Sepatu yang tidak tertandingi dalam hal kualitas, pengerjaan, bahan, inovasi, kinerja, dan gaya
ini tak hanya bermain di ranah bola basket namun telah menjadi bagian dari tren sneakers dunia bahkan hingga kini. Â
Para sneakerhead tak ragu untuk mengantri demi mendapatkan Air Jordan keluaran terbaru. Sepatu AJ pun menjelma menjadi barang yang sangat dicari walau sedikitnya terkait dengan praktik kejahatan berupa penyerangan, perampokan, bahkan pembunuhan.
Ya, seorang siswa sekolah menengah berusia 15 tahun bernama Michael Eugene Thomas tewas dicekik oleh temannya pada tahun 1989, gara-gara AJ. Â Seorang kepala sekolah di Detroit membuat larangan dalam hal berpakaian, termasuk sneakers AJ karena telah menimbulkan tindak kekerasan berupa pemukulan, penyerangan, perampokan, dan penembakan.Â
Pada tahun 2005, dua pria di Chicago tega membunuh remaja berusia 17 tahun demi sepasang sepatu Air Jordan. Â Akan halnya tahun 2012, di New Jersey, dua remaja dirampok dan ditembak sesaat setelah mereka mendapatkan Air Jordan 11.
Namun apapun yang terjadi, Air Jordan terus berevolusi dengan merilis edisi bernomor setiap tahunnya dan kini sudah memasuki nomor 36 yang diperuntukan bagi pemain basket asal Slovenia, Luka Doncic. Selain Doncic, Jayson Tatum dan Rui Hachimura pun memiliki edisi player exclusive dari Jordan 36 ini.
Sepatu basket atau sneakers Air Jordan adalah kombinasi sempurna antara produk berkualitas, pemasaran, dan endorsement atlet yang telah menjadi simbol status anak muda tahun 80-90an dan masih menjadi gaya jalanan hingga kini. Â Jordan berhasil menjadikan sneakers sebagai bagian dari budaya pop dan industri mode global. Â
Sekian.
Referensi bacaan : businessinsider, lofficielusa, cnnstyle, marieclaire, detik, kompas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H