Ada beberapa sepatu yang ditakdirkan menjadi ikon budaya populer di dunia ini, salah satunya adalah sepatu boots Dr. Martens atau kerap disebut docmart.
Ya, sepatu ini dulu pernah membuat saya ngiler tujuh ember. Â Ingin sekali memilikinya namun apa daya bisanya beli sepatu Warrior dan sendal jepit Swallow, haha.Â
Docmart itu mahal, dulu harganya bisa sampai ratusan ribu dan gak di sembarang toko ada. Â Bandingkan dengan harga sepatu kets dalam negeri yang dibanderol seharga 35 ribu rupiah saja.
Saya sendiri mengetahui sepatu ini dari majalah Gadis. Â Iyak, gini-gini juga dulu mah langganan majalah cewek, eheheh. Bila tak salah ingat zaman itu model-model yang sering nampang adalah Bucek Depp, Cornelia Agatha, Ari Sihasale, dan Loemongga. Â Dan sesi sepatu docmart itu nongol saat para model mengenakan kostum bertema Grunge. Â
Ya, saya tahu Docmart saat aliran musik grunge naik ke permukaan pada tahun 90-an. Salah satu ikon grunge yang kerap tertangkap kamera menggunakan sepatu berbahan kulit dan sol berbantalan udara itu siapa lagi kalau bukan vokalis kesayangan, Eddie Vedder.
Nah, selama pemulihan kakinya tersebut, Dr. Martens merasa tak ada sepatu yang enak dipakai, oleh karena itu dengan heroiknya, sang dokter berusia 25 tahun itu membuat sepatunya sendiri dengan material sol berbantalan udara. Â
Dari membuat sepatu untuk keperluan pribadi, ia pun terpikir untuk memperkenalkan kepada khalayak luas. Â Nah, dengan bermodalkan sepatu tentara terakhirnya dan sebuah jarum, ia pun membuat prototipe sepatu dan menyerahkannya kepada seorang teman lamanya yang seorang insinyur mesin, Dr. Herbert Funck.
Bisnis mereka pun mulai dikembangkan sampai luar negeri dengan memperkenalkannya melalui majalah-majalah di seluruh Eropa. Â Beruntungnya, iklan mereka dilihat oleh Bill Griggs, pengusaha sepatu di Northamptonshire yang di kemudian hari membeli hak paten mereka untuk memproduksi sepatu boots kerja.