Berita mengejutkan datang dari ajang AstroWorld Festival tahunan rapper kondang Travis Scott yang digelar di NRG Park, Houston, Texas, pekan lalu. Tak kurang dari 8 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka saat rapper "Goosebumps" itu tampil karena kerumunan yang tak terkendali. Â
Kekasih Kylie Jenner itu kabarnya sempat menghentikan pertunjukkan sebanyak tiga kali saat terjadi kekacauan namun ada bukti rekaman lain yang memperlihatkan ia mengabaikan peringatan keselamatan. Â
Sebelumnya, tahun 2017 silam, Travis Scott telah memiliki catatan kriminal karena menghasut para penontonnya untuk merusuh. Â Rapper bernama asli Jacques Bermon Webster II ini menghadapi tiga tuduhan pelanggaran ringan berupa prilaku tak tertib, menghasut kerusuhan, dan membahayakan keselamatan anak-anak di bawah umur.
Hal ini seakan mengamini bahwa hip-hop yang di dalamnya terdapat unsur musik rap ini memiliki catatan kekerasan tersendiri.
Budaya hip-hop memiliki reputasi buruk di mata beberapa kalangan, wabilkhusus yang terkait rap. Â Keduanya digabungkan dalam konotasi negatif berupa bahasa yang buruk, Â kejahatan, dan penggunaan narkoba. Â Namun benarkah itu?
Pada dasarnya, hip-hop sendiri merupakan gerakan budaya yang di dalamnya terdapat empat elemen dasar berupa DJing/turntablism, MCing/rapping, B-boying/breaking, dan seni visual/grafiti.
Muncul pertama kali di Bronx pada tahun 1970-an karena jeratan kemiskinan dan rasisme, Â hip-hop terus berkembang dan mengglobal yang kemudian membentuk gaya musik, mode, teknologi, seni, hiburan, bahasa, tari, pendidikan, politik, dan lainnya.
Sejak awal tahun kebangkitannya, para seniman hip-hop terkhusus rap telah menceritakan tentang kekerasan perkotaan dari berbagai sudut yang berbeda.
Tupac Shakur merupakan salah satu rapper yang akrab dengan narasi kekerasan. Â Sebelum ia berseteru dengan sesama rapper, Notorious B.I.G, Tupac telah mengeluarkan pendapatnya dalam debut single-nya "Souljah's Story" tentang kekerasan yang dilakukan orang kulit hitam karena minimnya kesejahteraan.
Tak hanya itu, musik rap pun mengambil posisi dalam politik seperti yang tercantum dalam lagu milik Public Enemy "Fight The Power" yang rilis tahun 1989 silam.Â