ini berisi lagu-lagu soundtrack film dengan judul sama.Â
Filmnya sendiri merupakan kisah nyata dari seorang pemuda bernama Christopher McCandless yang menjelajahi Alaska dengan akhir tragis. Â Film besutan Sean Penn ini merupakan hasil ekranisasi buku yang ditulis oleh Jon Krakauer.
Film ini adalah kali ketiga, Vedder berkerja sama dengan mantan suami Madonna itu. Album ini dipenuhi dengan lagu-lagu bernuansa folk dengan bumbu pemanis beraroma rock 'n roll yang enak didengar seperti Society, Long Nights, Hard Sun, dan Guaranteed. Â
Album solo kedua pria yang telah 4 kali memberi pengantar penghargaan tahunan Rock and Roll Hall Of Fame untuk The Doors, Ramones, Neil Young, dan R.E.M itu berjudul "Ukulele Songs." Â Album ini rilis tahun 2011 silam dan disertifikati gold oleh Kanada karena telah terjual sebanyak lebih dari 40 ribu unit.
Ada 16 lagu yang masuk pada album yang menurut kritikus majalah Rolling Stone tidak memiliki rentang ekspresi yang luas sehingga memberi tantangan tersendiri kepada Vedder yang biasanya mendobrak segala batasan.
Namun demikian, menurut saya, dengan warna suara Vedder yang menawan, nomor-nomor seperti Longing to Belong, Without You, Sleeping by Myself, dan Can't Keep terdengar menyenangkan walaupun alat musiknya sederhana yaitu sebuah ukulele.
Nah, di tahun 2021 ini, ayah dari 2 orang putri ini menulis lagu bersama Glen Hansard untuk soundtrack film "The Flag Day" yang kembali disutradarai dan dibintangi oleh Sean Penn dengan sang putri Olivia Vedder sebagai vokalis utamanya.
Akan halnya "Earthling" menjadi album solo ke-3 yang akan rilis tanggal 11 Februari 2022 mendatang. Â
Proyek album ini diperkenalkan pada bulan September silam dengan merilis nomor "Long Way" dan "The Haves" yang rilis tanggal 18 November kemarin lengkap dengan video beserta liriknya.
Album ini diproduseri oleh pemenang penghargaan kategori "Producer of The Year" Grammy Awards, Andrew Watt yang juga merupakan penggemar Pearl Jam sepanjang masa. Â
Bersama Josh Klinghoffer, Glen Hansard, Pino Palladino, dan Chad Smith, Watt menjadi personil band solo Eddie Vedder yang melakukan debutnya di Ohana Festival beberapa waktu silam.
Bila "Long Way" menjadi lagu dengan racikan musik ala Tom Petty dengan solo gitar Klinghoffer yang berapi-api, beat-beat drum Chad Smith yang ringan, dan suara dengungan organ, maka "The Haves" merupakan nomor balad yang sangat menyentuh dengan lirik tentang hubungan pribadi serta kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat.
Eddie Vedder akan selalu menjadi kesayangan para penggemarnya. Â Suara hebatnya tak terkalahkan oleh masa, tetap stabil walau usianya telah lebih dari setengah abad. Â
Saya senang dapat mendengarkan karya-karya menawannya baik sebagai solois juga saat berada dalam bandnya, Pearl Jam.
Terima kasih kepada seorang teman yang secara tak langsung telah memperkenalkan telinga saya dengan Eddie Vedder dan Pearl Jam. You rock!
Sekian.
Referensi bacaan : rolling stone, variety, wikipedia, pitchfork, stereogum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H